1. Moridal Village

3.9K 343 45
                                    

Di saat semua orang terlelap, Taiga Mingyu menunggangi kuda putihnya ke arah luar istana melalui gerbang belakang. Dia sudah meminta pada Seokmin untuk "meracuni" penjaga gerbang di sana agar tidak ada yang melihatnya pergi. Senyum di wajahnya merekah, jantungnya berdebar, merasa tidak sabar untuk bertemu warganya setelah sekian lama.

Mingyu tidak merasa kesepian meskipun hari sudah malam. Sesekali dia menatap bulan yang menjadi satu-satunya pencahayaan di perjalanannya ini. Sesekali dia menoleh ke belakang, memastikan Seokmin dan kudanya tepat berada di belakangnya. Dan sesekali dia mengajak Rex—kudanya—berbicara.

Merasa sudah cukup jauh dari istana, Seokmin menyarankan untuk beristirahat di desa terdekat. Dia merasa lapar karena Mingyu tidak memberinya waktu untuk bersiap-siap, belum lagi ia merasa kasihan dengan kudanya.

"Apa kau pernah ke sini sebelumnya?" Tanya Seokmin pada Mingyu, sementara matanya memindai sekeliling, merasa sedikit takut karena suasana desa yang begitu sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kau pernah ke sini sebelumnya?" Tanya Seokmin pada Mingyu, sementara matanya memindai sekeliling, merasa sedikit takut karena suasana desa yang begitu sepi.

"Aku bahkan tidak tahu ini di mana. Kau juga tahu aku selalu melewati gerbang utama dan kota-kota, bukan desa kecil seperti ini."

"Bagaimana kalau ini desa yang ditinggalkan?"

"Kau tidak lihat semua lampu rumah menyala? Lagipula ini sudah tengah malam, wajar saja suasananya begitu mencekamkan seperti ini."

"Di mana kita bisa mencari rumah makan?"

"Kenapa bertanya padaku? Dan juga.. kenapa aku berjalan di belakangmu?"

Seokmin menoleh ke belakang. "Ah." Dia memperlambat laju kudanya hingga kini ia kembali berada di belakang Mingyu. Lalu dia melihat ke samping di mana air sungai mengalir. Hingga matanya menangkap sosok yang berjongkok di seberang sungai sembari memegang lentera. "Oh!"

"Apa? Kenapa?" Mingyu melihat sekeliling, terkejut.

"Di sana.." Seokmin menghentikan langkah kudanya dan menunjuk ke arah seberang.

Mingyu ikut berhenti dan melihat ke arah yang dimaksud. "Ouh.. kenapa dia berdiri di sana?" Mingyu bergidik saat melihat orang itu.

"Coba tanyakan padanya."

"Kau menyuruhku?"

"Tidak." Seokmin pun mencoba untuk melambaikan tangannya, barangkali seseorang di seberang sana bisa melihat mereka.

"Panggil dia." Titah Mingyu.

"Kau menyuruhku berteriak?"

"Dia tidak melihatmu, jadi berteriaklah."

Seokmin menghela napasnya. "Hey! Kau yang di sana!"

Sekali panggilan berhasil, orang itu melihat ke arah mereka. Kemudian orang itu terlihat turun dan menyeberangi sungai yang ternyata cukup dangkal itu. Semakin dekat, mereka bisa mengenali bahwa orang itu adalah seorang pria muda. Ada lentera dan sebuah keranjang di kedua tangannya.

The King's Bride [⏹️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang