• Confess? •

87 7 0
                                    

HAPPY READING!
-

"Loh, kok berenti? Motor lo keabisan bensin Gal?" tanya Vina seraya turun dari motor Gala.

Gala diam, masa iya motor sebagus ini kehabisan bensin, malu dong.

"Gak,"

"Terus kenapa berenti?" Vina memeluk tubuhnya sendiri ketika angin malam menusuk kulitnya.

Menarik nafas panjang, lalu menghembuskan secara perlahan. Gala berdiri tegak dihadapan Vina yang memandang bingung cowok itu.

"Gue suka sama lo, Vin. Jangan tanya alasannya ataupun dari kapannya, karena gue sendiri juga gak tau." ungkap Gala. "Lo mau jadi pacar gue gak? Kalau gak mau juga gak masalah," sambung Gala enteng.

Vina mengucek kedua matanya yang tiba-tiba terasa gatal minta dikucek-kucek. Gala gak lagi ngeprank kan?

"Lo seriusan nembak gue ditempat kayak gini?" tanya Vina memastikan.

"Kenapa? Ada yang salah?" Gala menaikan sebelah alisnya.

"Y-ya ada lah. Masa nembak cewek ditempat kayak gini sih? Berasa lagi uji nyali anjir," Vina memperhatikan sekitarnya yang sepi dan sedikit gelap karena kurangnya cahaya lampu. Kok serem ya?

"Tadinya gue mau nembak lo diacara ulang tahun nyokap gue, tapi acaranya minggu depan, kelamaan." jujur Gala.

"Lo serius suka sama gue?" Vina menatap kearah lain, tidak ingin menatap wajah Gala yang kelewat ganteng.

"Iya,"

"Kok bisa? Padahal gue jelek, pendek, gak pinter-pinter amat, agak malu-maluin lagi. Gak ada yang bisa dibanggain lah intinya," cerocos Vina.

Puk.

Gala menepuk pelan puncak kepala Vina membuat perempuan itu terdiam kaku.

"Ngaco. Lo itu cantik, pinter, gak bikin malu. Tapi emang pendek sih," kata Gala tanpa dosa.

Vina menghempas kuat tangan Gala yang menepuk-nepuk kepalanya.

"Lo mau gue timpuk?!" Vina melotot kan matanya.

Gala berdehem pelan, "Walaupun pendek, lo keliatan imut kok dimata gue."

Vina mencoba menutupi salah tingkahnya dengan cara merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan karena angin.

"Serius Vin. Lo mau jadi pacar gue gak?"

"Menurut lo?" Vina sengaja bertingkah menyebalkan untuk membuat Gala kesal. Wajah kesal Gala itu sangat menggemaskan tau.

"Menurut gue, lo mau."

"Anjir, percaya diri amat lo." cibir Vina. "Ini pasti prank kan? Kamera mana kamera?"

"Ini bukan prank, ini beneran, Vina." Gala mencoba sabar.

"Hah? Serius? Gue kira ini cuman prank,"

"Ck. Tinggal jawab doang,"

"Jujur, gue rada gak percaya sama lo yang suka sama gue. Cowok secakep lo, setajir lo, suka sama gue? Mustahil, bro." Vina ingin percaya, tapi logikanya menyuruhnya untuk sadar diri. Siapa dia, dan siapa Gala.

"Gak ada yang mustahil,"

"Tapi Gal, gue ngerasa gak pantes jadi pacar lo," cicit Vina.

"Yang nentuin pantes gak pantesnya itu gue Vin, bukan lo. Kalau gue milih lo, berarti lo pantes buat jadi pacar gue." kata Gala penuh penekanan. "Dan pilihan lo cuman dua, terima gue, atau tolak gue."

Gavin: Gala × Vina (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang