Tikus kecil berwarna putih itu terus saja berjalan tanpa arah dengan membawa tas kecil di punggungnya. Ia kelaparan, sejak semalam ia tidak memasukkan sedikit makanan pun kedalam perutnya.
Si tikus kecil yang tidak bisa menahan lagi rasa laparnya, akhirnya memasukki sebuah rumah bersamaan dengan seseorang yang membuka pintu hendak bertamu.
Berhasil ikut masuk, si tikus putih berlari ke dapur mencari makanan, hidungnya mengendus, berkeliling dapur, namun tidak menemukan satu pun makanan yang bisa ia santap. Ingin membuka kulkas ia tidak bisa. Bagaimana cara membukanya, kalo tangan kecilnya tidak kuat untuk menarik pintu kulkas?
Dia berkeliling lagi, naik ke lantai atas. Si tikus mencium bau makanan di salah satu ruangan yang beruntung tidak ditutup rapat, jadi ia masih bisa masuk ke dalamnya.
Si pemilik kamar, Felix tak sengaja melihat makhluk kecil berwarna putih lari cepat ke bawah kursi yang ia duduki, membuatnya terkejut.
"AAAAAAAAAA TIKUSSS", teriaknya sambil berlari kesana kemari, menghindari sang tikus yang juga berlari. Mereka sama-sama panik.
"KAK FELIX TENANG DULU", Jeongin berdiri menenangkan Felix yang tidak mau diam.
Jeongin malah jadi bingung melihat teman dan tikus putih itu berlari memutari kamar. Kenapa tikus kecil itu mengikuti Felix berlari? Bukannya bersembunyi.
"CIIIIIITTTTT", jeritan si tikus yang memenuhi ruangan.
Jeongin panik, "KAKI TIKUSNYA KE INJEK KAK"
"AAAAAAAAAAAAA...."
Felix melompat ke kasur miliknya, melihat Jeongin yang menghampiri tikus putih yang kesakitan.
"Je, lo bisa bawa pergi tikus itu nggak? gue takut. Eh, itu nggak apa-apa kan? gue nggak sengaja nginjek tadi" ada rasa takut juga khawatir di wajah Felix.
"Gue bawa pulang aja kali kak?"
Felix menatap Jeongin, "Nanti dimarahin sama bunda lo"
"Asal bunda nggak tau aja"
"Terserah lo aja deh, yang penting tuh makhluk pergi dari sini"
Jeongin mengangkat tikus putih itu, menyembunyikannya di balik baju yang ia kenakan.
"Kalo gitu, gue pulang dulu ya kak, nanti gue main lagi kesini", pamit Jeongin pada si pemilik rumah.
"Oke, hati hati je", Felix sudah bisa bernafas lega. Tikusnya sudah dibawa pergi, jadi dia aman.
*****
Jeongin mencari kardus untuk tikus kecil, membawa kotak p3k dan sebungkus roti.
Perlahan, ia balutkan kain kasa ke kaki yang sakit. Ya, cuma itu saja yang bisa Jeongin lakukan.
Roti yang dibawanya, ia berikan ke tikus kecil itu yang langsung di makan dengan rakusnya saking laparnya.
"Lucu juga" melihat tikus itu makan lahap membuat Jeongin tersenyum karena cara makannya yang bikin gemas.
"Makannya pelan pelan aja, nanti keselek"
Setelah Jeongin mengatakannya, tikus itu mencicit entah kenapa.
'Masa beneran keselek'
Jeongin berdiri, "Tunggu sebentar, gue ambilin minum"
Selang beberapa menit Jeongin kembali membawa air yang di taruh di wadah kecil, tidak mungkin ia kasih gelas besar.
"Ini minum dulu", tikus kecil itu meminum air yang Jeongin beri.
Jeongin lihat lihat, tikus kecil itu mempunyai bulu yang putih bersih dan mata biru yang indah.
'Eh, emang tikus matanya ada yang biru?'
Jeongin mengedikkan bahunya, lalu keluar kamar meninggalkan si tikus putih yang masih sibuk makan.
*****
Tikus putih itu mencoba keluar dari dalam kardus yang Jeongin berikan untuk dirinya tidur.
Sekuat tenaga yang ia bisa, tikus kecil berhasil memanjat kardus yang lumayan tinggi dengan melompat menggunakan kaki mungilnya.
Berlari ke arah jendela, berdiri tepat di bawah cahaya bulan yang masuk dari celah gorden kamar Jeongin. Sedangkan Jeongin tidur pulas di balik selimutnya yang nyaman.
Pukul 12 tengah malam. Cahaya bulan itu bersinar semakin terang membentuk sebuah bayangan seseorang.
"Tanganku sakit banget sampe rasanya mau patah. Ini semua gara-gara laki-laki rambut uban, argh sialan"
Muncul sosok laki-laki jangkung dari balik cahaya, mengeluh sakit. Ia menggerakkan tangan kanannya pelan, lalu melihat dirinya di cermin.
"Hyunjin bodoh, harusnya aku tidak meninggalkan tas kecil ku di rumah laki-laki rambut uban tadi"
Ia berjalan menuju lemari milik Jeongin untuk meminjam pakaian karena ia telanjang saat berubah.
Ya, laki-laki jangkung bernama Hyunjin yang memiliki paras tampan itu adalah tikus putih kecil yang dibawa Jeongin dari rumah Felix tanpa sepengetahuan ibunya.
Dirasa sudah dapat baju yang pas dan cocok untuknya, Hyunjin menghampiri kasur dimana Jeongin tidur.
"Terima kasih sudah menyelamatkan ku, Sungin", Hyunjin memandang wajah damai Jeongin, setelah memakai baju.
Oh ya, beritahu dia nama Jeongin yang benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Random [Stray Kids ver.] ✓
FanfictionKumpulan cerita pendek penumpang kapal, ⏩ Chanmin ⏩ Minsung ⏩ Hyunjeong ⏩ Changlix WARN!! - bxb - lokal - bahasa non baku - gak jelas - homophobic? pergi jauh~