45

69 5 0
                                    

Calvin sedikit bersyukur karena kecerdasan bundanya menurun padanya. Ia bisa menghapal dan mengerti suatu hal dalam waktu singkat. Tentunya ada rintangan tersendiri sehingga Calvin bisa menjadi cerdas seperti itu.

Calvin pernah mengendarai sepeda sebelumnya tapi hanya sekali lalu ia terjatuh karena tidak bisa seimbang.
Dan ini kedua kalinya ia naik sepeda dan lebih grogi karena ada Aurora yang tidak boleh jatuh apalagi sampai terluka.

Calvin membelokan stang sepedanya ke kanan, mereka hampir jatuh namun untungnya kaki Aurora berhasil menapak ke tanah tepat waktu, jadi mereka tidak terjatuh.

"Apin..." Peringat Aurora.

"Hehe maaf kak, Apin kurang seimbang tadi."

Ah, mobil Calvin Aurora titipkan pada Reza.

"Eja, gue nitip mobil Apin ya!"

"Oke, pulangnya beliin gulali tapi!"

"Cowok cowok kok makan gulali, kyuutttt HAHAHA!"

"Bukan buat gua, buat Nila!"

"Apaan sih Eja.., gak usah kak Rora!"

"Oke, nanti gue beliin!"

Kurang lebih seperti itu lah percakapan mereka sebelumnya.

"Mau gue aja yang bawa sepedanya?" Tawar Aurora.

"Enggak kak gak perlu, Apin gak mau kak Reese kecapean." Jawabnya sambil kembali menggoes sepeda.

"Yaudah terserah," pasalnya Aurora sedang malas untuk menggoes.

Sekitar tujuh belas menit Calvin menggoes, mereka akhirnya sampai di pasar malam. Aurora turun dari sepeda dan Calvin memarkirkan sepeda di parkiran motor.

Aurora sedang melihat suasana pasar malam itu. "Kak Reese mana kunci sepedanya? Nanti diculik lho sepedanya." Tanya Calvin dengan senyumnya.

"Oh iya iya, nih." Aurora menyerahkan kunci sepedanya.

Calvin dan Aurora melangkahkan kakinya ke dalam pasar malam.

"Gila, ini beneran pasar malem? Bagus banget."

Calvin terkekeh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Calvin terkekeh. "Tau enggak kak? Pasar malem ini cuman ada setahun sekali doang lho," ujarnya.

"Serius?" Aurora menarik tangan Calvin tanpa sadar. "Kalo gitu ayok kita antri tiket wahana kora-kora, nanti keburu rame."

"Tangan Reese lembut," gumam Calvin sambil melihat tangannya yang ditarik oleh Aurora.

"Lu gak takut ketinggian kan?" Aurora hanya takut Calvin trauma setelah naik kora-kora, wahana kesukaannya.

Calvin menggelengkan kepalanya dengan pandangan yang masih menatap lengannya.

"Eh sorry, gue reflek tadi." Aurora dengan cepat melepaskan tangan Calvin.

𝐎𝐥𝐝𝐞𝐫 𝐌𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang