Chapter 2
Aku membuka mataku dan menemukan diriku terdampar di dekat sebuah bangkai kapal tua di pantai kecil. Mencoba berdiri pun rasanya percuma dikarenakan aku tidak memiliki tenaga sama sekali. Namun dari apa yang kulihat, aku terdampar di sebuah pulau mini. Aku bisa melihat keseluruhan pulau ini karena memang pulau ini sangat kecil. Bahkan aku rasa jika ada badai, pulau ini akan tenggelam kapan pun.Selanjutnya aku mencoba untuk membuat tubuh ini berdiri dan mencari sesuatu yang bisa dimakan. Aku mencoba berjalan dengan tubuh yang sempoyongan yang bahkan bisa ambruk hanya karena terpaan angin. Tanpa aku sadari aku menginjak sesuatu yang kenyal dan menggeliat.
'ugh... Apa ini?'
Aku mengambilnya dan benda itu menggeliat saat kupegangi.
'benda menjijikan apa ini??'
Benda panjang dan besarnya sebesar telapak tangan. Saat kucoba tekan, dia menyemprotkan cairan ke wajahku.
"Argh sialan! Apa ini racun? Jangan-jangan aku akan mati karena racun ini??"
Lengket dan bau... Itulah ciri lendir itu.
"Tapi benda apa ini? Apa ini mahkluk hidup"
Sudah jelas sih ini mahkluk hidup...
Apa ini bisa kumakan?
Lalu aku mencoba untuk memasukannya ke dalam mulutku. Tapi sebelum itu aku mencoba untuk menjilatinya terlebih dahulu.
*Slurp
"Uhh... Rasanya aneh dan menjijikan... Hyaa!!"
Sialnya benda itu malah menyemprotkan cairan lendirnya lagi dan malah tidak sengaja masuk ke dalam mulutku.
"Hueekkk jijik!" Aku mencoba memuntahkannya namun itu terlalu lengket dan menempel dilidahku.
"Aku butuh air!"
"Sialan!!!"
'ugh... Kupikir tidak ada cara lain... Terkutuk lah wahai diriku!'
"Maafkan aku emm, mahkluk bertulang lunak! Aku terpaksa harus memakanmu demi keberlangsungan hidupku.... Itadakimasu!"
*Hap
"Uuwaa inwi terlalwu bewsau!"
Tidak cukup muat dimulutku. Di tambah dia menggeliat terus!
Perasaan apa ini?! Kok agak ngeri ya!Dia menggeliat ke depan dan belakang. Apa-apaan mahkluk ini?!
Karena kesal, dengan segenap jiwa dan raga, aku menggigitnya dengan kejam. Mahkluk itu akhirnya terpotong menjadi dua dan setengah potongannya jatuh ke pasir dan setengahnya lagi aku menelannya.
'entah kenapa aku merasakan rasa bersalah yang mendalam...
Tapi rasanya tidak buruk juga...
Meski hambar, tapi ini melebihi ekspektasi ku loh.'
Kemudian aku mengambil kembali setengah sisanya dan memasukannya ke dalam mulutku.
"Haap~ uwahh rasanya cukup bikin nagih!"
"Aku harus mencari lebih banyak untuk persediaan!"
Aku pun menjelajahi seluruh bagian pulau kecil ini. Tapi tidak ada yang bisa kudapatkan sebagai sebuah petunjuk. Pulau ini kosong. Tapi disisi lain, tempat ini jauh lebih baik ketimbang rakit kecil yang rapuh.
Baiklah aku akan mulai menjelajahi bangkai kapal itu!
Memang sedari tadi bangkai kapal itu menarik perhatianku. Kapalnya lumayan besar dan bahkan lebih besar dari pulau kecil ini. Rasanya aku ingin masuk tapi... Aku merasakan sesuatu di dalam sana.
Perasaan yang sama seperti saat aku berada di tengah lautan...
*Glup.
Aku meneguk ludah dan mempersiapkan nyali. Aku sangat yakin ada sesuatu di dalam sana, terlebih lagi auranya sangat terasa... Ada keberadaan yang menyeramkan.
***
Aku memasuki bangkai kapal. Dari yang kelihatannya, jelas sekali ini memang bangkai kapal. Besi besi yang berkarat dan terumbu karang yang tumbuh di sekitarnya. Ternyata di dalam sini cukup luas juga, lalu ada lubang yang mengarah ke bagian perut kapal. Aku merasakan firasat buruk mengenai itu lubang.
Kemudian aku berjalan menyusuri dek kapal. Tidak ada apapun disini. Padahal aku berharap dapat menemukan air tawar, paling tidak sebotol.
*Kretek...
Suara apa itu?
Ada beberapa decitan suara yang berasal dari lubang sebelumnya. Aku rasa memang ada sesuatu, aku akan mengeceknya.Aku melihat lubang itu dengan mata yang secara seksama. Lubang tersebut tergenang oleh air karena terhubung ke lautan, namun yang menjadi masalah, ada beberapa duri besi tajam di bawah sana dan aku tidak ingin mengambil resiko. Aku memutuskan untuk cari aman dan balik keluar.
Sejauh ini tidak ada apapun. Padahal aku berharap di dalam kapal itu ada sebuah petunjuk. Setidaknya aku berharap aku menemukan sebuah peta ataupun kompas untuk membantuku menyusuri lautan dan menemukan daratan.
Mana mungkin aku terus tinggal di pulau terpencil ini. Jelas gak mungkin!
Tapi bagaimana caraku keluar dari sini?!
Bahkan tidak ada sesuatu yang bisa kupakai!
Andai ada Ciel disisiku...
Arghhnnn!!!Tunggu...
Siapa Ciel?
Entahlah... Siapapun dia. Dia pasti bagian dari masa lalu ku dan mungkin seseorang yang penting.
Baiklah, aku rasa aku akan bermalam di dalam kapal saja.
***
Esok harinya aku bangun dari tidur.
"Hoammhh akhirnya aku bisa tidur..."
Rasanya senang bisa tidur. Meski pada akhirnya badanku jadi terasa pegal-pegal.
Yah untuk sekarang mari cari makanan...
Dan begitulah kehidupanku di pulau terpencil itu. Hari-hari berlalu dan 1 bulan lamanya terlewat begitu saja.
Aku bisa bertahan di tempat itu. Rasanya pun sangat beruntung, namun aku pikir keberuntungan itu akan hilang sebentar lagi. Aku merasakan firasat yang buruk. Diam dipulau ini bagaikan rasa tenang sebelum datangnya badai.
Aku menyiapkan berbagai macam persiapan. Seperti membuat rakit baru yang terbuat dari toren plastik yang baru-baru ini kutemukan. Aku memasang pintu besi tipis berkarat yang berasal dari bangkai kapal itu di atas torennya. Kemudian melilitnya menggunakan tali tambang yang juga kutemukan.
Selama satu bulan ini hanya ada beberapa kemajuan kecil dalam ingatanku, tapi itu sudah terasa cukup bagiku. Yang ku tahu dulu aku ini bukanlah manusia, melainkan binatang aneh yang bernama Slime. Yah, hanya sejauh itu yang kuingat, meskipun kalau dipikir-pikir rasanya terasa tidak masuk akal sama sekali...
Dan setelah sekian lama, rakit pun telah berhasil kubuat!
Meskipun ukurannya hanya seukuran dengan tubuhku, tapi itu sudah cukup.
Kemudian aku mencari beberapa bahan makanan disekitaran pantai. Aku menemukan kepiting yang lumayan besar dan beberapa kerang di balik batu. Lalu bagaimana aku memakan ini? Tentu saja dimakan hidup-hidup seperti biasa, hehe.
Bisa dibilang aku ini yang menyandang gelar sebagai puncak rantai makanan di pulau ini!Lupakan, itu terdengar bodoh.
Tak lama kemudian cuaca yang tadinya cerah mendadak berubah menjadi gelap. Gemuruh awan hitam mulai menyebar dan mengeluarkan kilat, juga air laut semakin meninggi dengan sapuan ombak yang juga dashyat.
"Sial... Ini buruk... "
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost in Blue (D)
FantasyBersama empat orang temannya, Veldora, Diablo, Ranga dan Milim, ia bereinkarnasi. Namun yang menjadi masalah, Rimuru tidak bisa mengingat apapun, dia kehilangan ingatannya dalam keheningan di tengah laut. Di tambah lagi dia terpisah dengan teman-tem...