Bab 5

1.5K 46 2
                                    

Dominique Lambrakis, pria berusia 16 tahun yang memiliki segalanya di bawah telapak tangannya. Anak bungsu dari lima bersaudara ini memiliki sikap yang sangat sombong dan arogan, dengan ketampanan dan kecerdasan yang ia punya tak sembarangan orang bisa bicara tatap muka dengannya. Sikapnya yang bak bangsawan membuat semua orang sangat menghormatinya.

Sejak usianya 10 tahun, Tuan Edmond Lambrakis selalu mengajarkannya tentang dunia bisnis, hingga di usianya yang ingin menginjak 17 tahun ini, membuatnya menjadi seorang wakil ceo untuk ayahnya. Tak banyak anak seusianya bisa melakukan tugas berat seperti wakil ceo, dan itu bukan pekerjaan sembarangan yang bisa digeluti semua orang.

Kini dengan gaya maskulin ala bangsawan, Domi alias Dominique, berjalan mendekati keramaian tatkala dia melihat seseorang yang tampak familiar dimatanya, siapa lagi kalau bukan aku, Julia.

"Julia". Suara beratnya yang sangat candu di telingaku membuatku menoleh menatapnya, tatapan kami saling bertemu, iris mata biru laut dengan iris mata hijau ke biru-biruan.

"Domi, ada apa?" Aku menghampirinya dengan senyuman manis yang sudah ku siapkan untuk menyambut ulang tahunnya yang ke 17.

"Ikut aku". Tanpa ragu, dia menarik pergelangan tanganku menjauh dari keramain ruang aula yang dipenuhi para bangsawan, miliarder dan para pengusaha kelas atas.

"Kita mau kemana Doni? Nanti kalau ada yang mencarimu bagaimana?" Dengan ragu aku mencoba menghentikan langkahnya, namun sia-sia saja, dia sangat keras kepala dan tidak ada yang bisa menghentikan kemauan seorang Dominique Lambrakis.

"Diam dan ikuti saja Julia". Dia tak pernah memanggilku kakak, memang susah sih menasihatinya untuk memanggilku kakak, ya walau usia kami hanya terpaut 1 tahun, tapi setidaknya aku kan lebih tua darinya, harusnya dia itu memanggilku kakak.

Tak lama kami sampai di sebuah penthouse miliknya, penthouse ini sepertinya penthouse pribadi dan milik Domi sendiri, bukan milik keluarga. Tapi kenapa dia mengajakku ke tempat seperti ini? Bukannya sejak dulu dia sama sekali tak memperbolehkanku masuk ke ruangan pribadinya.

"Akhirnya sampai juga ya". Dengan enaknya, dia membaringkan tubuhnya di kasur mewah berwarna putih kesukaannya. Dia memiringkan kepalanya dan mengedipkan sebelah matanya, aku tahu tujuan mata itu pasti mengarah padaku. "Kemarilah". Dia mempersilahkan aku untuk duduk di sebelahnya.

Aku agak ragu saat dia mempersilahkan aku untuk duduk di sebelahnya, rasanya sudah lama sekali aku tak duduk berdampingan dengannya. Doni yang seakan bisa membaca raut wajahku, terkekeh melihatku merona. "Tidak usah pasang raut wajah seperti itu Julia".

Tanpa seizinku dia menarikku mendekat ke dada bidangnya, aku terkejut saat dia mendaratkan ciuman tepat dibibirku, melumatnya dengan intens dan menyapu isi mulutku. Ciumannya seperti sudah ahli, tunggu apa dia pernah melakukannya? Tapi dengan siapa?

Aku mulai kehabisan napas, dia melepaskan pangutannya, mata kami saling bertemu, kulihat wajahnya mulai merona saat dia menciumku. "Apakah itu cukup untuk membuatmu jatuh cinta padaku Julia?"

Deg!

Jantungku berdetak kencang mendengar pertanyaannya, sebuah pernyataan cinta kah? Bukan lebih tepatnya sebuah permohonan cinta mungkin.

"Domi.." Aku membelai wajah tampannya, wajahnya sangat halus, hingga sampailah aku di jakun miliknya yang sudah mulai mengeras. Kutekankan  jempolku dengan lembut, "apa maksudmu membuatku jatuh cinta?" Penasaran aku bertanya padanya, dia bercanda atau serius, karena yang ku tahu Domi adik tiriku tak semudah itu jatuh cinta pada seorang gadis.

"Aku melihat dirimu belum mempunyai pacar, bagaimana jika kita menjalin hubungan dan mengungkapkan hubungan ini saat aku sudah resmi menjadi seorang ceo di kantor ayah, bagaimana apakah kamu mau Julia?" Pernyataan bodoh apa itu? Menjalin kasih dengan adik tiriku sendiri? Lalu mengungkapkan hubungan kami di depan publik? Sungguh tak masuk akal, apa adik tiriku ini sudah gila ya?

~Bersambung...~

Jangan lupa berikan vote√, komen√, follow√ and share ya√, terima kasih untuk kalian yang udah mendukung aku dan ceritaku ini, salam cinta dariku, JulinLinn😘

Julia By JulinLinnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang