Sebuah guncangan hebat membuat mobil yang ditumpangi Raz, Edda, dan Xi berhenti mendadak.
Terdengar suara para pekerja AYX saling berteriak ketakutan, salah satu dari mereka berkata bahwa seekor monster telah mengadang di salah satu rute utama menuju Liberte.
Monster.
Tiba-tiba pintu menjeblak terbuka. Sang pemimpin konvoi berkata, "Buat diri kalian berguna!"
Ketika pasir yang beterbangan mulai mereda, terlihat sosok yang menyerang. Seekor—tunggu, dua ekor! Dua ekor kalajengking raksasa sebesar truk, dilapisi bercak-bercak pasir keemasan dengan ekor-sengat beracun, menanti nyawa mereka.
Hanya ada dua pilihan, menghadapi para monster atau melarikan diri di tengah gurun pasir antah-berantah?
Mendengar keributan di luar dan teriakan dari kru AYX, Raz mau tidak mau keluar untuk mengecek apa yang terjadi, begitu pula dengan dua teman perjalanannya. Matanya terbeliak sesaat setelah badai pasir yang entah dari mana datang selesai. Dua ekor kalajengking mutan raksasa muncul mengincar nyawa mereka.
Kalajengking itu katanya memiliki eksoskeleton sekuat baja. Capit mereka yang besar konon dapat membelah tubuh manusia menjadi dua dengan mudah. Racun di ekornya dapat membunuh dalam waktu beberapa menit. Belum lagi kaki-kaki mereka yang tajam. Liurnya bahkan bisa membuat kulit iritasi.
Raz menelan ludah. Apa akhirnya jurnal itu benar-benar akan beralih fungsi jadi surat wasiat? Pemuda itu mempersiapkan fisik dan mental, bersiap untuk yang terburuk. Sementara itu, Xi segera mengenakan masker gasnya lagi, lalu meraih salah satu goloknya. Di sisi lain, dengan cepat dan tak bersuara, Edda berlari ke sisi terjauh mobil. Bersembunyi di balik mobil dengan tangan yang telah bergetar.
Kalajengking-kalajengking yang keluar dari kedalaman gurun pasir menggerak-gerakkan capit dan ekornya murka. Beberapa pegawai AYX yang keluar berhasil digenggam oleh capit-capit mereka yang mematikan. Sebagian yang lain terempas karena serangan ekor.
Bum!
Debum keras dari capit yang menghantam bumi terdengar diiringi pasir yang beterbangan. Setelah selesai dengan pegawai AYX yang sudah tidak terlihat lagi dari jarak pandang si monster kalajengking, entah karena sembunyi atau terkubur, mereka mengincar orang-orang lain yang baru saja keluar dari mobil. Dengan gerak cepat sambil menggerakkan capit, salah satu monster itu menebas ke arah seorang pria berbadan kekar dengan syal biru. Kalajengking yang lain mengincar gadis mungil dengan golok.
Jleb!
Raz berhasil menghindar tepat sebelum capit itu memenggal kepalanya dan hanya menebas gundukan pasir. Dengan cepat pemuda itu bersembunyi di balik batu dan mempersiapkan senjata yang telah dia bawa.
Pilihannya jatuh pada busur dan anak panah. Dia langsung mengambil dua anak panah yang terbuat dari besi dengan ujung runcing dan langsung membidik mulut makhluk itu yang terbuka-tertutup.
Selagi si Monster Kalajengking mendekatinya lagi, Raz menyiagakan bidikan sampai mendekati jarak yang sekiranya berhasil.
Lagi. Sedikit lagi.
Syuuut!!
Dua anak panah memelesat.
Trang!
Sayangnya serangan Raz berhasil ditangkis semua dengan capit si monster yang sekeras baja.
Raz menelan ludah. Dia harus bersiap dengan serangan yang akan datang atau dia akan mati.
Dengan keyakinan yang teguh untuk tetap hidup, Raz menyiapkan kuda-kuda. Dia berguling ke samping dan memukulkan busurnya pada tubuh makhluk itu. Namun, kulit si Kalajengking yang keras hanya membuat benda itu patah menjadi dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faith in the Desert (END)
Science FictionMaukah kau bertarung hanya untuk segelas air atau segenggam makanan yang layak dikonsumsi? Di Direland, semua itu sudah biasa. Siapa yang kuat dia yang bertahan. Tempat di mana mereka yang terbuang dan tersisihkan dari oasis penuh kehidupan. R...