the flower

504 39 3
                                    

Dari sekian orang mengira dirinya seperti anak lugu pedesaan yang tabu akan hiruk-pikuk kota, setiap kedipan mata yang polos, bibir tipis merah delima, kulit sehalus sutra alami.

Senyuman manis dengan mata yang nyaris menghilang, rambut sehitam arang, seperti halnya definisi malaikat jatuh.

Mata serupa sabit, cekungan pipi yang menjadi daya tariknya..

Bagi sebagian orang yang belum mengenal dalam dirinya, ialah seorang sempurna.

Pintar..

Cerdas..

Tampan..

Dan cantik menggemaskan.

namun tidak untukku. Iblis berbalut malaikat penggoda tanpa busana yang sialnya tengah duduk di atas pangkuanku dengan tangan yang menjelajah entah kemana di sekujur bagian tubuhku.

"Sshh.. eumhh.." desisnya

"Pelan euh hyungh.." rintihan halus terdengar sangat merdu di telinga siapapun yang mendengarkannya.

"Sakit, Janganh terlalu keras.." tubuh mengkilat basah menggeliat tak nyaman terisak kecil, keringat bercucuran membasahi tubuh putih gemulainya.

"Mmhh morre-akh" bisiknya seduktif di telinga sang dominan. Pria di bawahnya menggeram rendah lalu melepaskan tautan mereka.

"Berhenti mendesah Zhang, lihat aku hanya memijat punggungmu bukan melakukan tindak asusila"

Pria satunya mempoutkan bibir sembari mengusapkan kepala pada dada bidang calon pasangannya.

"Makanya sekarang ayo lakukan yang lebih dalam" rengekan yang membuat sang dominan memejamkan mata sembari memijat pelipis.

Dirinya heran kenapa pihak bawahnya yang menjadi kegatelan.

"Silahkan" hampir submisiv itu memekik girang "tapi tidak sekarang"

"Aish.. Hyung tidak asik!" Rajuknya manja.

"Demi kepentingan bersama, pakai bajumu nanti kau kedinginan akan jauh lebih sakit" Hanbin lantas memakaikan kemeja abu-abu milik Zhang Hao yang tergeletak di atas meja kerjanya mengancingkan hingga lubang teratas. Sedangkan si empunya masih tidak terima bahwa alibinya telah gagal. Bibirnya mem pout lucu.

"Lagian kau juga bagaimana bisa jatuh di kamar mandi, sakitkan punggungmu" Hanbin tetap mengelus pelan bagian punggung Zhang Hao.

"Aku tidak memiliki rencana untuk mencari penyakit" ia turun dari pangkuan Hanbin berjalan menuju sofa yang berada di sudut ruangan diikuti lelaki tampan satunya.

Sung Hanbin atau Damian Sung sebagai nama baratnya, darah Scotlandia di turunkan dari pihak neneknya, penerus keluarga Sung generasi ke Lima dengan anugrah tuhan yang tidak main-main. Mewarisi bisnis keluarga yang bergerak di bidang properti dan keuangan sampai memegang kendali beberapa Bank besar Korea, terlebih ia juga memiliki laboratorium penelitian pribadi sebagai ganti akibat dirinya tidak kesampaian menjadi profesor. Tampan, kaya dengan sikap penurut orang tua.

Dambaan setiap wanita, tak jarang setiap pertemuan kolega banyak panatua menjodoh jodohkan dengan anak cucu mereka, yang tentu saja memiliki latar belakang terpelajar dan berkelas tinggi yang tidak main-main.

Hanbin Pernah menjalani hubungan dengan anak pemilik perusahaan konstruksi dengan pendidikan S3 dan juga jenjang karir cemerlang, anak dari direktur perusahaan farmasi juga pernah mengisi hatinya bisa di bilang cinta yang sesungguhnya karena gadis itu kepala pusat penelitian kesehatan yang menjadi minatnya selama ini bahkan mereka sudah tinggal bersama selama berbulan-bulan.

Hingga bayangan tentang masa depan indah musnah ketika sang ibu memperkenalkan sosok manusia tidak tahu diri yang sudah mengacaukan tatanan hidupnya, pertama mengenal asalnya saja sudah tidak jelas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang