Save Me: 09

14 10 3
                                    

"Selamat siang Noona. Hanya ini saja, atau ada tambahan lagi?"

"Tidak ada."

Jimin mengangguk seraya ia terus meng-scane beberapa produk roti nya yang dibeli oleh pelanggan cantik ini.

"Totalnya 4 ribu won saja, Noona."

Pelanggan cantik itu memberikan uang senilai genap 10 ribu won pada Jimin.

"Ini kembaliannya. Terimakasih sudah mampir, semoga harimu selalu cerah."

Selalu kalimat ramah itu terus Jimin berikan saat pelanggan akan pergi dari toko nya. Tidak diherankan jika banyak orang yang singgah ke tempat roti nya untuk membeli. Selain pelayanan yang ramah, tapi rupanya ada juga yang ingin melihat wajah tampan serta senyuman manis dari lelaki berpipi chubby itu. Dan ada juga yang ingin mencubit pipinya itu.

Seperti contohnya saat ini,

"Kak Jimin, apa aku boleh mencubit pipimu?"

"Eh-eheheh, tentu saja, Yerin.."

Itulah yang terkadang sering Jimin dapati dari beberapa pelanggan. Kebanyakan pelanggan itu dari kalangan anak gadis yang masih remaja.

Hyeri terus tertawa tatkala mendapati Jimin yang terus dicubit gemas pipinya oleh beberapa gadis remaja tadi.

"Pipiku itu sangat berguna bagi mereka." Ucap Jimin saat beberapa gadis remaja itu telah pergi dari toko nya.

Hyeri yang sejak tadi hanya melihat kegiatan yang Jimin lakukan, ia pun dibuat geleng-geleng kepala.

"Ada-ada saja, ya."

"Kau kalau mau mencubitnya juga boleh."

"Hah? Tidak mungkin."

"Ck. Kau saat ini memang boleh menolak, tapi sekali kau mencoba takkan bisa berhenti untuk mencubitnya. Dibuat ketagihan dengan pipi chubby ku ini."

"Kasihan pipi mu nanti. Dia akan memerah jika terus dicubit."

"Tidak apa. Selagi kau yang terus mencubit nya, dia pasti akan rela, Hyeri-yya."

Terus tertawa saat lelucon yang Jimin berikan kepada Hyeri begitu geli kala di dengar.

Mereka masih asyik mengobrol selagi pelanggan belum ada yang tiba lagi, dan beberapa roti roti nya pun masih lumayan banyak yang di susun pada rak nya masing-masing, jadi Jimin tak perlu lagi untuk membuat rotinya kembali.

Beberapa saat kemudian, dari jauh mata memandang, Jimin melihat ada pria berbadan besar dengan memakai pakaian seperti preman, dan diiringi pula dengan seorang wanita setengah baya berjalan mendekati toko rotinya.

"Siapa mereka?"

"Apanya?"

"Itu, mereka berdua hendak kesini. Tapi penampilan nya seperti orang yang ingin menagih uang kost."

Hyeri langsung mengikuti arah pandang Jimin. Begitu melihat wanita yang berjalan menghampiri toko roti Jimin dengan membawa beberapa lembaran kertas, Hyeri langsung mendelik mata tidak menyangka.

"Itu bibi ku."

"Hah? Serius itu bibi mu yang ingin menjual mu lagi ke lelaki lain?"

"I-iya."

"Astaga. Segera mengumpat Hyeri. Sini!"

"Tidak sempat, dia sudah lima langkah mendekati toko ini."

Tak kalah paniknya dengan Hyeri. Jimin justru lebih panik dari gadis itu karena ia tidak menyangka jika kejadian ini akan berlangsung diwaktu yang tidak pas.

Klingggg...

Bunyi lonceng yang pertanda seseorang masuk melalui pintu nya.

"Se-selamat siang, bi. Eh maksudku nyo-nyoya.." Gugup Jimin.

"Siang. Maaf aku hanya ingin memberikan ini, jika melihat gadis yang ada dalam gambar ini segera hubungi nomor yang tertera, ya." Wanita itu memberikan secarik kertas.

"Baik, nyonya. Akan aku hubungi jika menemui nya."

"Omong-omong apa kau sungguh tidak melihatnya? Maksudku, gadis ini yang ku ketahui berjualan bunga di sekitaran sini."

"Tidak, nyonya. Sungguh wajah nya tampak asing bagiku." Jimin menjawabnya dengan tempo sedikit cepat, sesekali melirik Hyeri yang masih duduk di meja yang tak jauh dari jangkauan mereka saat ini.

"Baiklah, terimakasih."

Keduanya kembali melangkah untuk pergi dari sana. Namun langkah wanita itu terhenti saat seseorang membuat eksistensi nya teralihkan.

"Apa dia temanmu?" Tanya wanita itu lagi pada Jimin sembari menunjuk ke arah Hyeri yang tengah terduduk rapih dengan memakai kacamata hitam serta topi berlogo toko roti sebagai pengelabuannya.

"Bukan! Dia kekasihku yang sedang membantuku untuk berjaga toko!" Jawab Jimin dengan tegas.

---

[✓] Save MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang