Sunoo suka Riki ga ya?

212 28 2
                                    

Hope u guys enjoy this book🤩👍
Big thanks for ur Votmen💗...

.

.

.

.

.

"Pagii Cantik!!" Ujar seorang lelaki kepada tetangga sebelah kiri nya itu, Kim Sunoo

"ANJ-, eh kak Sunoo, pagi juga" Jawab lelaki manis itu hampir ngelempar kursi yang ada di sebelah nya ke oknum yang bikin dia hampir punya riwayat penyakit jantung, untung Nishimura Riki ini kesabaran nya ga setipis 1 lembar tisu yang dibagi dua

"Eh eh, kamu gapapa Ki?"

Gapapa dari mana njir, minta ditabok emg.

"Gapapa kok kak, I'm fish" Canda Riki

"I'm fine kali, i'm fish mah aku ikan" Lah anjir malah dibahas

"Apa kata lu dah kak, sana masuk, ijin bunda kalo mau bareng otw nya"

"Iya iya, bentar, aku ijin masuk ya, mau pamit sama calon mertua dulu. Tunggu ya, Ki" Sunoo buru-buru memasuki rumah Riki, meninggalkan Riki yang bengong karena ucapan nya barusan.



'EH MAKSUDNYA???!!!,' Jiwa nya kembali.

Setelah dapat ijin dari sang Bunda, Sunoo kembali dan sesaat melihat wajah Riki cemberut dengan pipi nya yang memerah samar. Riki tak ingin menatap wajah nya, ngambek mungkin, pikirnya

"Nih, pake dulu" Sunoo menyodorkan helm cadangan nya. Langsung diterima Riki

"Udah?, ga ada yang ketinggalan?, cepetan naik. Kamu mau ketangkep guru BK?"

"hmmm" Balas Riki malas.

"Pegangan Ki, mau ngebut nih" Riki hanya memegang erat jaket yang dipakai Sunoo.

"Bukan gitu, kalo gitu kamu kebawa angin nanti, gini loh..." Sunoo mengarahkan kedua lengan Riki untuk memeluk penuh pinggang nya.

Memang bukan sekali atau dua kali ia ikut Sunoo berangkat ke sekolah, hampir tiap hari malah. Tapi memeluk pinggang Sunoo seperti saat ini ketika berkendara, itu suatu hal yang bisa membuat pipinya menghangat.

.

.

.

Mereka tiba di sekolah.

"Yang pinter ya, jangan nakal, belajar yang bener biar bis-" Sunoo sigap membuka helm yang Riki pakai.

"Kakak!, aku udah kelas 2 SMA, ga perlu di ingetin gituan, kakak udah mirip ayah aja, males ah" Potongnya, malas sekali Riki mendengar wejangan pagi itu. Memangnya dia akan berbuat hal kriminal?, huh, cukup menyebalkan.

"Memang sih kamu kelas 2 SMA, tapi kamu masih dibawah 17 tahun, Ikie" Tersenyum, Sunoo mengusak surai hitam nan lembut itu.

"Kak!, ini udah rapi" Riki langsung menjauh, dia harus menyelamatkan jantung nya yang berpacu 2 kali lebih cepat. Apa-apaan itu? Ikie? Okay, Riki ingin sekali memukul siapa pun yang lewat di depan nya, termasuk orang yang berdiri di depan nya sekarang ini.

Sunoo hanya bisa tertawa melihat reaksi Riki, lucu sekali melihat reaksi adik kelas nya ini. Oh ayolah, sampai kapan ia akan terus menjahili si manis di depan nya ini? Wajahnya lucu sekali.

'KAK SUNOOOOOOOOOOO' Mungkin seperti ini lah isi hati Riki saat ini.

"Eh..."

Sunoo menyentuh kedua sisi rahang Riki, lalu mendekatkan wajah nya, menipiskan jarak antara mereka...




























"Ga mau masuk kelas?, atau mau aku anterin?, udah mau bel masuk, manis"

"HAH?, I-IYA, i-ini mau ke kelas, ga perlu di anterin!" Setelah menjawab ajakan Sunoo, Riki langsung berlari menuju kelas nya.

'ITU BARUSAN DEKET BANGET, ASTAGAAA' Pikir Riki, ia berlari sambil memegangi pipinya yang sebelas duabelas warnanya dengan kepiting rebus

"NANTI ISTIRAHAT BARENG YA, KI!" Teriak Sunoo, masih terdengar oleh Riki.

"Lucu banget anak orang" Gumamnya, setelah itu ia juga langsung menuju kelas nya.

.

.

.

.

.

Haaa..., kelas akhir, ayolah, bisa tidak kita lulus tanpa tugas dan ujian yang terus membebani pikiran?. Itu yang sedang Sunoo pikirkan saat ini. Dia sudah cukup lelah.

Menjadi seorang bintang kelas, atau mungkin bintang sekolah?, tidak semudah itu, semua itu hanya menambah tanggung jawabnya. Entah itu olimpiade yang terkadang antar negara, lomba sains, cerdas cermat dan sebagainya yang mengharuskan dirinya berpikir keras. Rasanya kepala nya akan meledak.

"Baiklah anak-anak sekalian, ujian kelulusan tinggal 3 bulan. Saya akan sedikit mengebut pelajaran kali ini, kemungkinan guru lain juga akan seperti itu, 3 bulan itu sangat singkat. Saya harap kalian semua belajar dengan giat dan tekun. Baik itu saja pesan dari saya, sekarang buka buku kalian halaman 190, pertemuan selanjutnya saya mengadakan ulangan harian" Ucap seorang guru matematika itu.

"Kalo lu mah ga perlu belajar juga nilai lu pasti bagus, Noo" Bisik gadis yang duduk di belakang Sunoo, Haewon.

"Ga bakal segampang itu won" Balasnya

Tuhkan, hanya karena ia seseorang dengan kemampuan berpikir dan menalar diatas rata-rata, semua mengira ia dengan mudah saja melakukan apa pun. Nyata nya, ia bahkan terkadang harus merelakan jam tidur malam nya hanya untuk belajar, belajar, dan belajar. Untung bedak tabur milik ibunya cukup untuk menutupi warna hitam yang berada di bawah matanya itu.

"Lu mah suka boong njir, woy Uwon, lu inget ga ujian harian minggu lal-" Tanya gadis itu ke teman sebangku Sunoo, Jungwon.

"Oh Haewon, berhenti bicara, tolong perhatikan" Tegur guru itu.

"Baik bu, saya mohon maaf" Jawab nya menunduk.

Jungwon yang sedari tadi diam di kursi nya hanya bisa menahan tawa.

'Mampus sia teh' Batin Jungwon tertawa.

Akhirnya kelas itu menjadi sunyi, semua memfokuskan pandangannya ke guru yang sedang mengajar didepan.

"Oh iya, untuk Kim Sunoo, waktu istirahat nanti silahkan ke ruang guru, dan temui guru sejarah. Membahas olimpiade yang akan kamu ikuti" Ucap guru itu ditengah kefokusan murid-murid.

"Baik bu, terima kasih atas informasinya" Jawab Sunoo agak malas.

Cih, menggangu acara makan siangnya saja.

.

.

.

.

.

See u👋

𝐁𝐥𝐮𝐬𝐡! ||•𝐒𝐔𝐍𝐊𝐈•||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang