𝕻𝖆𝖌𝖊 1

2 1 0
                                    


"Nazeeya itu bukan anak kandung Bagas, tapi anaknya lurah lama. Risa waktu itu diperkosa, makanya lurah itu masih dipenjara sampai sekarang"

Ucapan itu terus terngiang-ngiang di telinga Nazeeya. Ia menutup mata rapat-rapat menekan perasaannya yang sangat pilu. Ia sangat sedih mengetahui kenyataan bahwa dirinya tidak semulia yang ia bayangkan.

Meski ucapan itu hanya bisik-bisik sumbang beberapa orang di desanya, tapi hal itu justru membuatnya semakin yakin bahwa di belakang mereka pasti sedang membicarakan dirinya.

Dia memang tau jika Bagas bukan ayah kandungnya,tapi dia tidak pernah mengetahui tentang asal-usul kehidupannya, kedua orang tuanya menutup rapat, tak pernah sekalipun ia mendengar mereka menceritakan hal itu padanya.

"Mau masuk organisasi kesiswaan apa?"
Suara seorang wanita dihadapannya membuat Nazeeya tersentak dari lamunannya. Ia kini
menyadari sedang berada di ruang kepala sekolah barunya.

"Rohis" jawab Nazeeya mantap. Ia lupa mencentang bagian itu saat mengisi formulir pendaftaran tadi.

"Baik kamu masuk kelas X IPA-2.
Kamu bisa ikuti petanya disini " Wanita itu memberikan sebuah dokumen yang cukup tebal, di bagian atasnya terdapat sebuah peta sekolah High School.

"Seragam baru kamu sebentar lagi baru datang,kamu bisa ambil disini saat jam istirahat" ucap kepala sekolah lagi.

"Terimakasih Bu",ucap Nazeeya sambil tersenyum.

Nazeeya meninggalkan ruang Kepala sekolah setelah selesai dengan urusannya.Ia akan mencari sendiri letak ruang kelasnya, tidak akan sulit menemukan nya dengan peta yang sangat lengkap di tangannya.

Ia singgah sejenak ke toilet umum yang terletak di ujung bangunan tata usaha. Bersih, kesan pertama yang sangat menyenangkan. Ia mendekati cermin, lalu merapikan rambut hitam yang terjulur panjang dan pakaian nya yang sedikit berantakan.

Ia memandang pantulan wajahnya di cermin, memang wajah ibunya banyak tercetak padanya, hanya bola matanya yang sedikit sipit dan bibirnya yang memiliki lekukan tajam yang membedakan. Ia memang belum pernah melihat seperti apa ayah biologisnya dan tidak akan pernah mau tau seperti apa dia.

Setelah puas menatap cermin,ia keluar toilet dan kembali melanjutkan mencari ruang kelasnya.

Ia sengaja mengurus kepindahannya seorang diri, tidak mengizinkan orang tuanya membantu atau menemaninya.Ia harus mandiri tidak boleh terus bergantung pada orang tuanya, apalagi Bagas, ayah tiri yang telah ia anggap seperti ayah kandungnya sendiri.

"Ma, Nazeeya mau pindah sekolah ke Bandung,disana pendidikan lebih mendukung buat masa depan aku"
Ucap Nazeeya waktu meminta izin untuk pindah sekolah.

Meski awalnya orang tuanya menolak keinginannya, tapi ,pada akhirnya mereka setuju. Apalagi pusat bisnis mereka juga ada di kota itu, jadi Nazeeya tidak akan lepas dari pengawasan orang tuanya.

Bugh!

Karena melamun, Nazeeya menabrak seseorang di depan perpustakaan. Tumpukan buku-buku yang sedang dibawa oleh orang tersebut terjatuh berhamburan. Cepat-cepat Nazeeya berjongkok dan memunguti buku-buku yang berserakan itu, lalu menyerahkan pada pemiliknya.

Tatapan mereka beradu beberapa saat ketika menyerahkan buku di tangannya, lalu cepat-cepat ia menunduk begitu menyadari pemilik mata itu seorang pemuda tampan.

"Maaf aku buru-buru, malah nabrak kamu" ucap Nazeeya dengan takut-takut.

"Iya,tidak apa-apa" jawabnya singkat.Lalu pergi meninggalkan Nazeeya begitu saja setelah bukunya terkumpul kembali tangannya.

ADA CINTA DI SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang