Damar

28 7 0
                                    

Seorang cowok yang memiliki tinggi badan 170 cm dengan paras wajah campuran bule dengan indonesia ditambah dengan hidung mancung yang menambah kesan maskulin. Damar yang terkenal di smanda, sekolah yang berada di lampung dengan jabatan ketua osis dan anggota basket smanda ditambah kepintaran yang sudah tidak diragukan kembali, namun dibalik sifat humble, humor dan bahkan terkadang tengil.

Damar memiliki empat orang yang selalu ada untuk dirinya, bara seorang ketua mpk dan ketua basket smanda, memiliki tinggi 180 yang merupakan keturunan australia dengan singapura, aksa seorang anggota osis dengan jabatan wakil ketua yang memiliki mulut yang sangat pedas jika sudah berucap dan yang terakhir adit anggota osis dengan jabatan sekbid budi pekerti yang memiliki sifat tegas.

Disebuah sekolah sma di lampung yang besar ditambah keluasan, terdapat seorang cewek yang berdiri di bawah panasnya matahari. Siapa lagi kalau bukan nana, seorang cewek kelas 10 yang selalu masuk keluar bk bahkan sudah menjadi langganan bk. Itulah sudah menjadi makan sehari-hari nana.

“panas banget”gerutu nana yang mengusap keringatnya di pelipisnya.

“makanya jangan suka telat”sindir damar yang melihat nana sejak 2 jam lalu sudah berdiri di bawah tiang bendera.

itu ketos ga bosen-bosen ya liat gue, gue aja bosen liat tuh wajah meski ganteng”batin nana dengan kesal dengan ketua osis kelas 12 meski awal masuk ia sempat kagum dengan ketampanan.

“gue ga akan bosen hukum lho”ucap damar berjalan kearah nana.

tuh anak cenayang kali”batin nana.

“lho sampai kapan mau telat terus, ga bosen kan liat wajah gue”sahut damar yang sudah di depan nana bahkan hanya berjarak beberapa 20 cm.

pantes banyak yang suka, kalau diliat dari deket ganteng juga, bahkan suaranya indah juga”batin nana yang melihat mata damar yang sudah di depannya.

“awas iler lho netes”ucap damar yang dari tadi memang menahan untuk tidak mencium bibir merah yang di depan matanya.

“siapa juga yang ngiler”sahut nana mengalihkan pandangannya agar tidak menatap wajah damar.

“udah lho balik sana ke kelas, awas kalau telat lagi. Gue ga segan-segan cium bibir lho”ucap damar tersenyum smirk.

“lho mesum”ucap nana yang langsung kembali ke kelas dengan berlari.

itu anak juga menarik”batin damar melihat punggung nana.

“apa gue suka sama tuh cewek, ga waras kali gue”ucap lirih damar yang berjalan menuju ke kelasnya sambil menggelengkan kepalanya yang memang seminggu ini memikirkan cewek yang selalu kena hukuman dari dia.

“lho darimana tadi”tanya tasya yang melihat nana menendang pintu kelas.

“biasa tuh ketos ga ada kerjaan”jawab nana duduk di bangkunya.

“lho mau ikut engga ke kantin”seru nabila yang sedang menghapus papan tulis yang penuh dengan rumus matematika.

“gue ikut laper, tiga jam berdiri mampus gue”sahut nana berjalan menuju ke kantin.

“damar, tuh liat nana sama temennya”ucap bara yang melihat nana dengan temannya berjalan menuju ke kantin.

“lho beneran suka sama tuh cewek”tanya aksa yang heran dengan temannya.

“cantik sih tapi sikapnya ga ada disiplin bukan tipe gue”sahut aksa.

Damar yang hanya menyimak, bangkit dari bangku kantin dan menuju ke arah nana dengan temannya yang duduk di dekat ruang lab.

“lho ngapain kesini”ucap nana sambil melihat damar dari atas hingga ke bawah.

ini kakel mau apalagi sih”batin nana dengan rasa kekesalan yang belum berhenti.

“ga papa cuma mau duduk aja disini”seru damar yang duduk di kursi samping nana.

“eh ada kak damar”ucap nabila dan tasya yang tangannya membawa nampan masing-masing.

“haii, boleh aku duduk disini”tanya damar yang masih melihat nana.

“boleh kok kak”jawab nabila dan tasya serentak.

“nana ikut gue sebentar”ucap seseorang laki-laki yang kelasnya sama dengan damar, dan cowok tersebut adalah kakak nana.

“gue ga bisa”ucap nana tanpa melihat sosok laki-laki yang berdiri di sampingnya.

“ikut gue sebentar, ada yang mau gue omongin”ucap tian

“gue gak bisa, sibuk”ucap nana dengan penuh penekanan.

“nana ikut kak tian dulu ya”seru nabila dengan lembut sambil memegang tangan nana.

“yaudah gue ikut”ucap nana bangkit dari bangku. Nana memang sangat dekat dengan nabila, dan ia sudah mengangap nabila sebagai saudaranya.

“itu siapanya nana”tanya damar yang daritadi penuh dengan pertanyaan.

“kakaknya nana”jawab tasya yang masih sibuk dengan makanannya.

“ohhh”jawab damar yang melihat nana dengan tian duduk di taman sekolah.

tapi kenapa nana ga suka sama kakaknya, dari mukanya kayak ga seneng”batin damar.

“saya duluan ya”ucap damar

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang