Unexpected Angel

8.2K 196 2
                                    

Hahay..

Ini dia nih si cantik Clarise. Author ngebayangin kalau si cantik Lily Collin sebagai Clarise. Gapapa kan ya..

Sebelumnya Author mau bilang terima kasih buat readers yang udah bersedia baca cerita ga jelas ini..

Makasih juga buat kamu yang udah ngevote. Karna satu kali klik bintang dari kamu berarti banget buat author.

Author juga tunggu buat comment-nya ya.. Kritik dan saran terbuka lebar2. Kalo ada usulan juga author juga pasti terima kok..

Sekali lagi terima kasih banyak ya...

Love ya,

***

Aku mengibas-ngibaskan benda kecil sialan ini sedari tadi berharap hasil yang kulihat akan berubah menjadi hanya satu garis. Tapi lagi-lagi yang aku lihat disana tercetak jelas dua garis. Positif. Sial. Sudah kesepuluh kali aku mencoba benda kecil bernama testpack ini, memastikan bahwa berita yang kemarin kudengar hanya mimpi semata.

Tapi sepertinya benda sialan ini tidak ingin berpihak padaku karna semua hasil mengatakan positif. Bukan aku tidak percaya apa yang Jacob dan dokter itu katakan, hanya saja aku ingin meyakini diriku sendiri dan berusaha melenyapkan kenyataan itu.

"Tidak mungkin." Aku melempar testpack terakhir dalam genggamanku.

"Aku tidak boleh hamil. Tidak boleh!!" Teriakku frustasi.

Kuingat-ingat lagi kapan terakhir tamu bulananku datang. Semua memang terasa cocok, tapi aku sama sekali tidak mengalami tanda-tanda seperti wanita lain saat mereka hamil. Aku tidak merasakan mual atau mengidam-idamkan sesuatu yang spesifik. Semua terasa normal untukku.

"Aku harus memastikan hal ini ke dokter lain." Ya, aku harus memeriksakannya di rumah sakit yang berbeda. Aku segera keluar dari kamar mandi, menyambar sembarang pakaian yang dapat aku temukan di walk-in closet dan mengambil kunci mobilku sebelum aku keluar menembus jalanan ibu kota.

***

"Selamat ya Nona. Kandungan anda sudah memasuki usia 5 minggu." Dokter wanita itu tersenyum lembut kepadaku. "Saya sarankan anda jangan terlalu lelah dulu, karna kandungannya masih lemah. Tapi jangan khawatir saya akan tuliskan resep untuk menguatkan kandungan anda."

"Tapi saya tidak mengalami morning sick atau sejenisnya, saya juga tidak mengidamkan sesuatu. Apa anda yakin saya hamil, dok?" Tanyaku meyakinkan.

"Memang tidak semua kehamilan mengalami tanda-tanda hamil muda seperti morning sick atau ngidam." Jawab Dokter yang aku taksir berumur tidak berbeda jauh dariku.

Aku hanya terpaku mendengar perkataan dokter cantik itu sementara dia menuliskan resep apapun itu untukku. Sedangkan aku masih sibuk dengan pikiranku sendiri. Jadi aku benar-benar hamil? Aku benar-benar mengandung anaknya? Tidak, ini tidak boleh terjadi.

"Hhmm.. Dok, apa ada cara agar aku bisa menggugurkan kandunganku?" Aku bertanya ragu-ragu. Dokter cantik itu tampak terkejut dengan perkataanku, kemudian dia tersenyum memandangku.

"Maafkan aku Nona, tapi aku tidak bisa membantu anda untuk menggugurkan kandungan anda. Aku tidak akan pernah melakukan hal itu walaupun aku bisa." Jawabnya lembut.

"Dimana saya bisa mendapatkan orang yang dapat membantu saya dokter?"

"Sekali lagi, maafkan saya. Tapi saya sama sekali tidak bisa membantu anda dalam hal ini." Ujarnya dengan sedikit sedih. Pasti dia sedih karna aku tega ingin membunuh janin dalam kandunganku. Ibu yang mana tega membunuh anaknya sendiri? Aku. Ya, mungkin hanya aku, ibu yang tega membunuh anaknya sendri. Tapi aku benar-benar tidak ingin anak ini tumbuh dan lahir dalam hidupku.

Damn!!! you!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang