[TLOS#3] PINDAH SEKOLAH

5 1 0
                                    

Happy Reading guys!

******

"Ra ..." panggil Ananta.

Reswara menoleh penuh harapan.

"Alhamdulillah hasilnya gak cocok," ucap Ananta tersenyum.

"Berarti i-itu bukan ja-jasad Delisa, kan?" tanya Meliza memastikan agar tidak salah.

"Bukan." sahut Ananta.

"Berarti Delisa masih hidup kan?" tanya lagi Meliza.

Ananta menghela napas, "iya ..."

"Alhamdulillah ..." ucap Reswara sujud syukur lalu, memeluk suaminya.

Meliza mengusap air mata seraya tersenyum, ia melebarkan kedua tangannya ingin memeluk juga, tapi sepertinya tidak jadi. Kemudian Meliza menurunkan kedua tangannya kembali.

"Pah, tapi Delisa sekarang dimana?" Ibunya mendongak.

*****

Ketika sampai di Rumah, mereka langsung makan yang telah disajikan oleh Bu Dini. Meskipun makan bersama, tidak ada satupun yang berbicara hanya ada suara yang berasal dari piring mereka masing-masing, dan semuanya diam. Itu salah satu hal yang membuat Meliza muak karena ini canggung dan terlalu serius.

"Pah, Bu, maafin aku ..." kata Meliza memberanikan diri.

"Pasti kalian marah banget. Kalau mau, pukul aja aku, yang penting kalian maafin aku."

Tak ada respon sama sekali.

Meliza menoleh ke arah Papahnya. "Pah, boleh gak aku pindah ke Sekolah Delisa?"

Ia menunggu beberapa menit untuk mendapatkan respon tapi, nihil ... tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Papah dan Ibunya.

"Hallo? Di sini ada orang? Masih punya mulut?" teriak Meliza kesabarannya sudah habis, percuma ia berbicara lemah lembut pada kedua orang itu.

Ananta menggebrak meja. "Bisa gak sih kamu sekali aja ikut aturan di Rumah ini?! Kamu dibiarin makin gak bener ya! Sopan kah teriak di depan orang tua mu yang lagi makan?! Udah berapa kali Papah bilang jaga sikap mu!"

"Salah lagi? Its okey, gak apa-apa! Tapi, kalian pernah dengerin aku gak sih?"

"Gak kan?!" lanjut Meliza. "Papah sama Ibu cuma mau dengerin Delisa aja," Ia melangkah menuju kamar.

"Aku janji bakal nemuin Delisa dalam keadaan masih sempurna!" ucap Meliza membalikan badan menatap tajam.

"Kalau sampai Delisa kenapa-kenapa, aku siap dicoret dari keluarga Ananta."

******

"Mel, bangun ... sekolah."

Bu Dini mendatangi kasur Meliza menepuk pelan bahunya.

"Aku absen dulu ah, Bu, males ditanya-tanya guru," jawab Meliza dengan mata masih tertutup.

"Kok absen sih? Serius mau absen di hari pertama kamu sekolah?"

Meliza membuka matanya sebelah. "Hari pertama sekolah? Ngaco nih Bu Dini."

"Tadi pagi Pak Ananta bilang ke Ibu, katanya kamu pindah sekolah," jelas Bu Dini.

"Ah, bohong ibu mah," jawab Meliza menutup kembali wajahnya dengan selimut hendak melanjutkan tidur.

"Cepat bangun, Cantik ... nanti Pak Ananta berubah pikiran loh."

"Beneran, Bu? Kata Papah jadi pindah sekolah?"

Bu Dini mengangguk, mengelus rambut Meliza. "Bener, ngapain Ibu bohong. Buru mandi nanti telat."

The List of SuspicionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang