"Aku benci sendirian, tempat ini terlalu sunyi. Siapapun bawa aku pergi dari sini"
Aku hanya dapat terdiam menatap kosong kearah dua figura foto yang terpampang diatas altar persembahan terakhir itu. Dua orang yang begitu berharga dalam hidupku terenggut begitu saja. Pergi meninggalkanku tanpa sepatah kata apapun.
Hancur, sudah pasti hal itu yang kurasakan. Bagaimana mungkin aku bisa tampak biasa-biasa saja saat kedua orang tuamu pergi meninggalkan dirimu tepat dihari ulang tahunmu sendiri. Mereka yang berjanji akan merayakan hari ulang tahunku seperti tahun-tahun sebelumnya.
Dan kini, aku harus menyambut kedatangan keduanya diatas altar persembahan terakhir. Air mataku terasa kering setelah berjam-jam kuhabiskan untuk menangisi kepergian mereka. Menangis tanpa suara. Hanya itu yang dapat kulakukan. Merasa sesal pun tak ada gunanya.
Sanak saudara yang berdatangan pun tak banyak berkata apapun. Mereka lebih memilih membiarkanku terlalu larut dalam tangisanku. Lantas setelah ini apa yang harus aku lakukan?
"Ayah, ibu... hiks Renjun takut, setelah ini Renjun harus apa? Hiks..."
Terhitung sudah hampir dua minggu setelah kepergian orang tuanya. Renjun menghabiskan harinya dengan mengurung dirinya didalam kamar gelapnya. Panggilan dari saudara yang datang menjenguk atau tetangga yang mulai mengkhawatirkan keadaannya, semua itu Renjun abaikan.
Pria manis berusia 25 tahun itu memilih menggulung dirinya dibawah selimut dan mengurung dirinya dalam kegelapan. Membiarkan dirinya terus berkabung dan terlarut dalam kepedihan.
Renjun, anak yang ceria serta manja terutama dengan kedua orang tuanya. Kerap kali ia mendapat julukan anak manja atau tak bisa mandiri karena tingkahnya yang masih saja menempel dengan orang tuanya saat diusianya telah beranjak dewasa dan seharusnya telah memilih hidup untuk mandiri. Akan tetapi, Renjun memilih untuk tetap tinggal dengan orang tuanya karena Renjun begitu menyayangi keduanya, maka dari itu Renjun tak ingin meninggalkan kedua orang tuanya. Namun, siapa yang akan menyangka bahwa akhirnya dirinya lah yang ditinggalkan lebih dahulu.
Hari-hari Renjun habiskan dengan bekerja sebagai seorang penulis. Banyak karyanya yang terkenal dan telah menjadi bestseller. Renjun memang sejak dulu gemar menulis dan membaca. Ruang kamarnya dipenuhi oleh buku-buku favoritenya. Terkadang teman semasa sekolahnya dulu selalu mengatakan kamar Renjun seperti perpustakaan ajaib. Karena didalam kamar minimalis itu kalian akan menemukan buku apapun yang kalian cari. Renjun memang sesuka itu dengan banyak karya entah itu dari karya science, fiksi, filsafat dan masih banyak lagi.
"Tempat ini terlalu sunyi"
"Itu karena kau tak ingin melakukan aktivitas apapun bocah!"
"Rasanya sesak sekali..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Summertime |Jaeren
Short Story[OS] 𝙼𝚊𝚛𝚒 𝚋𝚎𝚛𝚝𝚎𝚖𝚞 𝚔𝚎𝚖𝚋𝚊𝚕𝚒 𝚍𝚒𝚖𝚞𝚜𝚒𝚖 𝚙𝚊𝚗𝚊𝚜 𝚕𝚊𝚒𝚗 𝚠𝚊𝚔𝚝𝚞 Warn: Jaeren area! Yaoi! BxB! Crackpair| DLDR🔥💥