Chapter 2:
Terlihat sekumpulan orang-orang yang terkapar tidak sadarkan diri dan hanya menyisakan 2 orang saja yang masih berdiri dan masih dalam keadaan sadar di tempat itu.
Wajah kedua orang itu terlihat babak belur dan juga terlihat bercak darah yang berada di wajah dan seragam mereka masing-masing, mereka kini menatap satu sama lain dengan penuh kebencian.
"Ghuh, Hei Sai bagaimana kalau kita membuat taruhan?" Kiba menatap main-main ke arah Sai yang masih berusaha untuk menyeimbangkan tubuhnya.
"Hahh hahh, aku tak berniat melakukan taruhan dari seseorang yang lebih lemah dariku" balas Sai yang terengah-engah dan sama sekali tidak melepaskan tatapan matanya dari gerak-gerik Kiba, yang saat ini kelihatannya sedikit kewalahan untuk menahan dirinya agar tidak jatuh.
"Kheh, kau sama saja seperti dulu, terlalu percaya diri" Kiba tersenyum miring.
"Dan juga aku jauh lebih kuat dari kau, jadi camkan itu di dalam kepalamu, sialan!" ujar Kiba setengah berteriak.
"Terserah, sepertinya akan kusudahi pertarungan ini, Neji-san sudah terlalu lama menungguku" ujar Sai kembali memasang gestur Judonya.
"Kheh, Neji si anak manja itu? Wahh aku terkejut, kau sekarang sudah jadi bawahannya, kukira kau berdiri sendiri! Hahaha sepertinya kau sudah melemah, rivalku?!" Kiba tertawa sinis ketika mendengar ucapan Sai, tidak lupa ia juga mencoba untuk memprovokasi lawannya itu.
"Baiklah akan kutunjukkan perbedaan kekuatan kita yang sekarang, pecundang!" tambah Kiba yang tiba-tiba maju untuk memberikan serangannya. Sai yang melihat itu semakin mengokohkan kuda-kudanya.
*Syut*
Sebuah tendangan lurus dari Kiba dengan cepat mengarah ke wajah Sai, tidak mau terkena tendangan begitu saja, Sai pun memiringkan kepalanya ke kiri sambil menyiapkan sebuah serangan balasan.
Kiba yang melihat tendangannya hanya mengenai angin pun mendecih kesal, ketika kaki Kiba mendarat. Sai sudah menyiapkan sebuah counter menggunakan tangan kirinya dengan berencana melakukan sebuah pukulan Hook yang mengincar rahang kanan Kiba
*Tak*
Alangkah terkejutnya, pukulannya itu berhasil dibelokkan oleh Kiba sehingga pukulannya itu hanya mengenai udara kosong. Kiba sudah menduga kalau Sai akan melancarkan serangan tersebut sehingga ia dapat dengan mudah membelokan pukulan Sai yang ia rasa 'lambat' tersebut.
Tidak mau membuang waktu, Kiba kembali membuat Sai terkejut dengan melesatkan pukulan bertubi-tubi yang mengenai rusuk, perut dan pipi Sai dengan telak sehingga rentetan pukulan dari Kiba itu berhasil membuat Sai memuntahkan air liur bercampur darah dari mulutnya!.
*Bugh* *Bugh* *Bugh*
"Dan ini yang terakhir bangsat!" teriak Kiba sambil melakukan tendangan Roundhouse Kick yang mengincar kepala Sai.
*Dugh*
Tendangan dari Kiba berhasil mengenai Sai dengan telak sehingga membuatnya mundur beberapa langkah ke belakang, hal itu sontak membuat Kiba terkejut karena rivalnya itu masih belum bisa dijatuhkan padahal ia sudah menggunakan tendangan andalannya dengan sepenuh tenaganya.
"Hahahaha, benar-benar cuma kau yang bisa membuat darahku mendidih Kiba!" wajah Sai yang biasa dihiasi dengan senyum palsu kini berubah 180 derajat, kini senyuman mengerikan terpatri di wajah pucatnya.
Sai kemudian mengubah kuda-kudanya, ia tak lagi memakai gestur Judonya itu, ia sekarang hanya berdiri tegap dan terlihat tanpa pertahanan sama sekali, hal itu membuat gerak geriknya tidak dapat dibaca oleh Kiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm the King! Year 1
ActionSeluruh anggota Akatsuki telah kembali , membuat mereka menjadi sasaran bagi Fraksi-fraksi lain yang ingin menjatuhkan mereka. Sementara itu Obito sudah bersiap untuk menunjukkan dirinya setelah sekian lama menyembunyikan identitasnya dan sepertinya...