Ryano terpaksa menghentikan motornya ketika ia sudah terkepung oleh 5 orang. Pemuda itu merentangkan satu tangannya melindungi Aira yang seketika turut bersembunyi di belakang tubuhnya.
“Ryano, Ryano! Gak ada tobat-tobatnya yah lo datangi sekolah gue beberapa hari yang lalu!” suara sengak seorang pemuda berhasil membuat kedua bola mata Ryano memicing tajam.
“Lo ngapain hampiri Frisly waktu itu? Lo masih punya muka, Hah?” suara pemuda berambut coklat itu membuat Aira tanpa sadar melirik Ryano.
Buku-buku jari Ryano terkepal keras yang seakan siap melayang kapan saja.
“Ryan…” panggil Aira sedikit ketakutan melihat aura Ryano kali ini.
“Lo pergi dari sini Ra!”
“Tapi—”
“Ra!” suara Ryano cukup meninggi membuat Aira tersentak tanpa sadar mundur begitu saja, hingga begitu saja terjadi pertarungan Ryano lawan 5 remaja lainnya.
Tubuh Aira gemetar hebat bahkan gadis itu menutup mulutnya menahan untuk tidak berteriak. Aira seakan blank, bahkan gadis itu tidak bisa berkata-kata ketika melihat Ryano terlempar begitu saja.
“Ryano…” suara Aira lirih tanpa sadar gadis itu meraih ponselnya, dengan kedua tangannya bahkan jenarinya turut bergetar hebat Aira mengetik nama seseorang disana, dan menyambungkan panggilan begitu saja.
“Halo?”
“Tolong…Tolongii… Ryano…” suara Aira terputus-putus dengan kedua mata menatap nanar Ryano yang sudah babak belur diatas tanah.
“Ha? Aira?! Lo dimana?!”
Spontan tangis Aira pecah melihat Ryano yang tampak tak berdaya. Yah! Bagaimana bisa sosok pemuda lima lawan satu!“Gue gak tahu… tapi… Ryano!--- Dia dikeroyok sama lima orang dari sekolah….” Aira memicingkan mata memperhatikan seragam itu, hingga kemudian ia teringat bahwa seragam itu adalah seragam sekolah lama Aulai.
“Ra?”
“Sekolah lama Aulia! Anak-anak dari sekolah itu—sekarang—RYANO AAAKKHH!!” Aira memekik tanpa sadar melempar ponselnya begitu saja, bahkan tas ranselnya.
Aira maju kemudian mendorong lima orang yang sudah tidak punya akal menendangi Ryano.
“BERHENTI!!!!” pekik Aira berhasil menghentikan pertarungan itu.
Aira berdiri menatap tajam lima orang pemuda yang mulai detik ini tidak akan pernah ia lupakan wajahnya. Aira berdiri melindungi Ryano yang sudah tak bertenaga diatas hamparan tanah.“LO SEMUA!!! BAJINGAN SIALAN! BERANI-BERANINYA KEROYOK RYANO!!!” teriak Aira nanar, tanpa sadar melompat maju menendang salah satu pemuda yang sepertinya ketua geng gila ini.
“MATI AJA LO!!!!” Teriak Aira berhasil merobohkan satu orang, lantas gadis itu berjongkok mengambil segenggam tanah dan melemparnya begitu saja pada kelima orang itu yang langsung menjauh.
“SIALAN!!” teriak satu orang pemuda kala lemparan itu mengenai matanya.
“Anjing! LO!!” Teriak sosok pemuda jakung menatapnya nyalang menahan tangan Aira yang sudah ingin membabi buta melempari mereka semua. “Jangan ikut campur!” peringatnya menatap Aira dingin, yang dibalas dengusan kasar Aira.
“Cuih!” Aira tak segan meludahi wajah pemuda itu yang seketika semakin mengeraskan rahangnya.
PLAK!
Aira roboh begitu saja bersama pipinya yang terasa perih bahkan panas. Bekas tangan pemuda sialan itu masih terasa pada pipinya, yang tanpa sadar membuatnya membeku memegangi pipinya. Aira mendongak menatap kelima pemuda yang sudah berdiri menatapnya remeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Is Still Just?
Teen Fiction"Kenapa cewek-cewek suka cowok Bad boy?" Tanya Aira menatap cowok di sampingnya yang sudah babak belur berkelahi dengan anak sekolah depan. "Karna cowok Bad Boy itu ganteng!" jawab Ryan cepat buat Aira menggeleng tidak setuju. "Kalau cowoknya penyak...