Kota penuh gemilang tersuguh lewat jendela bus kota yang ditumpangi Kwon Hyegi beberapa jam lalu. Langit biru yang cerah begitu menenangkan untuk dipandang.
Gadis itu tersenyum lembut. Tidak menyangka ia akan merantau kembali ke Kota Seoul setelah dua tahun lamanya.
Sebelumnya gadis itu bekerja di sebuah pabrik makanan instan sebagai operator produksi. Namun, ia dipecat akibat membuat ulah. Memaki tidak terima akibat dituduh meludahi mie kering yang keluar dari pemanggangan.
Mengingatnya saja Hyegi ingin muntah. Padahal itu bukan salahnya. Dia difitnah waktu itu. Salahnya juga dia memaki waktu itu.
Setelah berkutat dengan pikirannya sendiri, bus kota berhenti di tempat tujuannya. Dengan kesusahan gadis itu membopong tas jinjing besar dan menggendong tas ranselnya, menuruni tangga bus dengan hati-hati.
Min's Jewelry Inc.
Hyegi menghembuskan mafasnya untuk menghilangkan rasa kegugupannya. Tidak menyangka akan bekerja di sebuah pabrik yang ia idamkan walau hanya menyandang sebagai operator produksi mengingat pendidikannya yang rendah.
Hampir semua orang ingin bekerja di tempat ini. Mengapa? Karena tempat ini sangat memperhatikan kebutuhan karyawannya.
Bahkan, perusahan manufaktur yang begerak di bidang perhiasan emas dan perak ini tak segan-segan memfasilitasi asrama dan makan gratis untuk pekerja magang. Asrama berdekatan dengan pabrik. Kantor pusat juga terletak tak jauh dari keduanya. Idaman para pengais dolar, bukan?
"Ada yang bisa saya bantu, Nona?"
Satpam muda itu tersenyum ramah kepada Hyegi. Tampan. Itu adalah kata pertama yang terlintas di benaknya.
"Oh, karyawan baru, ya? Siapa namamu? Aku akan memberi tahu personalia tentang kedatanganmu untuk mengonfirmasi," ucap satpam dengan name tag Park Jimin di seragamnya. Mungkin pria itu sudah hafal setelah melihat penampilan Hyegi.
"Kwon Hyegi," ucap gadis itu gugup.
"Boleh lihat kartu pengenalnya?" Satpam lain datang disaat Park Jimin membuat panggilan.
Dengan terburu, Hyegi membuka dompetnya dan memberi kartu pengenalnya pada satpam berhidung mancung walau suaranya tak seramah Park Jimin. Hyegi tak sempat membaca tanda nama pada seragamnya. Hanya marga 'Cha' yang bisa tertangkap oleh matanya.
Gila, kenapa satpam di sini tampan-tampan? Batin Hyegi.
Setelah menerima kartu pengenalnya kembali, Park Jimin kembali dengan senyum menawannya. "Baiklah, kau boleh masuk. Tetapi, tunggu dahulu di pos kami, ya." Suara ramahnya sedikit menenangkan kegugupan Hyegi.
Ketika pintu gerbang dibuka, Park Jimin dengan sigap membantu membawa tas jinjingnya.
"Eh, aku bisa sendiri!"
"Tidak apa. Biar aku bantu."
Hyegi jelas tidak bisa membantah. Jujur, tasnya sangat berat. Bohong jika gadis itu tidak butuh bantuan.
Tak lama, gadis lain datang dengan tergopoh. Penampilan dan keadaannya sangat mirip dengannya. Hyegi tidak tahu sejak kapan gadis itu datang dan sudah masuk dengan begitu cepat.
"Halo, apa kau juga dapat panggilan kerja?" Gadis berkulit terlewat pucat itu tersenyum manis padanya. Mata sipitnya ditenggelamkan oleh kedua pipi gembulnya.
"Iya," Hyegi tersenyum kikuk.
Jika dipikir lagi, gadis ini terlalu cantik untuk bekerja sebagai buruh pabrik. Akan lebih cocok gadis di depannya ini bekerja di bank atau mungkin sekertaris kantoran?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐈𝐒𝐂𝐇𝐈𝐄𝐕𝐎𝐔𝐒 𝐌𝐑. 𝐌𝐈𝐍
Fanfiction[M] ㅡ 𝐨𝐧 𝐠𝐨𝐢𝐧𝐠. Kwon Hyegi berpikir hidupnya akan tenang-tenang saja selama ia tidak membuat masalah seperti di tempat kerjanya dulu. Namun, ekspetasi berkata lain. Kwon Hyegi tidak sengaja melempar sandal pada seorang pria pucat tepat di kep...