[06]

417 36 2
                                    

⚠️typo warn⚠️

"Name, apa hubunganmu dengan Kanaya san? Kok kalian bisa akrab padahal baru pertama bertemu?"

**✿❀ ❀✿**

"Oh itu sih karena Kanaya san adalah seniorku saat sekolah" Name menjawab seadanya walau ia sangat lihai berdusta. Yah, mungkin karena efek dia lelah(?) itu juga bisa sih.

Pukul 12:15 AM Rindou dan Name sudah tiba di rumah mereka. Name mengerjakan shalat nya dengan sedikit cepat karena memang dia sudah sangat mengantuk. Perlu diketahui, gadis yang irit kata ini akan mudah mengantuk setelah mengoceh. Maka dari itu, dia tak pernah mau jika disuruh presentasi.

"Gua duluan" Rindou menurunkanku di depan gerbang depan. Setelah memastikan dia pergi, aku baru masuk. Itulah etika yang diajarkan oleh Almh. nenek.

Tak lama setelah melakukan pekerjaan rumah, Name memasuki kamarnya dan terlentang menatap langit-langit kamarnya yang bernuansa abu. Tak mengganti pakaian, hanya melepas cardigan.

Reader pov

Dasar cadel sialan. Kalo gua tau lo bakalan mati, gua ga akan mati-matian ngejaga perasaan gua buat lo. Tinggal setujuin perjodohan ini aja.

Flashback

'Vin, ini dah pagi tolol. Bangun su' belum ada apa apa Name sudah marah pada sahabatnya, Vino.

"Iye iye bawel. Gua jemput sekarang" tak mau kalah dengan sahabatnya itu membuat Cavino menacap gas lebih cepat dari biasanya.

Belum ada 15 menit mobil Cavino sudah menginjak halaman rumah Name. Mereka biasa pergi berdua pulang dan pergi. Takatsu Cavino, Edogawa Name, dan Hattori Ken adalah teman sejak benih (emaknya Cavino, pak Edogawa, dan pak Hattori).

Din diin

Suara klakson mobil yang berbunyi secara berirama menandakan bahwa Cavino dan Ken sudah didepan. Name berangkat sambil membawa tiga lembar roti. Satu ia gigit dari rumah dan dua untuk bestoyna.

"Yok, btw nih sarapan dulu" Name memberikan selembar roti masing masing.

"Wawh tau aja lu neng gua pen roti" Cavino menerimanya dengan senang. Namun tidak dengan Ken. Wajahnya cemberut sedari tadi yang membuat Name bertanya "Doushitano, Ken kun"

Ken yang baru kembali setelah melamun pun menjawab tak apa. Namun tak akan meudah membohongi Cavino. Dia sudah menebak bahwa Ken ada masalah. "Iya, cuma kepikiran aja bakal jadi pindah ke Roppongi pa kagak." Mendengar penuturan Ken, Cavino yang makan dengan santuy toba tiba tersedak dengan tidak elitnya. Name pun menjauh 3 langkah karena semburan roti temannya.

"Woylah makan santuy ae kali anj- masih pagi lu mau bikin gua nyumpah serapah haa?!" Tak bisa santai, itulah Edogawa Name saat bersama teman seperjuangannya itu.

"Gua bakalan pindah buldep' klo g salah, soo say good bye to me, friend-!" Ken berkata seolah bakal pindah ke desa sebelah aja. Kek ga punya masalah aja suu. 'Kayaknya dia udah gak bener dah' bukan Name Edogawa jika nggak berpikir absurd begini.

'Gua rasa mereka udah nggak bener.. Dari tadi ngooceeehhh truus. Gak inget affah kalo 5 menit lagi bel masuk?!' Dan sebelum selesai Cavino membatin, Name sudah berteriak untuk sekolah "WOY GOBLOK LU MAU TELAT, HAA?!! GUA MAU TREAK DRI TADI GAJADI KARNA LU NGELAMUN! SEKARANG BURUAN ABISIN ROTINYA AYO BERANGKAT!!!" Ya. Name frustasi dengan kedua bestod nya itu.

Di waktu yg sama, Ran dan Rindou sedang bertengkar karena Rindou yang kelamaan ngaca. "Jan*** Reen lama amat seh anjer!! Gua telat ege. Dosen gua galak asu!! Ntar petjah kaca spion lu buat ngaca mulu ah jan***" Dan dengan ketidak tahuan Ran, Rindou sudah bersendakep'' di kursi belakang. Setelah Ran selesai uring uringan, dia membuka mata dan terkejedot karena ada lenampakan ubur ubur di belakang.

"Nape? Gua disini dri tadi lho, buru!"

***

Tubercolosis

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan nih di chap ini. Ini dia

'buldep=bulan depan
''bersendakep=kek lipetan tangan di dada gitu

Tolong kedepannya panggil Call ato Aca aj ya Reader san karena saya agak aneh dipanggil thor, dan sejenisnya ehee

See you next chap yg kalo mungkin di update malam ini, In syaa Allah

Pernikahan Paksaan||Haitani Rindou × ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang