001

1.4K 266 0
                                    

Just Friends © CL Nov.

This story by BuiiFrog.

Jangan menjiplak karyaku!!

———

[Name] POV

Namaku [name], siswa kelas 2 SMA.

"Pagi bunda," ini bang Aaron, kakak kembarku. Cuman beda 5 menit sih, tapi yaudah lah.

"Pagi Aaron, [name]. Kalian sudah sarapan nak? Sepertinya Bagas masih tidur, ke kamarnya saja ya," ini ibunya Bagas. Kami biasa memanggil beliau dengan sebutan bunda.

Saat ini Abang sedang bersikap manis di depan orangtua. Dia sangat ahli, suer.

"Iya bunda," Abang tersenyum lima jari.

Huft, dasar muka dua. Padahal sifat aslinya..

[Name] POV end

"Heh babi," panggil Aaron kesal kala melihat Bagas yang masih berlayar di pulau mimpi.

Setiap hari [name] maupun Aaron terpaksa membangunkan makhluk astral ini (Bagas).

"Cepetan bangun hari ini upacara!" perintah Aaron, dibalas lenguhan Bagas, "ng... Bacot ah."

Mendengar lenguhan Bagas, Aaron tak segan-segan menginjak pipi Bagas dengan kakinya yang terbalut kaos kaki.

"Iya baik hamba segera bangun."

"Mana buku belum diberesin, lagi. Pasti pr juga belum dikerjain kan?" [name] mengecek isi tas Bagas.

Bagas duduk dengan mata sayu serta air terjun yang tercipta di sudut bibirnya, "Emang ada peer?" tanyanya balik.

'Cape akutu,' batin [name] dan Aaron menglelah.

Bagas dengan langkah gontai menuju kamar mandi, "Kalian udah? Mau nyalin atuh," pintanya sambil menggosok gigi.

"Belum lah, makanya buruan biar kita nyalin ke anak kelas," balas Aaron, [name] ngangguk-ngangguk setuju dengan ucapan abangnya.

Sebenarnya [name] tuh udah, tapi pura-pura belum ngerjain.

"Duh gawat dong [name], Ron," panik Bagas.

"Gawat kenapa?" tanya Aaron, bingung.

"Gawat soalnya aku ganteng banget hari ini hehe," narsis Bagas.

"Babi..." gumam Aaron. Sementara raut wajah [name] terlihat jijik (?).

Gedubrak! Aaron dengan kekuatan hulek ijo langsung membanting Bagas. [Name] yang melihat, langsung tersenyum sumringah.

Tangannya langsung mengambil handphone miliknya di saku hoodie yang tengah ia kenakan. Tanpa basa-basi merekam aksi pemukulan babi tersebut.

"Gelud, gelud, gelud," gumamnya antusias.

"Bisa cepet nggak?! Aing gamau kalau sampe dihukum bapa botak!" seru Aaron ngegas.

Bagas mengerang kesakitan, "Aaargh!! Iya, iya maap gabisa diajak bercanda amat sih?!" serunya tak kalah ngegas.

Ditengah-tengah pergeludan panas tersebut, bunda datang dengan membawa nampan berisi 3 buah cangkir teh.

Dengan kecepatan melebihi cahaya, [name] langsung menuju tas Bagas yang tadi ia telantarkan dan pura-pura memasukkan beberapa buku secara random. Buku resep makanan salah satunya.

Bunda muncul di ambang pintu, "[Name], Aaron, ini diminum dulu tehnya," ujarnya.

Aaron dan Bagas yang mendengar suara bunda pun menghentikan kegiatan mereka. Aaron yang menduduki dan menarik kerah kaos Bagas, serta Bagas yang berbaring terlentang dengan wajah pasrah. Sungguh posisi ambigu.

Bunda yang melihat itupun tersenyum dengan aura hitam yang menguar dari tubuhnya.

"Kami bisa jelaskan."

———

— To be continue

445 words.

Jika suka cerita ini silahkan tinggalkan jejak dengan beri vote.

Ada pertanyaan?

Jika ada silahkan tanyakan di kolom komentar ini.

Twins Abifandya || Just Friends x M. ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang