033

11K 472 2
                                    

╔═══❖•ೋ° - °ೋ•❖═══╗
𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰 𝓐𝓵𝓵
╚═══❖•ೋ° - °ೋ•❖═══╝

05:30 WIB

Seorang gadis cantik memakai dress putih panjang dan cardigan hitam dengan rambut di sanggul sedang duduk di balkon kamarnya sembari menikmati segelas susu hangat.

Ia merenungkan kehidupannya yang seaneh ini. Terlintas di pikirannya yang selalu bertanya mengapa dirinya di posisi ini. Berulang kali ingin menyerah namun selalu kalah dengan rasa ingin terus maju.

"Tidak ada yang sia-sia untuk dia yang terus berusaha." Gumam Zara tersenyum tipis di ujung bibirnya.

Rasanya dirinya sangat bangga karna telah bertahan sejauh ini. Beruntung sekali ia sekarang di kelilingi orang-orang yang sangat menyayanginya.

"Kak!" Panggil seorang laki-laki yang mengenakan hodie hitam dan jeans hitam. Laki-laki itu terlihat sangat tampan dan mempesona. Wangi tubuhnya tercium kemana-mana membuat hidung Zara sedikit tercekat. Dia Langit Atharazka Danaswara. Adik tiri Zara.

Zara cengo dengan penampilan yang sedikit berbeda. Ternyata jika di perhatikan, dia tampan juga.

Tanpa ia sadari terlukis senyuman manis di bibirnya membuat Langit salting sendiri.

"Ga usah GR." Cetus Zara kembali dengan tatapan datar.

Tak apa! Setidaknya Langit mulai mengambil hati Kakaknya itu sedikit demi sedikit.

Hari ini mereka memang bangun lebih pagi dan berdandan rapi karna tadi malam Langit merengek meminta Zara menghadiri acara sekolahnya. Katanya di suruh bawa orang tua atau keluarga lainnya, namun dia tau jika orang tuanya tak ada waktu.

Zara melenggang pergi begitu saja.

Bugh!

"Aww shhh." Ringis Zara ketika tubuhnya di tabrak oleh wanita paruh baya yang tidak lain adalah Lyodra.

Lyodra langsung membantu Zara berdiri, "Maaf sayang. Kamu ga papa kan? Ada yang luka? Ada yang sakit?" Racau Lyodra mencari-cari letak luka, jika ada.

"Tadi Mommy lagi nyariin Langit, makanya terburu-buru." Jelas Lyodra masih mencoba membersihkan pakaian Zara yang tak kotor.

Lyodra menyerngit melihat putranya keluar dari kamar Zara, "Kamu kok di situ?" Tanya Lyodra heran.

"Semalam Langit tidur di kamar Kakak. Hehe, Langit takut sendirian, Mom." Jawab Langit cengengesan.

"His, kenapa coba ganggu Kakak kamu. Dia kan mau istirahat juga." Omel Lyodra. "Maaf Ya Zara, Langit memang nakal anaknya." Sambung Lyodra.

"Aelah Mommy, santai aja kali. Lagian Kak Zara ga keberatan, toh buktinya di bolehin. Iya kan Kak?" Langit mengedipkan satu mata, menggoda Zara.

Perempuan itu memutar bola matanya malas, "Iya." Jawabnya singkat, padat dan jelas.

"Terus kalian rapi banget pagi-pagi gini, mau kemana?" Lagi-lagi Lyodra bertanya, membuat Zara kesal sendiri. Rasanya ingin ia tarik rambut perempuan itu, lalu menyeretnya, menuruni anak tangga. Jiwa psikopatnya muncul.

FARHAN [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang