Chapter 3:
Di sebuah kelas yang ricuh, terlihat murid-murid yang memiliki wajah cukup mengerikan sedang berbaris rapi untuk memberikan 'donasi' kepada pemuda bertubuh besar yang memakai masker sambil memegangi sebuah kotak yang bertuliskan 'peduli anak yang bersama Hidan, dia sekarat!' dan tak lupa orang itu sesekali mengucapkan terimakasih kepada setiap orang yang memasukan uangnya ke dalam kotak yang ia pegang tersebut.
"Hahh si mata duitan itu, selalu saja punya cara untuk menguras uang saku mereka, dan bodohnya lagi, mereka masih saja mempercayai si maniak uang itu, hahh menyedihkan" ujar seorang pemuda berambut abu-abu klimis yang disisir ke belakang yang sedang berjongkok sambil merokok dengan santai di sisi kelas.
"Ugh, tubuhku serasa mau hancur" tiba-tiba pemuda pucat di sebelahnya bergeming, orang itu adalah Sai, bisa dilihat wajahnya kini dipenuhi dengan luka-luka cukup serius, salah satu lubang hidungnya ditutupi kapas guna mencoba memberhentikan aliran darah yang sedari tadi mengalir melalui lubang hidungnya itu, Sai kemudian berusaha bangkit dari posisi berbaringnya.
"Oh kau sudah sadar rupanya, jadi bagaimana perasaanmu setelah keluar sebagai orang terkuat ke 2 di angkatanmu, hm? Hora" si pemuda berambut abu-abu klimis yang disisir ke belakang tersebut memberikan Sai sebotol air mineral yang sudah sejak tadi berada di sampingnya.
"Jadi aku kalah ya?" gumam Sai sambil memasang wajah murung.
"Maaf kau siapa? dan ini dimana?" tanya Sai dengan sopan sambil menerima air putih yang disodorkan oleh orang yang ada di sampingnya.
"Terimakasih" tambahnya kepada pemuda yang memberikannya air mineral itu.
"Oh namaku Hidan! Dan kau sekarang sedang berada di ruangan anak kelas 3, lebih tepatnya kelas 3E" jelas pemuda yang bernama Hidan itu, ia yang sudah menghabiskan rokoknya segera menginjak puntung rokok tersebut agar apinya mati.
Well dia tidak mau membayar uang ganti rugi jika saja gedung sekolah ini terbakar akibat sebuah puntung rokok yang kecil ini.
Tak lama kemudian, seseorang yang berbadan besar dan memakai masker datang menghampiri mereka berdua sambil menghitung uang yang ia ambil dari kotak 'donasinya' tersebut.
"Oy Kakuzu, bisakah kau memberitahukan kepada mereka kalau si nomor 2 ini sudah sadar?" pinta Hidan kepada orang yang bernama Kakuzu itu.
"Baiklah, tapi 1 langkah 100 yen, bagaimana?" balas Kakuzu yang ikut jongkok di samping Hidan tak lupa memberikan tatapan mata pebisnisnya(?) yang lumayan meyakinkan.
"Oy mata duitan! Sekali ini saja, tidak bisakah kau melakukan sesuatu tanpa memikirkan uang, hehh pemuda berwajah paman-paman?!" Hidan berdiri secara tiba-tiba sambil menggunakan nada mengejeknya kepada Kakuzu yang menatapnya bingung.
"Kheh bilang saja kau kere, dasar Playboy tak ber-uang?" balas Kakuzu yang juga yang mulai berdiri dan tak lupa mencontoh gaya Hidan.
Hidan yang dihina oleh Kakuzu pun langsung mencekik Kakuzu dan yang dicekik pun tak mau kalah, Kakuzu juga balas mencekik Hidan sehingga mengakibatkan perkelahian antara mereka berdua, tidak lupa dengan background debu tebal yang di dalamnya terlihat mereka berdua yang saling pukul satu sama lain.
Hal itu membuat para penghuni kelas yang lain mencoba untuk menghentikan pertarungan tersebut, akan tetapi mereka yang mencoba melerai berakhir babak belur karena dihajar oleh Hidan dan Kakuzu.
Sai yang melihat pertarungan konyol itu memilih untuk tidak menghiraukannya saja, ia kemudian berjalan menuju pintu kelas, berniat meninggalkan kelas itu tanpa sepengetahuan mereka (Kakuzu dan Hidan) yang masih setia saling tonjok-menonjok satu sama lain sehingga hal itu memicu terjadinya kericuhan yang melibatkan seluruh penghuni kelas yang ikut tertarik ke dalam pertarungan konyol tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm the King! Year 1
ActionSeluruh anggota Akatsuki telah kembali , membuat mereka menjadi sasaran bagi Fraksi-fraksi lain yang ingin menjatuhkan mereka. Sementara itu Obito sudah bersiap untuk menunjukkan dirinya setelah sekian lama menyembunyikan identitasnya dan sepertinya...