"SACHIHARA, KAU saja yang ikut cabang lomba lari putri 200 meter, ya?"
Mulanya Koraru heran mengapa Kamishita Yosuke tiba-tiba menghampiri mejanya. Sebelumnya mereka hampir tidak pernah mengobrol jika bukan karena urusan penting. Namun, rasa penasaran Koraru seketika terjawab begitu sang ketua kelas ternyata memintanya mengikuti kompetisi olahraga.
Sebenarnya Koraru ingin menolak, tetapi Hara dan Mizuo yang ada di sebelahnya seketika menatap Koraru antusias. Hara berkoar-koar agar Koraru menerima permintaan itu, sementara Mizuo hanya berkata sesuatu yang entah kenapa membuat Koraru tersipu.
"Kalau Sachihara yang mengikuti lomba lari pasti keren! Aku ingin melihatnya!"
"Ayolah, Koraru! Lagi pula larimu cepat juga, kan?"
"Bukan begitu ... tetapi kenapa harus aku?" protes Koraru pada Yosuke.
"Habisnya, hampir semua siswi di kelas ini sudah mendaftar cabang lomba. Ada tiga yang belum mendaftar, sih, tetapi aku dengar dari Hara, staminamu cukup bagus. Jadinya aku memilihmu, bagaimana?"
Koraru yang mendengar ada nama Hara seketika mendelik ganas. "Ternyata kau sengaja, ya?!"
Hara malah menampilkan cengiran terbaiknya. "Daripada kau tidak ikut apa pun."
Mizuo mengangguk menyetujui. "Kau ikut saja. Aku pasti akan menonton pertandinganmu," ujarnya disertai senyum manis.
Koraru menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Katagaki-kun bodoh, bukan begitu. Kalau kau menonton, aku malah jadi tambah malu!
Namun, ia tak berani menyatakannya langsung. Koraru mendengar suara cekikikan dari sebelahnya. Siapa lagi kalau bukan Hara?
"Mizuo-kun! Apa kau juga akan menonton pertandinganku?" Tiba-tiba saja, Uenoyama Karen menimpali dari belakang. Kepalanya menyembul di celah di antara Mizuo dan Koraru.
"He? Memangnya kau ikut lomba apa?" tanya Hara.
"Lari 100 meter." Dua jari Karen membentuk peace.
"Ah, baiklah. Aku akan menontonnya kalau sempat." Mizuo tampaknya berat hati untuk menjawabnya.
Meski jawaban Mizuo terdengar mengecewakan—bagi Koraru—tetapi Karen agaknya tetap merasa senang. Gadis itu kembali ke tempat duduknya sembari menjerit kepada temannya, Mirai.
"Ehem." Yosuke berdeham, sepertinya merasa diabaikan. Hal itu membuat ketiganya salah tingkah.
"Eh, anu, maaf."
"Jadi, bagaimana jawabanmu, Sachihara?"
Koraru menimang sejenak. "Apa aku boleh memberi jawabannya besok?"
"Hm, yah baiklah, tidak masalah."
"Terima kasih, Kamishita-kun."
"Tetapi, besok kau benar-benar harus memberikan jawaban. Ini sudah dua hari sejak pendaftaran kompetisi dibuka. Besok hari terakhir. Jangan lupa, oke?"
Koraru mengangguk. "Baik."
Setelahnya, Yosuke meninggalkan mereka.
Hara bersedekap, menatap Koraru kecewa. "Kau ini, kenapa pakai acara pikir-pikir dulu, sih?"
Koraru menggulir bola mata. "Kau tahu sendiri aku tidak suka olahraga."
"Jangan jadi siswi membosankan, Koraru. Lakukan hal lain selain belajar. Lagi pula Katagaki-kun mendukungmu, tuh."
Mizuo langsung mengangguk semangat, kemudian ia bergeming sejenak. "Oh, ya, nanti jadi pulang bersama?"
Oh, Koraru hampir lupa ia punya jadwal pulang bersama dengan Mizuo. Ini akan jadi ketiga kalinya mereka pulang bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until We Meet at the Sea | 海で会うまで
FantasiaKatagaki Mizuo menyukai Sachihara Koraru sejak pertama kali mereka bertemu. Semuanya berawal dari seorang gadis SMA yang menyelamatkan seekor merman dari manusia yang menangkapnya. Mare--seekor merman, putra bungsu dari penguasa lautan--jatuh cinta...