Terlantar #5

479 55 6
                                    

Chapter 5

Veldora, Milim dan juga Diablo akhirnya tiba di dunia lain. Mereka berhasil bereinkarnasi ke tubuh mereka sebagai varian manusia yang lemah. Mereka terbangun di sebuah tempat asing yang sekelilingnya hanyalah lautan saja. Yakni Mereka bertiga terdampar di sebuah pulau tak berpenghuni. Sebuah pulau yang terbuat dari beton. Pulau yang tercipta dari gedung tua yang saling bertumpukan.

****

"yosh, sekarang kita ada di dunia lain!" Ucap Veldora.

"Woahh, dunia lain!" -Milim

"Hmm... Jadi seperti ini rasanya jadi manusia... Menarik." -Diablo

"Ngomong-ngomong... Dimana Rimuru?" Veldora sadar kalau Rimuru tidak ada dengan mereka.

"Rimuru dimana kau??"  Teriak Veldora.

"Master!"

"Ri, Rimuru keluarlah!"

Sadar jika majikan mereka tidak ada, mereka mulai panik.

"Gawat dimana dia?"

"Master anda dimana, mohon jawablah, saya tidak bisa menemukan anda dengan tubuh tanpa kekuatan ini!" Teriak Diablo."

"Hey hey, mungkin saja Rimuru ada di dalam sana. Bagaimana kalau kita cari dia didalam?" Ucap Milim menunjuk pada reruntuhan bangunan gedung.

"Yah itu mingkin saja, ayo Diablo."

"Baik!"

Mereka mencari Rimuru di reruntuhan gedung itu, namun tidak ketemu, mereka juga menjelajahi ke dalam bangunan gedung reruntuhan yang lainnya, namun mereka tetap tidak dapat menemukan Rimuru.

...empat jam kemudian...

Mereka sudah hampir menjelajahi seluruh bagian dari reruntuhan gedung, namun tetap saja sosok yang mereka cari tak dapat mereka temukan. Hingga hari pun mulai gelap, matahari secara perlahan mulai tenggelam.

"Sialan dimana dia?" Kesal Veldora.

"Rasanya... Rasanya aku kelelahan-noda..." Milim tampak lesu.
"Menjadi manusia ternyata tidak menyenangkan-nanoda..."

Lelah letih menyelimuti tubuh Milim karena dia telah mencari Rimuru tanpa henti selama 4 jam dengan tubuh manusia lemahnya itu.

Milim pun memutuskan untuk bersender di bongkahan batu dan beristirahat.

"I-ini memang menarik... Jadi manusia memang sangat menarik... Saya, saya... "

Begitupula dengan Diablo, dia tampak bermandikan keringat. Diablo adalah orang yang paling bersemangat mencari Rimuru lebih dari mereka berdua, sehingga rasa lelah yang dirasakan olehnya melebihi Veldora ataupun Milm.

Keseimbangannya hilang hingga dia pun terjatuh.

"Haiz ada apa dengan kalian berdua? Lemah sekali." Veldora menatap datar mereka. Disisi lain Veldora terlihat baik-baik saja karena Veldora kebanyakan diamnya daripada mencari temannya itu.

Dia lebih sering memerintah mereka berdua sembari duduk santai di bangkai sofa tua.

Kemudian kembali pada Diablo yang ngos-ngosan dengan tubuh yang tidur terlentang.

Diablo terlihat menahan sesuatu dengan wajah pucatnya.

"Pe, perasaan menyiksa macam apa ini??"

"Bagaimana caraku menghilangkannya??

Master tolong saya!"

Panik Diablo yang tidak paham perasaan yang dia rasakan.

Diablo berlari menuju air laut dan berusaha meminum airnya.
Namun disaat dia meminumnya...

Buffffff

Dia malah menyemburkannya.

"Apa-apaan ini?! Ahok Ahok..."

"Air laut jelas ga bisa diminum lah.." ujar Veldora heran.
"Diablo kau sungguh terlihat kacau ya... Lebih baik kau mati saja sana."

Diablo memandang Veldora dengan wajah sok kuat.

Dia tersenyum di tengah keterpurukan dialaminya.

"Ma, maaf saja... Tapi saya tidak akan mati cepat... S-saya tidak akan mengecewakan Rimuru-sama.. ohok!"

Diablo menepuk dadanya dan berusaha mengeluarkan air laut yang dia minum.

"Serius... Mending kau mati saja sana..." Tatap datar Veldora pada Diablo dengan sedikit prihatin.

"T-tidak akan... Uhh... Terima kasih telah mengkhawatirkan saya.."

Dalam situasi itu, mereka benar-benar kacau. Ketiganya merasakan rasa haus dan lapar pada saat yang bersamaan, begitupula dengan rasa lelah yang menyelimuti tubuh mereka akibat dari pencarian majikan mereka tanpa henti.

"ARGHH ini menyebalkan-nanoda!" Teriak Milim jengkel.

"Heh. Kalian bilang ingin ikut dengan Rimuru karena kalian pikir itu akan menyenangkan, tapi lihatlah betapa menyedihkannya kalian, kuhahahaha." Ejek Veldora.

"Kuhh dasar naga tua, kau bisa bicara begitu karena kau sedari tadi hanya duduk diam santai di sofa itu!" Teriak Milim.

"Anda... Apa anda berpikir ini menyenangkan?" Ucap Diablo

"Hah tentu saja!"

...

"Mungkin." Veldora memalingkan wajahnya.

Mereka berdua menatap Veldora dengan tajam.

"Po-pokoknya mari kita cari Rimuru terlebih dahulu! Benarkan?" Veldora berusaha menyelamatkan dirinya.
"A-aku akan membantu kali ini... Ahahaha."

Milim dan Diablo menyipitkan matanya dan memandang Veldora secara rinci.

"A-ayo kita cari Rimuru sebelum hari mulai gelap, Ki, kita tidak bisa membiarkan Rimuru sendirian dengan tubuh lemahnya, kita harus melindunginya!"

"Be-benarkan Diablo, milim?"

Seketika ekspresi mereka berdua berubah kembali jadi ceria.

"Benar sekali~"

"Tentu saja-noda! Rimuru pasti sedang menunggu-nanoda!"

"Veldora-sama, ucapan anda memang benar! Kita tidak bisa membiarkan Rimuru-sama bertahan sendirian dengan tubuh manusianya yang lemah!" Ujar Diablo dengan ekspresi yang mendadak sedih.

"Dia pasti kesepian, kedinginan, dia ingin dipeluk dan dihangati!" Tambahnya dengan nada agak lebay. Namun dia tiba-tiba menjadi tersemangati.

"Y-ya, untuk sekarang serahkan semuanya padaku, sebagai sohibnya Rimuru, a-aku yang akan memimpin disini." Ujar Veldora.

"Baiklah sebelum memulai pencarian Rimuru, pertama-tama kita cari sesuatu yang bisa dimakan!" Teriak Veldora mengangkat kepalan tangan keatas, dia meniru gaya tokoh protagonis dari suatu manga yang dia baca.

Itu adalah gerakan yang memiliki kekuatan yang membuat teman-teman si Protagonis jadi bersemangat di kala terpuruk.

Namun...

Keheningan terjadi dalam sekejap, suasana suram begitu terasa disekelilingnya. Ekspektasi Veldora tampaknya hancur lembur melihat dua orang itu tidak bergairah sama sekali.

"Oi dimana tanggapan kalian?" Veldora merasa kecewa dengan semangat masa muda dua teman nya itu.

Milim terlihat mager di salah satu bongkahan batu, lalu Diablo terlihat sempoyongan dan beberapa kali terjatuh. Mereka benar-benar kacau...

"M-maaf kan saya... Sepertinya, sa,saya tidak bisa membantu anda kali ini."

"Ahh aku sedang tidak mood-noda, kau cari saja sendiri, sekalian cari untukku juga-nanoda..." Ucap Milim dengan nada malas.

"Dasar kalian ini ... Yah apa boleh buat, sebagai seorang pemimpin yang bermartabat, aku akan membawa kalian sendiri dengan... Tunggu, bagaimana kelanjutan kalimatnya? Sialan aku lupa!"

****

Lost in Blue (D) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang