Semenjak hari itu, serigala tersebut tidak lagi mendatangi Desa Hustle. Tiga hari lagi dan Bulan Darah akan berhenti menyinari langit. Warga desa sudah mulai membenahi rumah-rumah, kios atau lahan kerja lain, dan bangunan-bangunan yang rusak akibat dua kali serangan makhluk buas haus darah tersebut.
Orang-orang yang terluka sudah mulai membaik, termasuk Jeremiah. Hari itu, Adam menerima luka di area perutnya akibat tertusuk cakar serigala ketika melindungi pondok mereka. Tucker terluka di bagian leher sampai ke dada, penyebabnya sama dengan Adam. Namun, kali ini karena dia berusaha melawan makhluk itu dari jarak dekat. Lalu, Seamus ....
Dia tidak terlihat sejak saat itu.
Jocelyn tampak murung, dia memandangi roti hangat buatannya dengan perasaan tidak baik-baik saja yang sulit dijelaskan. Terlalu runyam dan kusut. Meskipun kondisi di luar sudah lebih baik, dia tidak merasa senang barang secuil. Sahabat baiknya entah ada di mana.
Mungkinkah dia serigala itu? Dia tidak kembali karena terluka dan mati di tengah-tengah Red Woods?
Jocelyn tidak berusaha membicarakan soal Seamus. Orang-orang desa selain ayah angkatnya, berpikir bahwa Seamus sudah meninggal dunia dan mayatnya dimakan oleh sang serigala--seperti sejumlah kasus yang dialami warga kurang beruntung lain. Jocelyn dan Bapa Solomon masih beranggapan bahwa Seamus hidup, pria tua itu bahkan terus mendoakan anaknya.
Jocelyn tahu itu, dia selalu sengaja melewati halaman belakang gereja ketika bekerja, untuk sekadar menengok bilik tua Seamus yang kini kerap didatangi Bapa Solomon beberapa kali sehari. Terkadang pria itu terlihat tengah berdoa di halaman luarnya.
Kondisi Jaydon juga tidak baik-baik saja. Kalau sebelumnya remaja itu malas keluar rumah karena tidak menyukai keramaian, sekarang dia lebih tidak mau keluar rumah seolah-olah mendadak terkena alergi sinar matahari. Sepanjang waktu, Jaydon menghabiskan waktunya untuk melamun dan menulis acak di atas kertas-kertas milik Jocelyn. Dia hanya keluar untuk menyelesaikan tugasnya membelah kayu, menggantikan Adam yang beristirahat. Setelahnya, laki-laki itua akan kembali mendekam di dalam rumah dan Jocelyn yakin, Jaydon tidak akan keluar bahkan jika pondok mereka terbakar.
Gadis itu meletakkan roti buatannya ke atas piring lebar, lantas membawa masakan itu ke ranjang Jeremiah. Menurut Jocelyn, kondisi ibunya sudah jauh lebih baik. Namun, sepertinya wanita itu menikmati masa-masa dirawat, dimanjakan, menerima jamuan tanpa harus bekerja, dan tidak melakukan tugas rumah apa pun selagi sakit. Padahal luka di wajahnya sudah tertutup sempurna dan aslinya, Jeremiah juga punya tenaga untuk beraktifitas kembali.
Jocelyn memaksakan senyum ramah ke pada Frank Prascott, ayah Tucker. Pria itu rutin mengunjungi pondok mereka untuk menjenguk ibunya, bukan pondok mereka saja. Namun, banyak kediaman lain yang diketahuinya memiliki anggota keluarga yang terluka akibat serangan malam itu. Frank berkata bahwa dia bersyukur, Jocelyn mampu menghentikan serigala tersebut dan dia menunjukkan rasa syukurnya dengan rajin mengunjungi rumah ini sambil membawa buah tangan melimpah.
Ah, semenjak hari itu Jocelyn memang dianggap sebagai sejenis penyelamat. Sudah berhari-hari, keluarga Brave kini mampu menyantap menu makanan yang sebelumnya hanya bisa mereka bayangkan. Beragam jenis makanan selalu mengisi meja makan mereka, baik sarapan, makan siang, makan malam, lengkap dengan camilan dan beberapa pakaian hangat yang memenuhi almari Jocelyn. Mendadak, semua orang berlomba-lomba menunjukkan siapa yang lebih bisa menyediakan layanan terbaik untuk keluarga yang mengusir serigala itu.
Di sebelah piring yang memuat roti buatan Jocelyn, secangkir teh pemberian tetangga mereka masih mengepulkan asap.
Frank menatap Jocelyn dan tersenyum. “Kau berani sekali malam itu,” pujinya tulus. Sepasang mata berwarna biru muda, seiras dengan milik Jocelyn terlihat berbinar sebentar. “Tidak ada yang berhasil melukai makhluk itu sebelumnya, tetapi kau berhasil!”
Jocelyn tersenyum kecil. Dia sudah kehabisan kalimat untuk membalas pujian sejenis. Gadis itu hanya bisa mensyukuri bahwa orang-orang tidak mempertanyakan perihal adiknya yang meneriaki serigala di depan gereja, serta tetap mengirimkan sejumlah makanan enak untuk mereka.
“Terima kasih,” balas Jocelyn datar. “Aku senang melihatmu baik-baik saja.”
Frank tertawa singkat, dia menatap Jeremiah sebentar lalu kembali ke arah Jocelyn. “Aku beruntung, aku baik-baik saja,” katanya tenang, kembali tertawa sampai perut buncitnya turut berguncang. “Tucker menerima banyak sekali luka. Dia benar-benar hancur. Namun, aku senang putraku itu berumur panjang.”
“Aku tidak akan bisa menusuk makhluk itu tanpa bantuan Tucker.” Jocelyn merasakan tangan Jeremiah, menggenggam lembut kepalannya yang diletakkan di atas ranjang sang ibu. Wanita berambut keriting panjang itu mengangguk, entah maksudnya apa. “Tucker memberiku belati itu. Belati perak. Dia seperti tahu bahwa aku akan diserang.”
“Kalian sudah seharusnya saling menjaga.” Frank tersenyum lebar sambil mengangguk-angguk, sesaat Jocelyn berharap bahwa pria itu berpikir untuk menjodohkan mereka berdua. Seperti yang dilakukannya untuk Naomi dulu.
Ah, Naomi. Semoga arwahnya tenang karena aku sudah menusuk pembunuhnya.
Jocelyn terpejam sebentar, berdoa. Dia berusaha mengubur dalam-dalam fakta bahwa mungkin saja, mungkin ... ada orang yang memang sengaja menjebak Tucker, sehingga dia tampak seperti sengaja membuat Naomi menjemput kematiannya sendiri. Dugaan terbesar Jocelyn jatuh pada sahabat kecilnya, Seamus Hunt. Pemburu yang menyukai Naomi di masa lalu. Dia punya alasan untuk membenci tunangan Naomi dan memanfaatkan perasan Naomi untuk menghabisi gadis itu, lantas mengejar-ngejar Jaydon yang merupakan saksi mata malam pembunuhan. Kenyataan yang Jocelyn tanpa sengaja ungkap dalam obrolan mereka di bilik waktu itu. Kalau manusia serigala punya kemampuan memerintahkan sepasukan serigala, maka Seamus juga mungkin bisa memerintahkan dua ekor serigala palsu sebagai pengalihan isu.
Sekarang Seamus sudah tidak ada. Jocelyn tidak berusaha mencaritahu kondisinya, bahkan jika itu hanya rumor dari gosip ibu-ibu.
“Kau dan Tucker. Aku senang melihat kalian tetap akrab setelah tragedi kematian Naomi.” Frank menggeleng dramatis. “Kukira hubungan kalian tidak akan sedekat ini, karena sekarang kalian tidak memiliki pemersatu. Kalau Naomi menikahi Tucker, kau akan jadi adik iparnya. Itu saja sudah menjadi alasan cukup untuk saling menjaga, bukan? Kita sudah sedekat ini untuk jadi keluarga.” Frank membuat celah kecil dari jari jempol dan telunjuk.
Jeremiah menatap Jocelyn khawatir. Jocelyn menyadari bahwa ibunya itu tengah mencegahnya membicarakan hubungan asli antara dirinya dan Tucker di hadapan Frank. Gadis itu mengangguk, memahami pesan tersirat dari ekspresi ibunya.
“Aku pun senang, bahwa tidak ada yang berubah di antara kami.” Hati Jocelyn tercubit.
Dan, tidak akan pernah ada.
***
Malam lebih dingin dari biasanya. Angin berembus masuk melalui celah-celah pintu dan jendela, membawa serta kepingan salju.
Jocelyn mondar-mandir di depan pintu. Jaydon belum kembali sejak diminta mencari Adam yang juga tak kunjung pulang, sejak berangkat kerja pagi tadi. Gadis itu memarahi adik tidak bergunanya yang lebih memilih berlindung di balik selimut, daripada membantu ayah tua mereka mempertahankan hangat perapian.
Namun, sekarang. Kedua pria itu tidak menunjukkan tanda-tanda akan kembali sama sekali.
Jeremiah sudah mengucapkan kekhawatirannya berulangkali sampai Jocelyn muak dan kepalanya pening. Firasat gadis itu buruk sekali, dia merasa seperti baru saja meminum teh panas tanpa meniupnya lebih dulu. Gadis itu berharap-harap cemas kalau Jaydon dan Adam akan kembali segera.
Namun, alih-alih mendengar pintu terbuka dan suara langkah yang amat dikenalnya. Lolongan serigala memenuhi pondok kecil mereka. Bulu kuduk Jocelyn berdiri, teringat bahwa Bulan Darah masih ada sampai tiga hari lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Into the Red Woods
FantasySeorang gadis ditemukan tewas, bekas cakaran dan gigitan taring serigala ada pada jasadnya yang membeku di atas kubangan darah bercampur salju. Para warga desa menjadi waspada, mereka pun hendak melakukan ekspedisi untuk menghabisi serigala tersebut...