Deep Talk

2 0 0
                                    

2 jam kemudian film itu selesai ditayangkan. Mereka berdua pun keluar dari theater tersebut.
"Gilaa gue baper banget, El. Aslii"
"Memang gila sih aktingnya, berhasil banget"
"Eh gue ke toilet dulu ya"
"Okay, gue tunggu sini"

Alca singgah di toilet sebentar untuk sekedar merapihkan pakaian yang ia pakai. Ia juga merapihkan kunciran rambutnya yang sudah sedikit berantakan. Tak lama, Alca keluar dari toilet karena semakin ramai.
"Udah?" tanya Gadiel.
"Udah."
"Makan yu?"
"Boleh."
"Mau dimana?"
"Kalo McD, gimana? Semua resto di mall ini rame soalnya."
"Okay deh"

Mereka pun turun ke lantai dasar dan ke bagian layanan parkir valet. Mereka menunggu sebentar hingga mobil mereka dapat mereka gunakan lagi. Setelah mobil itu datang, langsung mereka bergegas ke Mcd dekat rumah Alca. Mereka memutuskan untuk Drive Thru dan memakannya di mobil. Mereka masuk antrian dan sampai digiliran mereka untuk pesan makanan. Alca memesan Mc Spicy dan Gadiel memesan Cheese burger. Tak lupa, ia juga memesan es krim.

Setelah mendapatkan makanan mereka, Gadiel memarkir kendaraannya di parkiran. Tak lupa, Alca sempat mengambil foto makanan yang telah mereka pesan dan ia unggah di instastory. Mereka lanjut menikmati makanan yang telah mereka pesan. Mereka sembari membahas sedikit tentang film yang tadi telah mereka tonton. Mereka sangat menikmati momen berdua ini. Terihat dari raut wajahnya, mereka berdua senang dengan pertemuan ini.

21.00
Mereka sudah selesai makan dan ingin mebali ke rumah Alca. Di perjalanan, Gadiel menanyakan sesuatu pada Alca.
"Ca, lu suka ngerasa kesepian ga sih?"
"Itu sih pasti ya. Apa lagi gue anak tunggal, bokap nyokap dering pergi keluar kota. Ya udah, kayak hampa aja hidup gue. Dulu, ada oma gue. Oma yang biasanya nemenin gue kalo bokap nyokap lagi ga di rumah pas gue kecil. Tapi, beliau meninggal pas gue kecil. Sejak saat itu nyokap sebenernya lebih banyak di rumah. Tapi ya semakin kesini jadi jarang di rumah lagi. Gue udah terbiasa sih sama keadaan ini. Mau gimana lagi ya kan?"
"Gila sih, lu hebat banget. Lu kuat banget."
"Ah, enggak lah. Ya, kebetulan didewasakan sama keadaan aja. Walau kayak gini, gue bersyukur atas hidup gue."
"Apa sih yang buat lu mau bertahan sejauh ini?"
"Jawabannya adalah gue sendiri. Gue punya banyak mimpi yang harus dikejar dan dicapai. Gue ga mau kalah sama keadaan. Menurut gue, ini harus dilawan, bukan malah jadi alasan untuk ga ngapa-ngapain. Kalo lo sendiri, gimana?"
"Gue ga separah lu sih. Nyokap gue memang seorang ibu rumah tangga yang ga pernah pegang perusahaan punya keluarga gue sedikitpun. Bokap sih yang ngelarang nyokap buat kerja. Katanya, biar fokus ngerawat gue sama adek gue"
"Baru tau lu punya adek, umur berapa?"
"Adek gue cewe, sekarang baru kelas 8"
"Seru dong punya adek, ya at least ga bener-bener sendiri gitu hidupnya"
"Ya seru seru ga seru sih. Tapi yang gue tau, gue sayang banget sama dia."
"Kapan-kapan gue mau kenalan dong sama adek lu"
"Kapan-kapan deh ya kita jalan bareng"

"Terus, apa yang buat lu mau bertahan sejauh ini?"
"Kadang gue juga bingung kenapa gue bisa bertahan sejauh ini padahal kalau dipikir-pikir kayak algoritma kehidupan gue tu parah banget dulu."
"Kenapa tu?"
"Sebenernya, gue agak-agak ga cocok sama bokap. Dia didikannya keras, gue keras kepala. Kayak apa ya, ego ketemu ego jadi crash mulu gitu. Hubungan kita sekarang ya cuma sebatas bapak-anak aja sih. Sekarang juga kaku banget kita"
"Kebanyakan anak cowok gitu ga sih?"
"Ga sih kata gue. Ada yang hubungannya hangat. Ada juga yang kayak gue gini. Tapi, yang buat gue bertahan sejauh ini ya sama kayak lu. Gue juga punya banyak impian dan harapan buat diri gue sendiri. Gue pengen achive itu."

"Btw, gue mau nambahin dari pernyataan gue yang tadi. Sebagai anak tunggal, gue pasti kesepian. Apa lagi sejak oma ga ada. Itu bikin gue makin terpuruk pada saat itu. Semenjak saat itu, gue belum bisa lagi menemukan kebahagiaan gue sendiri. Tapi, sejak gue ketemu lu, gue akhirnya bisa ngerasain bahagia lagi."

Mendengar itu, Gadiel kaget dan syok. Entah apa yang membuat Alca merasa ia bisa bahagia lagi setelah bertemu Gadiel.
"Thank you, El"
"Kenapa gue, Ca?"
"Ga tau ya, gue juga bingung. Tapi yang jelas gue nyaman sama lu. Itu aja."
"Makasih ya udah jadiin gue orang yang bisa buat lu bahagia. Gue bakal selalu berusaha untuk bisa bahagiain lu."
"Kebahagiaan gue bukan tanggung jawab lu. Tapi makasih udah mau berusaha untuk itu."

"Eh, kita foto yuk!"
Pada saat itu posisi mobil telah berhenti dan sudah sampai did epan rumah Alca. Tapi Alca tak langsung turun karena tadi mengobrol dulu dengan Gadiel. Alca berfoto dengan Gadiel. Ada satu foto yang Alca ambil. Foto itu adalah foto tangan mereka berdua. Ia masukan ke instastory miliknya.

 Ia masukan ke instastory miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah fotonya?" tanya Gadiel.
"Udah hehe. Makasih ya, El."
"Kamu ga mau masuk? udah malem loh. Istirahat dulu gih."
"Gue duluan ya. Tiatii lu nyetirnya"
"Iya, iya. Bye, Ca"
"Bye~"

Gadiel pergi meninggalkan rumah Alca. Sementara Alca langsung masuk ke dalam rumah untuk segera beristirahat.

Tentang Aku, Kita, dan Mereka.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang