3. Tak Berekspresi

6 1 0
                                    

Kantin

"Kemaren gimana?" Tanya Shinta setelah melahap sepotong batagor.

Deara menyeruput es jeruk nya, "Maksud Lo?" Tanya nya.

"Lo pulang bareng Kak Moreno, 'kan?" Tanya Shinta lagi.

Deara mengerutkan keningnya.

"Dia disuruh Kak Erik untuk anter Lo pulang tauu!!!"

Deara membuka mulutnya, "Ohhh, pantesan kok kemaren dia sendiri nggak sama teman-temannya,"

"Gimana?" Tanya Shinta heboh.

Deara menatap bingung, "Engga gimana-gimana,"

Shinta memasang raut wajah tak suka, "Nggak seru!" Ucap gadis itu.

"Kepo!" Ucap Nabila yang sedari tadi hanya diam.

Shinta yang mendengar perkataan Nabila langsung mencibir.

"Mulai lagi," ucap Nabila saat kantin mendadak ricuh.

"Wow, gila mereka ganteng-ganteng bangettt!!" Kagum Shinta.

Deara dan Nabila membuang muka malas dan sama-sama menoleh ke belakang.

"Ck! Heboh banget sih!" Ucap Deara.

"Sanjaya, SINI!!!" pekik Shinta melambai pada laki-laki yang memakai seragam lengkap dan rapi diantara teman-temannya.

Deara melotot dan kembali membalikkan badannya, "Gila Lo?!"

Shinta menatap Deara, "Enak aja!! Gue waras!" Balasnya.

Belum sempat Deara kembali membalas, tiba-tiba suara laki-laki datang menghampiri mereka.

"Halooo!!!" Sapa Iqbal tersenyum genit.

"Halo juga," sahut Shinta tersenyum manis sehingga memperlihatkan lesung pipinya.

"Halo Deara!" Sapa Iqbal berganti menatap Deara.

"Hai," jawab gadis itu canggung namun terpaksa harus tetap tersenyum.

"Hal---" baru saja hendak menyapa Nabila, Iqbal sudah mendapat respon tak enak dari gadis itu.

"Baru aja gue mau nyapa, malah udah buang muka duluan," sendu cowok berdarah Jawa-Sunda itu.

Erik menggeplak bahu Iqbal, "Kasian," ejeknya.

"Kalian nggak mau duduk?" Tanya Shinta sedikit mendongak karena saking tinggi nya para laki-laki itu.

"Gue ke kelas," ucap Nabila beranjak dari kursi.

Deara ingin menahan namun gagal saat Nabila sudah melengos pergi dengan cepat.

"Kalian disini, gue susul dia," ucap Putra lalu sedikit berlari mengejar Nabila.

"Pasangan penuh misteri," celetuk Ardi saat Putra dan Nabila tak berada di sana.

"Putus nya tiba-tiba, sekarang Nabila ngejauh," sambung nya.

Erik mengangguk untuk membenarkan perkataan Ardi.

"Padahal sebelumnya mereka bucin minta ampun sampai bikin gue jijik," ujar Erik membayangkan.

"Kalian berdua kan sahabat Nabila, tau alasan Nabila putus sama Putra?" Tanya Iqbal.

"Boro-boro! Nabila aja orang nya dingin banget hampir nggak pernah ngomong," jawab Shinta.

"Di biarin aja, Nabila tuh orang nya moody-an," sambung Shinta.

Erik dan iqbal bergerak untuk duduk dan memilih berada disamping Deara.

Sedang Sanjaya, Ardi, dan Moreno duduk di samping Shinta.

CERITA KITA #1 || Moreno DearaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang