50.Bagian masa lalu

49 21 4
                                    

Happy Reading
🌱🌱🌱

"Gue denger bakal ada pemilihan OSIS minggu depan." Ujar seorang gadis dengan rambut yang dia biarkan terurai sedang menatap balkon kamarnya datar.

"Darimana lo tau?"

"Ck, tugas lo. Ikut serta."

Mendengar itu gadis disebelahnya menggeleng tidak terima "Gue ga mau."

"Lo ga perlu menang, cukup ngajuin diri aja!"

"Ini engga ada dalam perjanjiannya." Bantahnya keras.

"Lo itu babu! Butuh duit gue, jadi terima tugas lo tanpa banyak omong!" Sentak pemilik kamar melemparkan beberapa lembar uang merah.

"Emangnya ada untungnya buat rencana lo?" Tanyanya penasaran.

"Ada, karena Jesika Claudy ada disana."

Gadis yang sedang mengumpukan uang itu tersentak, "Ika" Ujarnya pelan.

***

Pa Wawan menganggukan kepalanya berulang kali mendengar penjelasan dari Bagus mengenai calonnya.

Maksudnya calon pengganti ketua OSIS! Bukan calon ayang!

"Jadi menurut saya mah Pak, cocok-cocok aja kalau seandainya dia jadi ketua OSIS."

Pa Wawan menganggukan kepalanya, lagi. Dia sendiri sudah merasa cocok saat Aldi mengajukannya menjadi ketua PMR. Tapi apa yakin?

Bukan ragu tentang penilaian Bagus, justru Pa Wawan ragu jika Jesika Claudy mau menjadi ketua OSIS?

"Emangnya Jesika mau, gitu?"

Bagus menggaruk tengkuknya "Ya itu mah urusan Bapa, kan saya tugasnya cuman ngajuin calonnya aja."

"Berat di Bapa sih Gus, ga adil."

Pa Wawan menghubungi seseorang melalui ponselnya, dia perlu mengetahui karakter Ika di kelas. Karena yang dirinya tau Ika itu ANEH!

Cantik? Iya

Pinter? Iya

Manis? Iya

Baik? Iya

Sopan? Iya

Dan sedikit lemot juga kekanakan? IYA BANGET!

Memang bukan suatu masalah besar, tidak ada kriteria khusus jika Ketua OSIS harus seseorang yang sempurna. Tapi masalahnya kalau Ika jadi ketua OSIS, otomatis akan berhadapan dengan Dblackclass. Dan Pa Wawan takut jika Ika sawan melihat tingkah laku mereka. Yang membuat kumisnya pundung tidak ingin tumbuh.

"Bapa jangan chatingan sama Bu Kiran dong."

Pa Wawan mendengus "Kamu ini kaya cemburu aja."

Bagus mengetuk-ngetuk kepalanya dengan tangan kemudian kepalan tangan itu dia ketuk-ketuk ke meja sembari mengatakan "Amit-amit." Berulang kali.

"Bye the way, Bagus punya calon ga nih?"

"Bapa jadi makin kepo deh." Ujar Bagus menatap aneh.

"Mau durhaka kamu sama guru ngomong gitu?!"

Bagus gelagapan "Ampun suhu! Ya punya lah Bapa."

Pa Wawan berbinar "Wih siapa nih, bisa kali nanti double date."

"Kan Jesika ai Bapa!"

Plak

Pa Wawan menampar tangan Bagus yang hendak mencomot cemilannya "Mau jadi PEPANOR?!"

JESIKA [END][COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang