MARSHA melaju dengan mobilnya bersama Angie dan Lolita. Angie masih saja tak mampu menahan tangisnya. Sedangkan Lolita hanya memberikan bahunya untuk Angie, sesekali mengelap air mata Angie dan mengelus-elus punggung Angie. “Kamu yang sabar ya, Gie.” Lolita menghela air matanya sendiri. Barangkali ada ribuan perasaan yang berkecamuk di dalam sanubari tiga perempuan muda ini. Marsha menambah kecepatan mobilnya, tak sabar ingin segera sampai di rumah.
🔥🔥🔥IBU Ratih Wijaya mencari-cari Angie di tengah keramaian ballroom. Matanya liar ke mana-mana, barangkali ada Angie di antara sekian banyak perempuan di ruangan mewah itu. Sayangnya, ia tidak berhasil menemukan Angie. “Nyariin siapa sih, Ma?” tanya Pak Terah Wijaya penasaran dengan tingkah istrinya.
“Nyariin Angie. Katanya tadi dia mau jadi pasangannya Rudi,” jawab Ibu Ratih Wijaya masih melirik ke kanan ke kiri.
“Coba tanya sama Rudi. Rudi dan Rio ada di sebelah sana,” kata Pak Terah Wijaya menunjuk ke arah Rio, Rudi, dan Rino berdiri.
“Oh, mereka ada di sana. Tapi kenapa nggak ada Angie juga?” bisik Ibu Ratih Wijaya dalam hati. Ternyata sejak tadi, Ibu Ratih Wijaya belum menemukan keberadaan kedua anaknya ini. Pak Terah Wijaya dan Ibu Ratih Wijaya melangkah menuju kedua anaknya. Saat mereka mendekati Rudi, Rio dan Rino, tiba-tiba Melisa, Mawar dan Natalie tiba dari kamar mandi.
Mawar hendak menjabat tangan Bapak dan Ibu Terah Wijaya, “Selamat Malam, Pak, Bu.” Namun hanya Pak Terah Wijaya yang membalas jabat tangan Mawar, meski hanya dengan setengah hati. Ibu Ratih Wijaya menatap tajam ke arah Mawar, dari ujung kaki hingga ujung kepala. Mawar hanya bisa tersenyum tipis dan mengangguk perlahan menjawab perlakukan Ibu Ratih Wijaya. “Baiklah, pesta dansa akan segera kita mulai.” Tiba-tiba suara pembawa acara terdengar lagi.
“Nggak ada Angie di sini. Permisi, Ma. Kami mau ikut pesta dansa.” bisik Rudi pada mamanya, seolah tahu apa yang mamanya cari. Lantas menggandeng Mawar menuju ke tengah ballroom, di mana dansa berpasangan akan dilangsungkan. Selanjutnya Rio, Natalie, Melisa dan Rino mengikuti jejak mereka. “Permisi ya, Ma, Pa,” pamit Rio.
Ibu Ratih Wijaya terdiam sejenak, menatap langkah kaki anak-anaknya yang menjauhi dirinya. Sedangkan Pak Terah Wijaya masih berdiri tepat di sampingnya. Tuts-tuts piano dan senar-senar biola yang dimainkan begitu harmonis menambah keromantisan yang menyelimuti jiwa pasangan muda di seluruh ruangan ini. Begitu pula dengan Rudi dan Mawar, Rio dan Natalie, serta Rino dan Melisa.
🔥🔥🔥
MOBIL Marsha tiba di depan rumah Angie. Mereka memapah Angie masuk hingga ke kamarnya. Angie menghentikan langkahnya, tepat di depan pintu kamanya. “Tinggalin aku sendiri,” ucapnya lirih.
“Tapi, Gie.” Lolita berusaha menyanggah keinginan Angie. “Tinggalin aku sendiri!” bentak Angie.
“Tapi kalo terjad—” Lolita masih membujuk Angie tapi dipotong Marsha, “Ok. Ok. Kita tinggalin lo sendiri.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Sure, It's a Truly Love [On Going - Segera Terbit]
RomanceRange 15+ Bangkrutnya pemilik peternakan kuda tempat Mawar bekerja, seperti menjadi skenario Tuhan untuk mempertemukannya dengan Rudi. Mawar dengan segala keunikannya berhasil mengambil tempat istimewa di hati Rudi. Sayangnya, peternakan kuda yang d...