9.

830 58 3
                                    

Dorongan yang tidak terlalu kuat, namun mampu membuat Jungkook terlepas dari dekapan taehyung. Lelaki manis tersebut menatap taehyung dengan napas ngos-ngosan.

"Aku ga mau!" Tolak Jungkook langsung.

Taehyung bukan menjawab, namun berusaha untuk menyerang Jungkook lagi. Beruntunglah Jungkook bisa menahan taehyung dengan kedua tangannya.

"Kamu batu banget! Jangan nekat, jangan macem-macem, Jangan seenaknya gitu dong!"

"Memangnya aku begitu?"

"Emangnya kamu nggak ngerasa seperti itu?" Serang Jungkook.

"Ngga tuh."

Selain nekat, keras kepala dan serampangan, predikat tidak tahu diri juga melekat pada lelaki dominan itu. Jungkook sampai geleng-geleng kepala tak sanggup mengimbangi tingkah laku laki-laki itu. Sifatnya yang itu sungguh membuat Jungkook hampir kehilangan kesabarannya.

"Kenapa kamu ngga mau jadi pacar aku lagi?" Tanya Taehyung.

Jungkook mendongak angkuh, kali ini dia tidak boleh terlihat lemah lagi "kenapa juga, aku harus mau jadi pacar kamu lagi?, Apa ada untungnya buat aku?".

"Banyak. Tapi, yg paling utama adalah kita bisa melanjutkan kisah kita lagi. Kisah kita belum selesai, kook."

Jungkook menggeleng-geleng sambil tersenyum kecut. "Kisah kita mana yang kamu maksud? Seingat aku kisah kita sudah berakhir tiga tahun yang lalu. Dan yang jelas aku ingat, kau sendirilah yang mengakhiri kisah kita. Akhir yang tragis." Sinis Jungkook

"Apa kalau aku minta maaf, kamu mau maafin aku?"

"Kalau seandainya memaafkan sama mudahnya dengan membuka pintu, maka aku dengan senang hati memaafkan kamu. Tapi, aku merasa lebih mudah membuka pintu, daripada memberi kamu sebuah maaf."

Jungkook membuka pintu ruangannya. Dia berdiri tepat didepan pintu. Meskipun tak menjelaskan maksudnya, taehyung cukup paham bahwa Jungkook mengusirnya secara halus. Jangan dikira taehyung akan menurut, justru dia akan semakin memberontak.

"Taehyung!"

Laki-laki dominan itu berbalik badan menuju ranjang untuk melanjutkan istirahatnya yang sempat tertunda. Jelas saja dia mengabaikan seruan jungkook. Laki-laki manis itu bahkan sampai harus menarik-narik tangan taehyung. Dengan tak tahu malunya taehyung bahkan membelakangi Jungkook dengan kondisi mata yang terpejam.

"Taehyung, please..."

"Kamu boleh kerja kok, aku ngga akan ganggu. Ruangan kamu ngga akan dipake buat praktek."

"Kamu bisa kembali ke ruangan kamu."

"Disana ngga nyaman,Jung," rengek sang dominan "aku mau istirahat disini. Sebentar saja. Aku pinjam ruangan kamu."

"Gimana kalau ada yang datang? Kamu pikir itu ngga akan menimbulkan tanda tanya setelah melihat adanya kamu disini?."

"Siapa yang mau datang kesini, Jung?, Ngga akan ada. Kamu pekerja baru, semua orang ngga kenal kamu kecuali bambam dan dokter Julian."

"Tetap aja, taehyung....."

"Memang kenapa kalau ada yang datang? Tinggal aku terima atau biarin dia pergi lagi."

"Kamu...." Jungkook mengembuskan napas dalam-dalam. "Jangan bertingkah macam-macam. Aku izinkan kamu berada di ruanganku karena aku anggap sebagai balas Budi."

"Bukan balasan seperti ini yang aku mau." Taehyung menjawab dengan cuek

Jungkook berdecak "terserah kamu!"

"Ya, udah sana kerja."

Sebelum meninggalkan ruangannya, Jungkook menimbang-nimbang keputusannya apakah membiarkan taehyung berada diruangannya adalah keputusan yang tepat atau justru kebalikannya. Yah, semoga saja niatnya untuk balas budi meskipun tidak seberapa bisa mengurangi rasa tak enaknya kepada laki-laki itu.

My loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang