53 "Membaik"

2.6K 116 0
                                    

Hari ke lima di rumah sakit. Seharusnya Gavin sudah bisa pulang di Hari keempat. Tapi, laki-laki itu enggan untuk pulang sebelum sakit kepala dan lebam di dadanya menghilang. Lihat, Gavin berubah menjadi laki-laki lemah. Berapa kali Ghia meledeknya disetiap kesempatan. Laki-laki itu bahkan tidak peduli akan ucapan Ghia yang mengatakan Gavin berubah jadi laki-laki manja yang lemah.

Alasannya hanya satu, ia tidak ingin Devira jauh dari jangkauannya. Raka, Darren dan Bella menjenguk saat Gavin berada di rumah sakit di hari ketiga. Darren tidak lagi menganggap Gavin seperti Longie karena saat Darren datang, wajah Gavin sudah bersih dari bulu-bulu halus. Berterimakasihlah pada Devira karena sudah membersihkan itu dan membuatnya tidak dikatakan mirip anjing ras keeshond.

Devira  tidak menanyakan soal Bella. Padahal Gavin menunggu ditanya untuk menjelaskan takut Devira masih merasa salah paham. Gavin tidak berkeinginan untuk menjelaskan sendiri, selama Devira tidak bertanya, ia akan menganggap keadaan sudah baik-baik saja.

Ghani masuk keruang rawat inap Gavin dengan membawa makanan. Gavin sudah boleh memakan makanan luar rumah sakit. Sejak kemarin juga Gavin tidak lagi disuapi oleh Devira karena tangannya sudah mampu makan sendiri.

"Dokter udah bolehin lo balik, betah amat" komentar Ghani saat mempersiapkan makanan Gavin.

Devira dan Ghia sedang keluar.

Tidak menjawab, Gavin hanya bertanya "Mama mau kesini gak?"

Ghani mengangkat bahunya pertanda tidak tahu. Kondisi Papa Hari sudah semakin membaik. Sekarang Papa bisa keluar kamar dan berjalan-jalan seperti biasanya.

"Mungkin kesini. Papa udah baikan" jawab Ghani.

"Kalau gitu, gue mau balik. Mama gak perlu kesini" kata Gavin.

Gavin memakan makanannya dengan tenang dan santai. Ghani duduk di sofa dekat tempat tidur Gavin sambil bermain ponsel.

"Gimana persiapan pernikahan lo?" kata Gavin sambil makan.

"Tinggal tunggu baju beres, undangan udah di cetak, yang lainnya beres" jawab Ghani.

Gavin merasa lega mendengarnya. Adiknya itu tidak jadi ingin membatalkan pernikahan.

"Kalo lo butuh sesuatu bilang gue" kata Gavin.

"Bang..." Panggil Ghani.

"Hmm...."

"Lo berantem sama Mama?" Tanya Ghani.

Gavin berhenti makan, bagaimana ia harus menjelaskan pada Ghani. Tentu saja jangan sampai Ghani tahu alasan perang dingin antara Gavin dan Mamanya ini. Gavin menyangka pasti Ghani sudah tahu soal Devira yang tinggal di rumah Mama. Kalau sampai adik laki-lakinya ini tahu, nanti Ghani berpikir yang tidak-tidak.

"Engga" jawab Gavin

"Lo berantem sama Vira?" Tanya Ghani.

Gavin menggelengkan kepala.

"Terus kenapa dia tinggal sama Mama?" Tanya Ghani.

"Cuma salah paham, gue belum sempet jelasin ke Mama" kata Gavin.

"Kalo gitu kenapa lo betah disini, bukannya jelasin ke Mama"

Ghani benar. Gavin juga berpikir demikian, hanya saja, ia belum siap menerima kenyataan kalau Mamanya masih akan melarang. Lagian, lukanya belum sembuh total, jadi Gavin pikir menunggu beberapa hari tidak ada salahnya.

Devira dan Ghia masuk kedalam ruangan. Ghani sebenarnya ingin bertanya kesalahpahaman apa yang terjadi. Tapi, niatnya diurungkan.
.
"Mas udah makan?" Tanya Devira saat masuk.

The Fault in Life [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang