bunuh diri

8 7 1
                                    

“iya kak”jawab tasya dan nabila bareng.

“kemana aja lho, ga pulang”tanya tian yang menatap nana sibuk dengan layar hp.

“bukan urusan lho”jawab nana dingin.

“nana lho adik gue, lho ga pernah mikirin ayah sama bunda”

“mikirin mereka, mereka aja ga pernah mikirin nana. Udah kalau cuma mau ngomongin itu, gue sibuk”ucap nana yang berjalan meninggalkan tian.

“KENAPA LHO GA MAU DENGERIN GUE”ucap tian dengan kesal.

apa yang terjadi dengan nana, gue akan ngelindungi lho”batin damar yang memang daritadi melihat percakapan nana dengan kakaknya.

Tian dan nana merupakan kakak adik yang hanya selisih dua tahun. Tian yang berumur 18 tahun dan nana yang berumur 16 tahun.
Sosok yang seharusnya menjadi tempat berbagi kisah untuk anaknya tak pernah ada di dalam hidup nana. Ibunya yang lebih menyayangi tian, dan ayah yang tak pernah hadir dengan hangat. Nana bertahun-tahun hidup tanpa pernah merasakan kasih sayang kedua orang tuanya, bahkan ia selalu menjadi sasaran pertengkarang kedua orang tuanya.

Nana kini harus terpaksa ke rumahnya setelah nabila menyuruhnya pulang setelah seminggu ia menginap di rumah nabila. Memang kedua orang tua nabila sangat senang jika nana menginap disitu namun nana tau diri bahwa dia hanya untuk menginap.

“MASIH INGAT RUMAH YA, KENAPA GA SEKALIAN BAWA BARANGMU KELUAR. KAMU ANAK GA PERNAH BISA DIBANGGAIN, LIAT ITU KAKAKMU GA PERNAH BANTAH”ucap mila, bunda dari nana dan tian.

Nana yang mendengar ucapan bunda kandungnya, langsung berjalan berbalik yang awalnya ia ingin menuju kamarnya. Kini hanya mengikuti kenapa kakinya akan lelah berjalan.

Sakit rasanya, berjuang melawan penyakit yang ia derita sendirian tanpa ada yang tau. Nana hanya bisa menunduk kepalanya, hingga kakinya rasanya lelah untuk lagi berjalan.

ini dimana”batin nana melihat sekeliling daerah yang pernah ia tau.

Nana yang entah tak tau kemana, ia memutuskan untuk berjalan mendekati jembatan yang terlihat ramai lalu lalang kendaraan. Melihat kebawah sungai yang mengalir deras air yang berwarna coklat.

“apa ini akhir dari kisahku”ucap lirih nana melihat sungai dibawahnya.

Kakinya satu sudah tidak menginjakkan jembatan, dan kini badannya sudah siap udah untuk lompat namun…

Brakkk..

“aduh”rintih nana sambil mengusap kepalanya yang terbentur aspal.

“lho gilanya, kalau ada masalah bukan ini penyelesaiannya”ucap laki-laki yang terdengar seperti nana kenal.

“kak damar”sahut nana melihat laki-laki yang sedang membersihkan badannya.

“lho gila atau apa, dimana-mana buat masalah. Lho ga liat jadi bahan tontonan”ucap damar, dan nana melihat samping kirinya. Memang betul ia sudah menjadi tontonan.

“kalau gue beban kenapa tadi lho nolongin gue”ucap nana dengan ketus.

“karna gue suka sama lho”sahut damar dengan serius dan menatap lekat nana.

“disini yang lebih gila itu lho”sahut nana.

“lho mau ngapain”tanya damar yang melihat nana berjalan kearah tepi sungai. Dan menatap matahari yang sudah setengah terbenam.

“apa gue ga berguna”tanya nana yang masih menatap sungai dibawahnya.

“kenapa lho nanyain gitu”tanya balik damar yang sudah berdiri di samping nana.

“ga papa, gue cuma mau nanya aja”jawab nana yang tanpa ia sadari air mata sudah jatuh.

“ikut gue sekarang”ucap damar menarik tangan nana.

“gue ga mau”seru nana yang berusaha melepaskan cengkraman damar.

“ikut atau gue cium”ucap dingin damar

“iya-iya gue ikut” jawab Nana mendengus kesal.

Mobil tersebut membelah jalanan petang.

“kenapa lho tadi nolongin gue”tanya nana melihat jalanan lewat kaca.

“karna gue suka sama lho”ucap damar yang fokus menyetir.

“seorang ketua osis smanda suka sama gue. Ga mungkin”ejek nana melihat damar.

“terserah lho mau ngomong apa, tapi gue bakal buat lho jatuh cinta sama gue”seru damar dengan tersenyum smirk sekilas melihat nana yang sedang menatapnya.

“terserah lho”ucap nana yang kembali menatap jalanan.

“lho mau ngapain ngajak gue kesini, gila ya lho. Jangan-jangan lho mau…”seru nana yang mobil tersebut sampai dirumah yang besar bahkan lebih besar daripada rumahnya.

“ga usah mikir mesum, kalau lho mau gue sih ga masalah. Tapi lho tepos, ga suka gue”ejek damar dan mengedipkan matanya.

“mesum lho”teriak nana yang masih di dalam mobil.

“lho mau disitu apa keluar, atau lho mau gue cium di mobil”ucap damar yang sudah membukakan pintu di samping nana.

“iya gue keluar, awas kalau lho ada maksud lain”ancam nana.

“tenang aja, gue ga bakal nglakuin kalau lho yang mau duluan”ejek damar.

“siapa juga yang mau sama lho”sahut nana keluar dari mobil.

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang