Sheryl mengernyitkan dahinya ketika menyadari ada banyak panggilan dari Tami yang tidak ia jawab. Sedari tadi ia mengatur ponselnya agar berada dalam mode diam agar tidak mengganggu meeting yang sedang ia lakukan. Tanpa berpikir lama, Sheryl pun kembali menghubungi Tami, tetapi belum sempat ia menekan logo panggilan di ponselnya, sebuah panggilan masuk sudah terlebih dahulu mengintrupsinya.
"Halo,"
"Apakah benar ini dengan adik dari Saudara Tami?" tanya seseorang di seberang sana. Membuat Sheryl berpikir cepat. Ada apa dengan Mba Tami? Kenapa orang ini menyebutkan nama Mba Tami?, batinnya. Sheryl ingat jika namanya Tami simpan dengan nama Adik. Alasannya kala itu karena ia begitu mempercayai Sheryl dan bahkan sudah menganggap wanita itu seperti adiknya sendiri.
"Iya. Saya adiknya. Ada apa yah, Pak?" tanya Sheryl dengan gurat ketegangan yang terpancar. Bisa ia dengan suara gaduh dan sirine ambulan yang terderang dari suara penelponnya saat itu.
"Saudari Tami mengalami kecelakaan dan saat ini kamu akan membawanya ke Rumah Sakit terdekat. Kondisinya sangat parah dan saya harap Mba segera datang."
"Ba-baik, sa-saya akan segera ke sana," ucap Sheryl dengan panik. Derby yang kebetulan baru selesai meeting dengan Sheryl memandang wanita itu dengan tatapan ingin tahu. Wajah Sheryl yang pucat, menandakan jika ada sesuatu yang terjadi saat ini.
Baru saja Derby akan bertanya, Sheryl sudah berlari keluar dari restoran. Derby pun mengejar Sheryl dan berhasil mendahului wanita itu. "Ada apa?" tanya Derby dengan napas terengah-engah, tetapi ketika melihat wajah Sheryl membuatnya merasa sesuatu yang buruk sedang terjadi. Wanita itu menangis.
Melihat Sheryl yang tidak menjawab apapun, pada akhirnya membuat Derby mengambil kunci mobil wanita itu dan ia yang akan mengantarkan ke mana Sheryl pergi. Nama sebuah rumah sakit Sheryl sebutkan. Namun, lagi-lagi Derby memilih mengunci mulutnya untuk bertanya lebih jauh, karena dilihat dari keadannya, Sheryl belum bisa ditanyai banyak pertanyaan.
Sheryl terus saja menangis dan berkata, "Mba, jangan tinggalin aku." Ucapan itu makin membuat Derby cemas, karena ia makinnpenasaran dengan apa yang sedang terjadi. Terlebih ketika tiba-tiba saja Sheryl mengubah arah tujuan, menjadi kesebuah perumahan yang letaknya berlawanan arah dari tujuan semula. Sementara Derby hanya bisa mengehla napas panjang demi menetralkan emosinya.
Mobil yang dikendarai Derby berhenti di sebuah rumah. Dengan gerakan secepat kilat, Sheryl turun dari mobil. Namun, lagi-lagi hal aneh dilakukan oleh wanita itu. Bukannya mengetuk pagar atau mungkin menghubungi tuan rumah ketika akan bertamu. Sheryl justru mengitari rumah dan menengok kanan kiri, seolah memastikan tidak ada seorang pun sedang mengintip aksinya. Bisa dikatakan apa yang Sheryl lakukan saat ini mirip seperti orang yang mau maling di rumah seseorang.
Penasaran sama kelanjutan ceritanya, cuss ke aplikasi Fizzo, di sana lebih lengkap dengan ekstra part. Search aja "When We Meet"
KAMU SEDANG MEMBACA
When We Meet (Complete) Move To Fizzo
ChickLitMenjadi seorang pria tampan, berpendidikan tinggi dan memiliki konsultan hukum miliknya sendiri, memiliki itu semua tidak serta merta membuat seorang Pratama Aprilio mudah mendapatkan pasangan. Walaupun banyak wanita yang rela melakukan apapun demi...