Apa yang ia lihat adalah kenyataan. Awalnya ia mengira ini semua hanyalah khayalan semata bahkan pipinya sampai memerah ia tampar untuk membuktikan ini halusinasi.
Oh, ternyata tidak...
"Mas kok diem disitu? Gak mau ikut main?"
Suara semerdu alunan saxophone dan sejuk seperti embun didaun padi pada pagi hari yang dikelilingi capung dan burung pipit.
"MAS!"
"EH IYA APA?!"
Junkyu mengerucutkan bibirnya hendak menangis. "K-kok mas bentak adek sih..." cicitnya sedih.
Haruto yang tadinya sibuk melamun mari mengagumi suara Junkyu itu sekarang terlihat panik. Berjalan tergesa-gesa menghampiri istrinya yang menangis.
"Hushh cup cup mas cuma kaget makanya ikutan teriak" ujarnya memeluk dan menepuk punggung Junkyu yang bergetar.
"Eung~ huks tapi adek kan juga ikutan kaget mas..."
Haruto memilih diam. Karena tahu bahwa istrinya dimasa kehamilan ini juga mengalami mood swing yang tak menentu.
Bahkan semut yang tidak sengaja terinjak ban mobilnya pun Junkyu menangis dan memarahinya.
Hahh, untung sayang.
"Mas mau temenin adek main gak?"
Nah, ini hal utama yang membuat Haruto sedari tadi melamun.
Haruto meringis kecil lalu menangkup kedua tangan istrinya yang tengah duduk diatas hamparan tanah taman yang diselimuti rumput gajah.
"Coba liat tangannya" titah Haruto yang langsung dipatuhi oleh sang lawan bicara.
Junkyu mengerjapkan matanya cepat. Matanya yang semula menyipit itu melebar dan menatap polos pada Haruto.
"Kotor mas..."
Haruto menghela nafasnya. Ia membersihkannya tangan istrinya menggunakan keran dan mengelapnya menggunakan tisu basah bayi.
"Itu adek tau tangannya kotor. Ini liat tanahnya masuk ke kukumu lho dek. Nanti kalau cacingnya ikutan masuk gimana?" cerocos Haruto seperti menasehati pada anaknya. Pft.
"Gaaak! Ih adek gak mauuu!" rengek Junkyu berekspresi panik.
Jadi, pemuda manis yang berwajah bayi tapi otw mempunyai bayi itu ingin bermain masak-masakan menggunakan tanah ditaman belakang.
Haruto berpikir, 'oh mungkin memakai sendok atau sekop untuk mengambil tanah' makanya ia memperbolehkan.
Tapi, apa yang ia lihat tadi tidak sesuai dengan pikirannya.
Justru istrinya itu mengambil tanah dengan tangan kosong yang bahkan cacing didalam tanah ia mainkan sebagai topping mie.
Yasudah, Haruto juga tidak bisa marah.
"Kalo gitu kita masuk didalem rumah aja yuk? Boboiboynya udah tayang tuh" ajak Haruto mencoba menarik perhatian istrinya.
Junkyu melengkungkan bibirnya sedih. "Tapi adek masih pengen main mas. Temenin ya?"
"Dek, jangan ngeyel—
Haruto menelan perintah larangannya diujung tenggorokan melihat pemandangan didepannya.
Tidak! Ia tidak kuat menghadapi tingkah istrinya ini!
"Ya mas ya? Ya ya ya?" melas Junkyu menduselkan wajahnya didada bidang Haruto yang tengah menahan tremor.
"I-iya deh terserah adek"
Beberapa file yang belum terselesaikan diruang kerja rumahnya terpaksa tertunda karena menuruti ajakan istrinya untuk ikut bermain masak-masakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Angry Husband [END] ✓
Fanfic[SEQUEL : Angry Boyfriend] Membangun rumah tangga itu bukanlah suatu perkara yang mudah. Junkyu tak pernah menyangka jika hubungan mereka bisa sejauh sampai titik ini. Tapi, ia lebih tak menyangka jika Haruto yang dulunya nakal, manja dan cengeng pa...