Gadis itu bernama Yuna, ia adalah siswi sekolah menengah atas di sebuah sekolah yang terletak di Bandung. Yuna adalah anak tunggal dari keluarga yang berantakan. Ayahnya pemabuk sedangkan ibunya adalah kupu-kupu malam.
Masa kecil Yuna bukanlah masa kecil yang indah. Yuna kecil selalu mendapat perlakuan yang sangat kasar dari kedua orang tuanya, terdapat banyak bekas luka yang masih membekas hingga sekarang. Tapi hal itu tidak membuat ia tumbuh menjadi pribadi yang buruk, justru sebaliknya.
Yuna tumbuh menjadi pribadi yang sangat ceria dan tidak banyak orang yang tau tentang latar belakangnya. Yuna juga memiliki banyak teman yang baik namun, meski begitu Yuna tetap memiliki perundung. Dan satupun dari temannya tak ada yang tau soal hal itu.
Meski Yuna tumbuh menjadi pribadi yang ceria, namun ia sangat tertutup. Yuna sangat enggan menceritakan masalah yang sedang ia hadapi pada Teman-temannya. Temannya pun hanya sebatas mengenal Yuna sebagai gadis ceria dengan hidup yang sempurna tanpa tau kejelasan tentang latar belakang nya.
Yuna memiliki topeng yang kuat untuk menyembunyikan semua beban yang ia pikul dengan begitu terbentuk lah sebuah wajah yang menarik asumsi publik bahwa ia seseorang yang baik-baik saja. Tapi tak jarang juga topeng tersebut hancur. Yuna selalu menangis tiap malam, dan selalu khawatir dengan hari esok. Tak jarang pula ia berpikir untuk mengakhiri hidupnya.
"aku ingin hidup.." gumamnya setiap malam ketika pikiran ingin mengakhiri hidup itu, menghampirinya. Yuna adalah gadis yang sangat rapuh yang pernah aku kenal hanya topeng yang dapat membuatnya terlihat seperti gadis yang kuat.
Kukira hari itu tak akan tiba, hingga suatu malam. Yuna di temukan sudah tidak bernyawa di dalam kamarnya oleh ibunya, pergelangan tangannya tersayat begitu dalam hingga ia kehilangan banyak darah. Ibunya menangis menyesal melihat kematian anak semata wayangnya yang mati mengenaskan karena kejamnya hidup yang ia lalui.
Seperti kata pepatah penyesalan datang di akhir. Kini semuanya hanya cerita. tak ada yang bisa membawanya kembali, aku hanya bisa menyesali semuanya sepenuhnya karena apa yang aku katakan malam itu mungkin salah satu alasan mengapa ia memilih untuk mengakhiri hidupnya.
****
Jangan lupa vote and follow ya~
Tunggu kelanjutannya ya, kalo ada kekuragan dalam penulisan ceritaku tolong bantuannya agar bisa lebih baik ^^
terimakasih~
see you next chapter ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Something in the rain
Teen FictionTerkadang aku berpikir, bahwa hujan adalah gambaran dari amarah sang awan yang sudah memendam sebuah emosinya karena ia sudah tak larat dengan emosi yang ia tahan kemudian terjadilah hujan. Tidak logis memang tapi anggap saja begitu. terkadang kita...
