Happy Reading ParkPark Nation ^^
"Eomma tidak mau tau, pokoknya kau harus menerima perjodohan ini. Titik!"
Sudah hampir 2 jam dan Jaechan hanya bisa duduk pasrah tanpa berani membantah satu pun kata yang keluar dari mulut sang ibu. Jaechan mulai terbiasa, ini bukan pertama kalinya ibunya marah-marah tidak jelas hanya karena masalah sepele.
Hm... sebenarnya tidak sesepele itu, -ini bahkan terlalu penting, Park Jaechan !
"Aku tidak menyukai gadis itu."
"Suka atau tidak, eomma sudah memilihnya untukmu. Tidak mungkin eomma menjodohkanmu dengan gadis yang buruk. Terima saja, Gyuri juga tidak keberatan kok!"
Jaechan berdecak sebal. Ibunya ini terlalu mudah termakan omongan orang lain. Hanya karena bisik-bisik murahan dari beberapa karyawan hotel yang Jaechan pimpin, ibunya sampai mengusahakan agar putra semata wayangnya itu menikah tahun ini.
"Para karyawan hotel selalu memujimu tampan. Tamu di sana juga banyak yang tertarik, tapi kau tidak pernah menggubris. Eomma pusing! Setiap kali eomma bertemu dengan teman-teman lama, mereka pasti selalu menanyakan tentang calon pendampingmu. Apa kau tidak lelah berganti-ganti pasangan? Eomma tidak masalah kau ingin menikah dengan wanita atau pria tapi setidaknya cari satu yang terbaik!"
Lagi-lagi hanya helaan nafas berat yang terdengar sebagai jawaban. Jaechan sudah mulai bosan dan akhirnya bangkit dari duduknya.
"Kau mau ke mana?"ibunya melotot memberi isyarat agar Jaechan kembali duduk.
"Ke mana saja demi menyelamatkan telingaku."
Dari tadi ibunya memang marah-marah dengan suara yang cukup kencang.
"Apa? Park Jaechan, eomma belum selesai bica-"
"Ck, terserah eomma saja! Aku benar-benar tidak perduli dengan perjodohan sialan ini!"
Dan Jaechan pun beranjak keluar rumah tanpa memperdulikan teriakan sang ibu. Mulutnya bergerak lucu mengomel tidak jelas karena kesal dengan topik yang tiap hari selalu merusak moodnya.
Sebenarnya Jaechan tidak seburuk yang ibunya bilang tadi. Memang ada banyak yang mendekati sosok ini.
Oh ayolah, siapa yang tidak tertarik dengan lelaki seperti Jaechan?
Para gadis melihatnya sebagai sosok yang tampan sementara para pria akan memusatkan atensi mereka setelah melihat wajah imut Jaechan yang cenderung lebih cantik dari perempuan sesungguhnya.
'Aku normal, Park Jaechan. Tapi setelah kebersamaan kita beberapa waktu belakangan ini aku rasa kau benar-benar telah membuatku jatuh cinta.'
Itu ucapan paling klasik yang sering Jaechan dengar dari beberapa pria lurus yang dengan mudah jatuh dalam pesonanya.
Tapi Jaechan tidak semudah itu. Beberapa kali ia menolak, meskipun orang-orang itu selalu membual tentang bagaimana mereka bisa mengajak Jaechan sekedar makan malam atau kencan semalam.
Hanya duduk ngobrol dan menghabiskan waktu, tidak lebih!
Park Jaechan dengan harga dirinya yang tinggi tentu tidak akan membiarkan satu pun dari mereka untuk menyentuh tubuh indahnya.
Namun bagaimana pun Jaechan juga mulai memikirkan tentang pasangan hidupnya. Sang ibu hanya tidak tau bahwa Jaechan sebenarnya sudah memiliki seseorang yang dengan sangat egois memiliki hatinya.
Egois karena setelah membuat Jaechan jatuh cinta, orang itu justru bersikap acuh terhadap lelaki manis ini.
"Selamat siang, tuan muda. Jam makan siang sudah hampir habis, apa anda akan segera kembali ke hotel?"