FATE 7

62 9 3
                                    

Maafin aku ya , menghilang sekian lama wkwkwk , mumpung puasa dan libur , aku belajar untuk tidak malas ngetik, sebenarnya idenya udah muncul , cuman tangan aku ini males ngetik gesss 😁


Cuss... ngengg


.


.




Seharian penuh setelah mencari bahan makanan yang tumbuh liar di pegunungan itu, kini haneul dan sang putra mahkota kembali ke gua dengan berbagai macam sayur mayur di tangan dan keranjangnya. Jeno tampak menikmati harinya bersama haneul dan begitupun sebaliknya.

"Mau masak apa kita dengan sayuran ini?" Tanya jeno pada haneul yang sedang menata beberapa sayur mayur di keranjang lain untuk di bersihkan nantinya

" mmm mungkin sedikit sayur dan beberapa kukusan , aku juga tidak terlalu tau cara memasak, hanya pernah sesekali aku melihat penduduk desa melakukanya" jawab haneul

" apa kau pernah turun ke kaki gunung?" Tanya jeno penasaran

"Hmm, pernah mungkin 3 kali, kau hanya ingin tahu seperti apa kemajuan yang ada di dunia manusia di bawah sana , agar aku tau informasi juga, untuk berjaga jaga" tutur haneul

" ohhh begitu, tapi apa kau tidak merasa ingin pergi lagi ke sana , mungkin bergaul sesekali , yah kau tahu di sini menurutku sedikit membosankan sendirian" jeno memelankan suaranya di akhir takutnya menyinggung perasaan haneul juga.

" yahh .. aku ingin sih, tapi ini takdirku, apalagi di bawah sana banyak anak2 yang lucu lucu , ingin aku bawa satu saja ke sini untuk menemaniku , tapi itu hal mustahil, pasti si pak tua tahu dan mengurungku beribu ribu tahun lagi seperti dulu" haneul mengerucutkan bibirnya lucu

Jeno yang melihat tingkah haneul merasa gemas akan hal itu, sungguh siluman itu tidak ada seram seramnya jiga begini, jujur saja, jeno terpesona, andai tidak ada penghalang, ia ingin menjadikan haneul 'miliknya' ,

" ya ampunnn" tiba tiba jeno menampar pipinya sendiri, menyadarkan diri dari pikiran pikiran nya barusan, memiliki pikirnya, yang benar saja dia berbeda dunia si bodoh jeno ini batinya.

Haneul mengerutkan keningnya
" kamu kenapa?"

" ah ttidak papa, hanya sedikit pusing" kilahnya

" apa ada yang sakit?, maaf jika aku membuatmu kelelahan, aku lupa kamu baru siuman tapi langsung mengajakmu berkeliling hutan" haneul dengan polosnya menatap jeno khawatir

"Aa- aku sungguh tidak papa, aku sudah sehat, ini beekatmu, jangan merasa bersalah seperti itu, aku baik lihat ini " jeno mengangkat batu yang tergeletak di sampingnya cukup besar, hanya memperagakan bahwa dia sudah merasa baik dan kuat, wkwkwk ada ada saja tingkah jeno pikir haneul. Haneul hanya tersenyum melihat jeno, sedikit konyol juga dia ternyata.

" baiklah, kalau begitu tolong cuci ini ya, aku akan menyalakan apinya " titah haneul

" siap yang mulia" jeno membero gestur hormat ala kerajaan pada haneul

" hahah" haneul hanya tertawa sambil menggelengkan kepala melihat jeno yang sangat konyol itu ,

Skipp

Setelah memasak dan makam bersama , kini haneul pergi ke luar gua dan memandang langit di bawah sinar rembulan, seperti kebiasaanya, beginilah jika ia malam hari, ingatanya kembali ke awal di mana ia lahir, sebuah tempat yang bukan bumi pastinya , ia bangun di sebuah kasur bulu angsa yang sangat lembut, di kelilingi peri peri mungil yang terbang ke sana ke mari, seperti menyambut kelahiranya ke dunia ini, sang penciptanya tersenyum nampaknya saat menciptakan haneul, seorang siluman rubah polos nan menggemaskan, namun kemudian takdirnya di tentukan, di turunkan ke bumi untuk mengemban tugas membosankanya , yah membosankan siapa yang akan menyebutnya menyenagkan, menunggui sebuah benda mati berbentuk tanah yang menggunung ini.

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang