prolog

27 16 12
                                    

Hai gimana puasanya ? Bentar lagi lebaran nih.
Nah author bawa cerita baru nih. Ini terinspirasi dari cerita temen aku sendiri. Kuy di intip

Happy Reading ♡♡
________________

Seorang gadis tengah meringkuk di atas ubin lantai yang dingin. Di tambah dengan hujan deras dimalam itu menambah penderitaannya di terpa kedinginan.

Aldara Mauristha. Gadis mungil yang kini tengah di hukum oleh papanya sendiri di gudang bawah. Karna kelalaiannya hingga membuat papanya marah.

Beberapa menit yang lalu, Alda tidak sengajak menjatuhkan cangkir teh panas di dekat ayahnya yang sedang duduk terserbut.

" KURANG AJAR, APA APAAN KAMU INI " Cerca papa Alda murka.

" Ma-maaf pa, Alda gak sengaja " jawab alda dengan sedikit bergetar takut.

Mata nyalang papanya terlihat sangat jelas. Zerleon Darwin Andersn, ayah Alda yang mempunyai watak keras kepala, kasar, pemarah, dan ringan tangan.

Seperti saat ini, Leon menjambak rambut Alda kasar. Membuatnya merintih kesakitan.

" Bukan kah saya sudah bilang berulang kali. Kau bukan anak saya dan saya tidak pernah sudi menjadi papa kamu " Sarkas Leon mengangkat kepala Alda dengan menarik  rambutnya.

" sa-sakiitt pa ish " rintihan pilu yang keluar dari mulut Alda tidak membuat Leon melepas jambakannya.

Bahkan sekarang dengan kasar Leon menghempas kepala Alda menghantam sudut kaki meja makan.
Membuat Alda meringis. Pelupuk mata Alda menggenang air yang beberapa detik lagi akan jatuh di pipi putihnya.

Darah mengalir dari pelipis Alda. Alda menangis pilu. Rasanya sakit, sakit sekali.

" kamu mencoba membunuh saya seperti kamu membunuh anak saya " ucap Leon membahana

Alda terisak, " enggak pa hisk, alda gak mungkin berbuat seperti itu hisk. " bela Alda di sela isakannya.

Leon berdecak kesal, " sudah saya peringatkan jangan pernah panggil saya papa " 

BRAK..

Leon menendang badan Alda sampai terhempas di atas lantai keras itu.
Lagi lagi Alda tidak bisa berkata apapun selain menangis. Dalam hati, alda berteriak meminta pertolongan kepada siapapun itu.

" Maaf "

Leon berjongkok di hadapan Alda.

" maaf " ucap Leon sedikit rendah

" kamu pikir kata maaf bisa mengubah segalanya, bikin anak saya hidup lagi Hah " cerca Leon

PLAAKK

Satu tamparan mendarat di pipi Alda.

" pa hisk alda gak bunuh adek pa. Hisk hisk Alda sayang adek pak hisk gak mungkin alda tega bunuh adek alda sendiri. "

PLAAAKK

" BERANI SEKALI KAMU BALAS UCAPAN SAYA. SINI KAMU " Leon menyeret Alda dengan kasar

Alda meronta mencoba melepaskan cengkraman Leon.
Leom geram dengan tindakan Alda yang terus meronta ronta. Dengan kasar Leon menghempas badan Aldan ke dinding tembok.

Alda merintis kesekian kalinya dengan tindakan Leon.
Leom kembali menyeret Alda ke tangga bawah.

" paa.. Ampun pa. Alda gak mau masuk kesana pa. Alda gak mau " racau Alda

" DIAM. Ini hukuman buat kamu karna sudah mencoba membunuh saya, dan berani bantah ucapan saya " sarkas Leon

Leon membuka pintu gudang dengan satu tangan. Alda sudah tidak berdaya lagi. Di seret Leon dari atas menyusuri tangga marmer yang keras buat sakit di sekujur tubuhnya.

Setelah terbuka Leon kembali menyeret Alda kasar. Alda hanya bisa menangis dalam diam.
Kenapa dia harus mengalami hal semacam ini dalam hidupnya.

Papa yang selalu Alda bangga banggakan dan selalu melindungi dirinya dan mamanya dari orang yang akan menjahati mereka. Kini menjadi papanya sendiri yang kasar terhadap dirinya.

PRANGG

" Acchh " rintih Alda kala punggungnya menghantam benda keras.

Leon tidak peduli dengan rintihan Alda yang menyayat hati.

" bersikap baik jika masih ingin tinggal di sini " ujar Leon dingin.

BRAK

Leon membanting pintu gudang dengan keras.
Pintu gudang di tutup dengan keras, menyetrum tubuh Alda yang kini mungkin lebam lebam.

Di lantai nan dingin ini, Alda menangis sesenggukan. Rasa sakit di tubuhnya tidak lebih sakit dari cercaan Leon yang selalu menuduhnya penyebab adiknya meninggal 2 bulan lalu.

Hisskk. Dek maafin kakak dek. Gara gara gara kakak kamu pergi sejauh ini dari kita. Kakak kangen sama kamu dek. Kakak gak mau seperti ini. Kakak capek.

Ma.. Alda takut ma. Alda kangen mama. Alda kangen pelukan mama. Kangen suara mama. Alda kangen semua tentang mama
Alda capek ma, alda gak kuat lagi ma.

Semilir angin malam menjadi saksi bisu penderitaan Alda di dalam gudang gelap dan kumuh itu.
Gudang yang selalu menjadi trauma Alda terulang kembali.

Kepala Alda terasa berat, telinganya berdengung, Pandangan Alda buram.

" Aarghh.. Sakitt " rintih Alda memegang kepalanya .
Darah di pelipis Alda semakin mengalir.

Alda tidak kuasa, badannya lemas. Pandangannya kabur. Lama kelamaan Alda kehilangan kesadarannya.

Alda pingsan dalam gudang tua tanpa seorang pun yang tau. Bahkan Leon pergi keluar rumah menggunakan mobilnya.

TBC

Hai gaes, aku bawa cerita baru nih. Maklum yah kalau agak kurang greget, soalnya ini pertama kalinya aku bikin cerita seperti ini.

Jangan lupa Vote ⭐
Kasih kritik dan sarannya di coment yah♡

See U Next chap

Alda Sorrows [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang