Prolog

3 1 0
                                    

Hy!
Call me yuyun!>_<
Have fun to my story.

:
:
:

cukup alur yang bercerita tentang kita.

-Lovethesame-

Dunia kejam sa,
Meski begitu aku tetap mencintaimu.
                                                       

-ErenBramasta-

cukup berada di dekatmu,
aku sudah tidak apa-apa, sungguh.
                                                      

-MikasaAgerman-

••••

Seorang gadis kecil berumur 6 tahun bernama Mikasa Agerman bermata coklat itu berlari kecil di taman yang begitu sejuk dengan rumput yang sangat hijau.

Sebuah pohon yang berada di tengah taman itu konon katanya sebuah  pohon kehidupan.

Awalnya Mikasa tak percaya akan hal itu, namun saat Mikasa duduk di bawah sejuknya pohon tersebut sambil menghirup udara yang begitu segar, Mikasa merasakan dirinya seakan benar-benar hidup.

Mikasa memejamkan mata untuk lebih bisa berteman dengan angin. Sungguh ini sangat cocok untuk kita yang ingin healing.

Di umurnya sekarang, Mikasa bisa berpikiran dewasa seperti remaja pada umumnya.

Belum cukup 1 menit Mikasa memejamkan mata, seseorang meniup telinga bagian kanannya.

Mikasa menoleh, "Eren," mata coklat itu membulat dikarenakan wajahnya dengan wajah Eren begitu dekat. Mata hijau itu ikut menatap mata coklat Mikasa.

"Lihat," mata hijau itu menyuruh Mikasa menatap sesuatu yang berada di dalam genggaman Eren.

Perlahan genggaman Eren terbuka menampilkan kupu-kupu cantik berwarna biru.

Sontak Mata coklat itu berbinar menatap kupu-kupu itu.

"Cantik." Ucap Mikasa

"Seperti kamu dan ibuku." Ucap Eren yang membuat Mikasa salting di tempat dengan pipi yang memerah.

Belum cukup 20 detik kupu-kupu itu berada di telapak tangan Eren, kupu-kupu itu mengepangkan sayapnya lalu terbang bebas ke udara.

Keduanya menatap kupu-kupu itu sampai tak terlihat lagi.

"Eren," Eren menoleh begitupun dengan Mikasa.

Seseorang bapak muda datang menghampiri Eren.

"Om Regan?"

"K-kamu harus pulang." Eren mengerutkan dahinya

"I-bu kamu, meninggal."

Mata hijau itu membulat sempurna, "nggak mungkin, tadi aku liat ibu aku lagi masak makanan kesukaan aku kok, nggak mungkin meninggal."

Mikasa menoleh pada Eren, "Eren.."

"Ibu kamu meninggal karena serangan jantung, Eren."

Dagu Eren bergetar begitu juga dengan tangannya yang ikut bergetar, mata yang mulai memburam sebab air mata yang tertampung di matanya, namun Eren menahannya untuk tidak keluar, dia masih belum percaya.

"Eren nggak percaya sebelum om Regan tunjukin." Ucap Eren tidak percaya.

"Om Regan bakal nunjukin, tapi sekarang kita ke rumahmu yah." Regan menggenggam tangan Eren dan membawanya pergi.

Mikasa menunggu Eren menoleh kepadanya, namun Eren masih saja menunduk.

Mikasa merasa kasihan pada Eren karena kepergiaan ibunya, namun sisi lain Mikasa merasa kesepian saat tidak ada Eren. Dan rasa kesepian itu masih Mikasa rasakan sampai sekarang ini.

Setelah kejadian itu, Mikasa tak pernah melihat keberadaan Eren Bramasta lagi.

•••••

Prolog dulu yekan.

Btw ini story pertama yuyun, jadi mohon maaf jika ada salah ketik atau semacamnya, maklumi aja Yee.

Inikan bulan puasa yak, kalo di bulan puasa ada baiknya kalo saling tolongkan. Tolong dong vote cerita ini biar puasanya berkah, daapt pahala, Yee😀.

Makasih orang bekk!!😻😻
Srangheee😻😻

Babayyy

Jan lupa follow ig author Yee
@wstpayu

Thakss!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love The SameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang