14.Ketahuan

4.1K 839 107
                                    

Syam telah mendapatkan pekerjaan, ia bekerja di sebuah warung nasi bebek. Pemilik warung itu adalah wanita paruh baya yang berumur enam puluh tahun. Wanita itu bernama Bu Siti, dia sangat baik.

"Kamu anter ini ke meja yang itu ya." Bu Siti memberikan sebuah nampan yang berisi dua nasi bebek dan juga dua es teh.

Syam mengangguk pelan dan berjalan ke arah meja yang sedang di duduki oleh dua orang gadis.

"Ini pesanannya." Syam meletakkan dua piring nasi bebek dan juga dua es teh di atas meja.

Salah satu gadis berambut pendek mengerjap. "Lah kok ada malaikat? Jangan-jangan gue udah koit."

"Mas-nya ganteng banget sih," ujar gadis yang memakai bandana merah.

Syam tersenyum ramah. "Makasih."

Gadis berambut pendek tersadar. "Emm boleh lah minta nomer Mas-nya, itung-itung buat nambah kontak."

"Maaf ada hati yang harus saya jaga," ucap Syam.

Kedua gadis itu tampak kecewa, mereka berdua menduga jika Syam telah memiliki seorang kekasih. Padahal niatnya kedua gadis itu ingin modus, siapa yang akan tahan jika melihat lelaki setampan Syam.

"Lah, Mas-nya udah punya pacar?" tanya gadis berbandana merah.

"Saya udah punya istri, ini lagi nyari nafkah buat dia," balas Syam.

Seketika kedua gadis itu langsung terkenal mental.

"Saya pamit dulu, silahkan di nikmati makanannya." Syam berlalu pergi.

Syam kini sedang mencuci piring dan gelas yang kotor. Tadi Syam sudah makan satu piring nasi bebek, dan itu di berikan secara cuma-cuma. Syam bahkan hanya perlu bekerja tiga jam dan akan mendapatkan gaji lima puluh ribu.

"Mau ibu bantuin?" Bu Siti menghampiri Syam, wanita itu sudah selesai melayani pembeli.

Syam menatap Bu Siti. "Nggak perlu Bu, takutnya entar ada yang beli."

"Nggak ada kok, sini ibu bantuin," ujar bu Siti.

"Jangan Bu, biar saya yang ngerjain. Saya nggak mau makan gaji buta." Syam terkekeh pelan.

Bu Siti tersenyum. "Kamu masih muda udah rajin ya, nanti kalau capek istirahat dulu. Ibu ke depan dulu ya."

Syam menatap hangat punggung Bu Siti yang mulai menjauh, ingatan Syam kini tertuju pada mama-nya.

***

Syam duduk di dekat kursi yang ada di etalase, para pembeli sudah pulang dan meja-meja pun sudah di bersihkan. Bu Siti tadi pamit ke toilet, karena bosan Syam akhirnya mengeluarkan ponsel-nya.

"Mas, saya mau beli ..." Ucapan gadis itu menggantung kala melihat orang yang ada di depannya.

Syam juga tak kalah terkejutnya. "Nana."

"Kakak ngapain di sini? Kakak kerja di sini?" Nasya masih tampak tak percaya.

"Syam, ada yang beli ya?" Bu Siti tiba-tiba datang dari belakang Syam.

"Dia temen saya, saya boleh minta izin buat ngobrol sama dia," ucap Syam.

"Boleh, ajak duduk gih temennya," balas Bu Siti.

***

Syam dan Nasya duduk di salah satu meja, mereka berdua duduk berhadapan. Syam masih diam, Nasya telah melihatnya bekerja. Apa itu artinya Syam telah ketahuan dan rahasianya terbongkar.

"Jadi kakak beneran kerja di sini?" Nasya sangat ingin tahu apa yang sedang terjadi.

Syam mengangguk pelan. "Seperti yang lo lihat."

Syam StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang