Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kesalahpahaman kadang membuat sebuah hubungan rusak, itulah yang dirasakan erika begitu dia telah dinyatakan pulih dari rumah sakit. Erika terlambat bergerak dan sekarang dia harus kehilangan adiknya yang selalu bersamanya.
Erika tidak menyukai situasi seperti ini, ayah dan ibunya terkesan bersikap canggung kepadanya, teman-temannya menatapnya iba, ada juga yang mencemoohnya. Pada awalnya erika ingin menyalahkan sebagian orang yang bergosip tentang nisa dan menjadikan dirinya seolah korban tapi erika kadang sadar jika manusia kadang suka menyimpulkan apa yang mereka inginkan.
Perasaan cinta erika pada jeffri menguap begitu saja, jika harus memilih jeffri dan nisa maka katakanlah erika akan memilih saudaranya itu. Bagaimana pun nisa adalah saudaranya, kemarahannya dulu hanya luapan emosi seketika yang dapat menghancurkan.
Erika tahu tidak ada yang patut disalahkan, dia juga baru tahu jika temmy memendam perasaan padanya namun hati seseorang tidak bisa dipaksakan karena pada dasarnya dulu erika menyukai jeffri dan meskipun sekarang perasaannya telah berubah tetap saja dia menganggap temmy hanya sebatas kakak laki-laki saja.
Erika juga baru tahu jika nisa menyukai temmy dan jika mengingat semua kronologinya rasanya ini seperti sebuah lelucon, bagaimana mereka berempat dipermainkan oleh perasaan dab berakhir dengan kesalahpahaman.
Ketika dia kembali ke rumah, saat itu wina adalah orang pertama yang menjenguknya. Wina tahu tentang kisah mereka berempat, dari awal wina cukup ketakutan jika nanti akan muncul masalah serius dan terbukti ketakutan wina ternyata menjadi kenyataan. Wina sendiri tidak bisa berbuat apa-apa, dia bilang biarlah waktu dan takdit yang akan menjawab semuanya.
•••••••
Malam ini sehabis erika menyelesaikan kuliah malamnya, dia berjalan kaki untuk pulang ke rumah, di perjalanan dia melihat seorang wanita yang sedang berbicara dengan seorang pria yang berpenampilan mencurigakan. Erika yang berpikiran buruk segera melepas tasnya dan berniat membantu si wanita agar terlepas dari pria tersebut.
Erika langsung mengerahkan kekuatannya dan memukul beberapa kali dari arah belakang pria yang bersama wanita itu.
Pria itu langsung mengaduh kesakitan dan berbalik untuk menghadap erika serta langsung memegang kedua tangan erika yang memukulnya.
"Dasar pria memalukan, bagaimana bisa kau menindas seorang wanita dipinggir jalan" teriak erika sambil mengatur nafasnya.
Pria itu langsung mengangkat salah satu alisnya dan memandang erika dengan aneh sedangkan wanita yang bersama pria itu langsung tertawa.
"Nona, anda sepertinya salah paham. Pria yang bersama saya adalah kakak laki-laki saya. Dia memang berpenampilan seperti preman tapi tenang saja dia tidak menyakiti orang lain" ujar si wanita angkat bicara karena melihat erika dan saudara laki-lakinya saling menatap tajam.
