Unlock
Aneh. Begitu kata pertama yang dikeluarkan oleh Yuri di pagi hari setelah ia terbangun dari tidurnya. "Tidak sesak sama sekali," gumamnya pelan. Untuk pertama kalinya dalam empat tahun yang telah berlalu semenjak lulus dari sekolah menengah,asma yang ia seringkali derita tiap harinya bahkan di setiap malam yang juga berakibat mengacaukan kualitas tidurnya tiba-tiba pada hari itu menghilang. Ia tak masalah jika gejalanya ringan dan hanya butuh obat dan hilang dalam beberapa saat. Hanya saja tiga tahun ini adalah yang terberat baginya.
"Kau sudah bangun?" tanya sang ibu yang langsung saja masuk ke dalam kamarnya. Lagipula,Yuri memang tidak pernah mengunci pintunya. Sang ibu tidak menyuruhnya untuk melakukan apapun. Ia hanya datang untuk melihat apakah putrinya sudah bangun tidur lalu pergi begitu saja. Hal ini sudah biasa terjadi dan tanpa disuruh pun Yuri akan membantunya sampai kapanpun itu.
"Siapa yang beli kue?" Tanya Yuri ketika melihat satu kotak kue berukuran sedang bewarna ungu yang ada diatas meja makan. Sang ibu yang baru selesai mencuci piring pun membalikkan badannya. "Tetangga sebelah. Pacarmu bukan?"
Yuri membeku. Tak lama lagi,ia harus pergi ke kampus dan kemungkinan akan bertemu dengannya lagi.
Sedangkan pemuda yang memberinya kue itu sudah tiba di sana sejak pagi buta. Ia pergi sendirian seperti itu sudah sejak dahulu. Namun tak ada seorangpun yang mempedulikannya. Kampus itu,sudah jadi rumah kedua bagi Roshan. Ia bisa datang kesana kapanpun dan melakukan apapun sesuka hati tanpa seorangpun yang akan menegur.
Roshan berusaha keras menghapus gambar di kertasnya dengan penghapus kecil. Ia menggesek-geseknya hingga bisa dilihat bahwa kondisi kertas itu berubah jadi kusut. Ia berulangkali gagal membuat sketsa yang ia inginkan. Sinar mentari mulai menerangi ruangan tempat ia berada. Ia mulai bisa merasakan hangatnya lagi.
Perpisahan yang pernah ia sayangkan adalah ketika usianya lima belas tahun kala itu. Waktu yang begitu menyenangkan harus berakhir karena ia dan temannya dinyatakan telah 'Lulus'. Seharusnya ia bahagia karena bisa menghabiskan waktu belajarnya dengan baik. Hanya saja bayaran untuk satu kebahagiaan baru adalah dengan memutus satu tali kebahagiaan yang lainnya.
Roshan tahu,betapa berat hatinya ketika harus berpisah dengan orang-orang yang pernah menjadi temannya. Walaupun mereka sudah tak berarti apapun baginya saat ini. Tinggal kenangan yang membekas saja pun sudah membuatnya bahagia dan menyadari sepenuhnya bahwa dirinya pernah mempunyai seseorang yang dipanggil sebagai 'Sahabat'.
Hingga akhirnya ia pergi ke sekolah menengah atas dan bertemu dengan gadis aneh yang kala itu adalah juniornya sendiri. Saat-saat dimana ia tak bisa mengerti perasaan manusia lain. Gadis itu membantunya. Namun pada akhirnya malah ia yang menanggung semua akibat dari menolong Roshan yang tak memiliki hati.
"Tanggal 22 rupanya masih lama," gumamnya dengan salah satu hari di bulan September yang tinggal empat bulan lagi.
🥀🥀🥀
"Kau memakai baju itu lagi? Yaampun Yuri padahal kau sudah cantik akhir-akhir tapi kau malah menggantinya?" Leana yang mengeluh ketika melihat Yuri kembali dengan gaya busana yang dulu. Gaya busana tomboy memang lebih melekat dengannya sejak dahulu. Bukan tanpa alasan. Yuri juga ingin dirinya sama dengan gadis lainnya. Bersolek ria dengan memakai warna-warni cantik yang dipadu-padankan dengan busana yang nampak selalu menawan ketika melekat di lekuk tubuhnya. Yuri merasa ia tak bisa sepenuhnya menjadi yang seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forsythia
РазноеWARNING : 18+, Rape, Violence, Thriller *Jika merasa tak nyaman,langsung skip "Ibuku adalah bunga. Namun jika aku mati nanti,aku tidak akan bisa sepertinya." Roshan mengatakan hal itu empat tahun yang lalu. Aku tiba tiba kembali ke masa lalu seniork...