°L

54 12 0
                                    

"Katakan padaku, apapun"
"......."
"Katakan apapun, Na...."

Air mata mulai turun menghiasi wajah menawan seorang pria, masih dengan permohonannya.

Ia ingin wanita yang sedang berdiri di hadapannya sekarang mengatakan sesuatu kepadanya.

"Mengapa menghindariku, Na?"
"Katakan apapun"
"Katakan, Athena!!!"

"KAU MENYAKITIKU!!!"
"KAU MENYAKITIKU, WILLEM!"

Pria itu tersentak mendengar kalimat yang baru saja keluar dari mulut sang wanita.

Kemudian...

"Athena, maaf"
"Aku sungguh minta maaf" Lalu memeluknya.

Wanita itu hanya terdiam, meredam rasa sakit yang ada di dalam dirinya.

"Jangan begini, Athena..."
"Kau juga menyakitiku, Athena..."

Ia menghempaskan tubuh pria itu dengan kasar, wajahnya merah padam, terlihat jelas ia sedang mati-matian menahan amarah.

"KENAPA AKU HARUS PEDULI JIKA AKU MENYAKITIMU?!! KAU MENYAKITIKU, WILLEM! APA KAU PEDULI?! TIDAK! APA KAU MENCARIKU KETIKA AKU BERSEMBUNYI DAN BERUSAHA UNTUK MENEMUKANKU KEMBALI?! TIDAK! SEOLAH KAU YANG MERASAKAN BEGITU SAKIT, KAU BERSENANG-SENANG DI LUAR SANA!!!"

"Athena..."

"SEKARANG KAU HANYA BISA MENYEBUT NAMAKU, KARENA SEMUA YANG KUKATAKAN ADALAH BENAR, WILLEM!"

"Kumohon, Athena"

Air mata pria yang dipanggilnya "Willem" itu sudah terkuras sangat banyak, sementara wanita yang dipanggil "Athena" tak ada tangisan sama sekali yang keluar darinya.

Ia kembali meraih tubuh wanita yang ditangisinya,

"Kau adalah Wanitaku, Athena."

Ia tersentak, merasakan Deja Vu. Kalimat yang sama, pernah diutarakan oleh pria itu beberapa tahun yang lalu.

Pelukan, Kalimat, Jas, semua yang ada di depan matanya sekarang persis seperti yang sudah berlalu.

Perbedaan kali ini hanyalah terdapat seorang pria yang menangis.

Athena merasakan pusing hingga terjatuh...






























Voment👍

L E S S E N | ᴋᴀɪ ᴋᴀᴍᴀʟ ʜᴜᴇɴɪɴɢ  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang