BAB 62

179 1 0
                                    

BAB 62

Esok harinya, Kelvin kembali menjual di pasar. Ia membawa Fiona bersamanya karena tak ingin meninggalkan wanita itu sendiri di rumahnya. Ia takut terjadi sesuatu pada Fiona saat ia pergi kerja. Jadi, di sinilah mereka. Keduanya berada di pasar dengan berbagai macam ikan berada di hadapan Fiona dan Kelvin.

Kelvin terus berterik memanggil dan berharap ada pengunjung yang bersedia membeli ikan-ikannya. Ikan! Ikan! Ikan segar, Bu! Hanya 20k tiga ekor. Silahkan lihat-lihat siapa tahu berminat! pekik Kelvin pada beberapa pengunjung yang berlalu-lalang di hadapnnya.

Beberapa pengunjung hanya melirik sekitar lalu melewatinya. Sesekali Kelvin mengusap keringatnya melalui handuk kecil yang ia bawa. Sudah dua jam ia menjual dan hingga saat ini hanya dua atau tiga orang yang bersedia membeli ikan-ikannya.

Kelvin menatap ke kiri dan ke kanan. Beberapa penjual ikan di sekitarnya lumayan banyak pembelik ketimbang dirinya. Ia tak tahu mengapa jualannya hari ini sangat sepi. Haus, ucap Fiona kecil.

Mendengar perkataan Fiona lelaki itu pun berbalik menatap wanita itu. Apa kau haus? tanyanya. Namun, Fiona tak menjawab ia masih saja diam seperti biasanya. Tapi, Kelvin tahu, Fiona pasti kehausan setelah beberapa jam berada di pasar menemaninya jualan.

Tunggu di sini, yah. Aku belikan air minum dulu, ucap lelaki itu pada Fiona. Setelah itu, Kelvin meninggalkan Fiona seorang diri di sana. Pasar saat ini sangat ramai pengunjung dan membuat Fiona mulai risih dengan keadaan sekitar yang terlalu bersik.

Dengan tatapan kosong wanita itu pun berdiri dan mulai melangkah bersama dengan pengunjung yang lain. Yak! Hati-hati kalau jalan! pekik salah satu pengunjung saat tak sengaja bertabarakan dengan Fiona.

Fiona tak peduli dan tetap melangkah dengan tatapan kosong. Hingga tiba di luar pasar lagi-lagi ia melihat tindak kekerasan di hadapannya. Ingatan menyakitkan kembali muncul dalam pikirannya. Ia mulai panik dan ketakutan. keringat dingin mulai membanjiri pelipis kepalanya. Bahkan detak jantungnya semakin berdebar kuat.

Seorang lelaki yang menyiksa seorang ibu-ibu di depan pasar mengingatkannya pada sosok Rian. Bahkan lelaki yang ia lihat saat ini malah terlihat seperti Rian. Tidak, aku harus lari, aku harus pergi, aku bersembunyi darinya, racau Fiona pada dirnya sendiri.

Wanita itu mundur secara perlahan hingga tak sadar ia tiba di pinggir jalan raya. Ada banyak kendaraan berlalu-lalang. Fiona saat ini panik dan ketakutan tidak memperhatikan jalan raya dan mulai melangkah begitu saja.

Yak! Kalau jalan lihat-lihat dong! pekik salah satu pemotor yang hampir menabrak wanita itu. Namun, saat Fiona kembali melangkah di sisi lain sebuah mobil melaju kencang ke arahnya tanpa ia sadari. Hingga akhirnya bunyi klakson memekakan telinga terdengar sangat nyaring dan di susul dengan suara keras tabrakan.

***

Terima kasih, Bu, ucap Kelvin pada penjual minuman setelah membayar air yang telah ia beli. Lelaki itu pun keluar dari toko minuman dan kembali ke tempat jualannya. Namun, saat di tengah jalan ia bertemu dengan Rena.

Rena? Apa yang kau lakukan di sini? tanya lelaki itu berbasah-basih. Ia menyesal telah menyinggung dan membuat sahabatnya kesal.

Bukannya menjawab, wanita itu malah mengabaikannya. Ia mendengus pelan sebelum memalingkan wajahnya dan melipat kedua tangannya ke depan. Aku tahu kau marah. Maaf karena tidak mengatakannya terlebih dahulu padamu. Tapi, aku benar-benar tak bisa membiarkannya sendiri. ia butuh seseorang untuk menjaganya, ucap Kelvin mulai membujuk sahabatnya agar tidak marah.

Rena masih terlihat marah dan mengacuhkan Kelvin. Berbagaimacam usaha Kelvin lalukan agar sahabatnya itu mau memaafkannya. Hingga akhrinya, setelah beberapa menit membujuk Rena pun mulai luluh dan kembali tersenyum.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 23, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Let Me GoWhere stories live. Discover now