"HYAK!"
"HYAK!"
"HYAK!"
"PUKULAN!"
"TOLAKKAN!"
Suara yang memecah sunyi sekolah itu terdengar dari arah lapangan. Terlihat sedang ada latihan ekstrakulikuler pencak silat. Mereka semuah rapi dengan pakaian hitam dan sabuk yang lekat untuk anak pencak silat.
"TENDANGAN!"
"HYAK!"
Aza menatap penuh kagum pada salah satu laki-laki diantaranya. Rayen Bagus Adiputra, ternyata laki-laki itu mengikuti ekstrakulikuler pencak silat.
Tatapan mereka saling bertemu pandang untuk yang berkali-kali. Jantung Aza rasanya kembali berdegup kencang, melihat Rayen dengan gagahnya. Namun...
"Hey," panggil seseorang yang mampu membuat Aza membalikkan pandangannya.
Alan, laki-laki yang tadi di perpustakaan berlari ke arahnya. "Ni buku yang tadi mau loe pinjam." Menyerahkan buku tadi.
"Eh, enggak perlu kok kak." Aza tersenyum kaku.
"Nggak masalah kok, nih ambil aja." Menarik lengan Aza dan ditaruhnya buku tadi.
Aza meringis. "Makasih kak."
"CAPER!"
Suara teriakan itu mampu mengejutkan Aza dan Alan. Suara itu berasal dari kumpulan anak pencak silat yang sedang berlatih.
"CAPEK-CAPEK PERUT LAPER!" Itu suara Rayen yang menggema sembari mengelus perutnya sendiri.
Nampak latihan mereka telah selasai, Rayen meraih tasnya, sejenak menatap Aza.
"Laper banget sih hari ini!" Rayen mendengus selagi ia meninggalkan lapangan.
"Keren banget CAPER, baru tahu gue kepanjangannya bisa gitu haha." Nampak Desta menghampiri.
Alan kembali menatap Aza. "Rusuh banget sih!"
Aza juga ikut kembali terarah pada Alan. "Yaudah kak makasih, saya duluan." Gadis itu berlari kecil meninggalkan Alan.
Aza berjalan tenang begitu saja melewati lorong sekolah namun tiba-tiba saja tangan mungilnya ditarik oleh seseorang.
"Eh."
Gadis itu terkejut dengan kehadiran Rayen secara tiba-tiba menggenggam tangannya, laki-laki itu membawa Aza menuju tempat motor milik laki-laki itu berada.
"Pulang bareng sama gue."
"Eh, enggak! Aza nggak mau."
"Harus mau."
"Enggak Ray!"
"Gue mau ngomongin tentang tugas Pkwu!" Rayen sedikit menaikkan suaranya.
"Ya-yaudah ."
Sepanjang perjalanan tak ada yang mereka bicara sama sekali bahkan Rayen hanya terdiam membisu sejak keluar dari gerbang sekolah. Motor yang mereka naiki melaju membelah kemacetan hingga tiba dirumah Aza.
"Video Pkwu yang kemarin kenapa? Kehapus? Eror atau gimana?" Aza mulai membuka suara setelah melepas helmnya.
Rayen menatap acuh Aza, lalu laki-laki itu segera melajukan motornya meninggalkan Aza yang masih mematung tanpa alasan.
"Kenapa sih! Nggak jelas! Katanya mau ngomongin Pkwu tapi kok malah langsung pulang nggak pamit. Emang ya tuh orang nggak jelas, tiba-tiba baik, tiba-tiba galak, tiba-tiba.. Aneh lah pokoknya ish!." Gadis itu berdecak kesal.
"Apa yang aneh?"
Seseorang datang dan menepuk pundak Aza perlahan, membuat gadis itu terlonjak kaget.
"Mama! Ngagetin!"
"Abisnya kamu sih, ngomel nggak jelas didepan pager lagi. Nggak malu apa kalau dilihat tetangga? Mama aja heran tadi ngeliat kamu dari dalam pagar." Mama Aza tertawa melihat anak gadisnya merajuk.
"Aza kesel doang."
Wanita paruh baya itu mengusap lembut rambut gadisnya. "Iya, maaf. Lain kali kalau mau ngomel jangan di depan pagar. Masuk dulu ke kamar biar nggak dilihatin orang."
Aza mengangguk samar.
"Memangnya apa sih yang aneh?" Lanjut wanita paruh baya itu bertanya.
Damn! Apa yang sekarang Aza harus katakan pada ibunya? Gadis itu belum siap jika ibunya harus tahu bahwa ia tadi diantar oleh teman laki-lakinya. Ia takut jika ibunya marah.
"Hello?" Melambaikan tangan pada Aza.
"Eh, enggak kok mah tadi ada, e, ada hah itu ada ikan terbang nafas pakai paru-paru. Nah itu iya hehe." Gadis itu menggaruk bagian belakang telinganya. "Udah lah mah, Aza mau masuk capek, dada." Aza berlari masuk kedalam rumah.
"Mana ada ikan terbang nafas pakai paru-paru? Pelajaran siapa itu? Apa jangan-jangan ada ilmuwan yang berhasil buat sains antara kawin silang ikan sama burung? Wah pengen lihat jadinya." Wanita paruh baya itu menyeringai mempercayai perkataan putrinya.
***
Rayen melempar tasnya ke sembarangan arah, laki-laki itu masuk kedalam kamar mandi dan mencuci wajahnya di wastafel. Laki-laki itu menatap dirinya sendiri dari bayangan kontras cermin yang ada.
"Loe kenapa Ray?" Monolog Laki-laki itu dimulai.
"Loe gila!" Mengusap wajahnya kasar.
"GUE TANYA SAMA LOE RAYEN BAGUS ADIPUTRA!"
Laki-laki itu masih bermonolog sendiri, memukul dinding yang ada meluapkan emosi yang ada. Entahlah tidak ada yang tahu apa penyebab laki-laki itu tiba-tiba seperti ini.
Rayen menarik rambutnya kasar. "Loe bukan Rayen yang gue kenal." Laki-laki itu meraba wajahnya, dadanya hingga sudut dimana letak organ hatinya berada.
"Apa yang loe lakuin?"
"Itu semua nggak ada dikamus loe!"
"Tapi a-apa semua ini? Apa?"
"Loe nggak boleh Ray, loe nggak boleh punya rasa ini!"
***
Aza merebahkan dirinya diatas kasur yang nyaman menatap langit-langit kamar. Terbayang tentang hal yang sama seperti akhir-akhir ini, wajah Rayen. Ia terbayang semua perlakuan kecil Rayen. Apakah bisa dibilang Aza suka? Tapi tidak mungkin!
"Apaan sih nih otak. Rumit banget buat kesimpulan semuanya! Lebih rumit dari pada sistem periodik unsur!"
Gadis itu menutup wajahnya dengan bantal yang berada di atas kasur. Tapi itu tak berlangsung lama. Gadis itu dengan segera meraih laptop miliknya, mencari-cari tentang gejala yang ia rasakan.
"Ish enggak lah mana mungkin!"
Aza membantah kalimat pada layar laptopnya. Gadis itu segera keluar dari laman Internet, beralih menuju Instagram. Oh ayolah, tanpa ada angin ribut gadis itu dengan penasaran mencari username Rayen.
"Kok jadi kepo gini sih!"
"Tapi kalau nggak, mana bisa tenang hidup kuu."
Ia menemukan akun milik Rayen, akun laki-laki itu hanya tersimpan beberapa foto sederhana, profilnya bahkan hanya foto laki-laki itu yang hitam putih. Postingannya pun hanya sekedar foto dari bagian belakang. Aza saat ini bisa dibilang stalking.
"Kok gemes?"
"EH! ASTAGFIRULLAH!"
Aza memukul bibirnya sangat keras, menyesali perkataannya barusan.
"Kayaknya makin hari makin aneh otak aku." Merebahkan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Milik 'Ku [On Going]
Teen FictionKita dibuat untuk menjalani takdir dan mencintai takdir. Terutama menghargai setiap momen dalam perjalanan hidup. Banyak typo! WARNING ⚠️ ▪️CERITA INI TIDAK DI TULIS ATAU BERADA PADA APLIKASI NOVEL ATAU BACAAN LAIN. INGAT! ▪️CERITA INI HANYA DI...