Eps 14

7.7K 634 91
                                    

Bertemankan desiran udara dingin menusuk kulit, bersama dengan langit malam gelap menyelimuti angkasa. Tiada begitu banyak bintang untuk malam ini, hanya sebuah bulan sabit bertengger seorang diri di atas sana. Sepi ... perasaan yang sama seperti lelaki yang sedang berdiri sendirian di balkon kamarnya.

Hanya bermodalkan kaos putih polos lengan pendek, dengan celana hitam sampai lutut. Manik matanya terlihat sayu, menengadah ke langit. Sesekali ia memejamkan matanya, merasakan sapuan angin lembut membelai wajahnya.

Akhir-akhir ini Antarez sering bangun malam, ia merasa kalau kesunyian di malam hari lebih menenangkan daripada keramaian waktu pagi.

"Bunda," Panggil Antarez memanggil nama ibunda, menatap nanar bulan sabit di atas sana. Hati Antarez terasa begitu berat dan juga sesak, ia sangat merindukan belaian seorang ibu sekarang.

"Antarez rindu bunda," Ungkapnya memuntapkan semua isi hati, ingin sekali Antarez jatuh di dalam pelukan nona Kasela, sambil menceritakan seluruh kisah hidupnya kepada beliau. Tapi apa daya, apa yang bisa anak itu lakukan? tubuh siapa yang bisa ia peluk? selain angin tak berwujud dihadapannya. Seraya membayangkan, kalau itu adalah orang yang sedang dia butuhkan.

"Bunda, apa kau tidak rindu kepada anak pertama mu ini?" Ujar Antarez berucap sendiri.

"Dulu bunda pernah bilang, kalau bunda lebih menyayangi Antarez daripada Antariksa. Tapi kenapa, malah dia yang bunda bawa pergi waktu itu? kenapa malah Antarez yang ditinggal sendirian disini?" Pungkas Antarez teringat kembali kenangan masa kecilnya itu, sebuah kenangan ... kenangan yang sangat-sangat lah pahit.

°•••Flash back•••°

Delapan tahun yang lalu, tepatnya di kediaman keluarga Kasela terdengar suara kegaduhan berasal dari dalam kamar, ternyata suara itu disebabkan oleh pertengkaran antara nona Kasela dengan tuan Kasela.

"Katakan kepada saya Mawar! siapa lelaki yang bersama kamu kemarin malam!" Bentak tuan Kasela kepada nona Kasela.

Nona Kasela menautkan kedua alisnya merasa tak percaya, kepada sifat pencemburu pada diri suaminya. "Bukankah sudah saya katakan Agral, dia cuman teman kantor aku gak lebih," Balas nona Kasela berusaha membela diri.

"Benarkah? sepulang dari cafe apa yang kalian berdua lakukan semalam, yakin cuman urusan bisnis?"

"Kamu tuduh aku selingkuh mas?" Kekesalan nona Kasela semakin memuncak, "Kamu lebih percaya sama temen kamu itu daripada aku istri kamu?"

"Kemarin malam aku sampai bela-belain lembur demi perusahaan keluarga Kasela sukses, tapi kamu malah tuduh aku selingkuh?"

"Aku gak nyangka sama kamu mas," Heran nona Kasela memutar bola matanya, ia sungguh malas untuk menatap wajah suaminya itu.

"Saya mengatakan seperti ini karena saya itu sayang sama kamu Mawar," Ucap tuan Kasela meraih lengan nona Kasela, tapi seketika ditepis olehnya.

"Sayang? kamu bilang sayang?"

"Aku baru sekali keluar bersama lelaki lain itupun karena urusan bisnis, dan sifat kamu langsung berubah menjadi kasar seperti ini."

"Sedangkan kamu ...," Jeda nona Kasela merasakan sebutir air mata keluar dari dalam pelupuk matanya.

"Kamu selalu keluar bersama wanita itu! dokter pribadi anak kita Antariksa, kamu selalu bilang ini semua kamu lakukan demi kebaikan Antariksa dan keluarga kita."

"Tapi nyatanya kamu punya hubungan spesial dengan dia!" Puncak nona Kasela, membuat tuan Kasela marah hingga melayangkan sebuah tamparan keras di pipi kanannya.

BROTHER KONFLIK [S1&S2] segera terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang