Pagi hari di kediaman keluarga Suratama cukup senggang, saat ini mereka tengah menikmati sarapan dengan tenang, Johannes terlihat menikmati kopi paginya, hanya ada suara Nichalle terdengar sedang membicarakan pesta bantal yang beberapa hari lalu dilakukan disalah satu rumah sahabatnya untuk pertama kali.
"Masa ya Pa, pas tidur si Risha ngoroknya keras banget". Ujar Nichalle dengan kekehan diakhir kalimatnya.
"Oh ya?". Tanya Jo merespon dengan antusias atas cerita putrinya pagi ini.
"Iyaaa, gak nyangka aja gitu cantik-cantik ngoroknya kayak sapi hahaha...".
"Kek lo gak ngorok aja Ni". Kata Jayden yang ternyata diam-diam juga mendengar percakapan Papa dan saudara kembarnya itu.
"Lah emang gue gak ngorok kalo tidur, sorry aja yaaa!!".
"Kan lo lagi tidur, jadi mana sadar kalo ngorok".
"Mana ada!! Tanya aja ke Papa, Papa sering tuh tidur sama aku dan gak pernah keganggu tuh, yakan Pa??".
Dan percekcokan itupun berlangsung sampai mbak Rani (asisten rumah tangga sekaligus orang yang merawat Jayden dan Nichalle sejak bayi) menyajikan hidangan sarapan berupa sop buntut ditemani dengan bakwan udang,tempe dan telur dadar, tak lupa dua gelas susu untuk si kembar bersaudara itu. Setelah selesai makan mereka bergegas ke teras depan, sebuah mobil Rubicon silver terlihat sedang dipanasi oleh pak Sutrisno atau sering dipanggil pak Tri, satpam rumah mereka sekaligus merangkap jadi supir dadakan dalam keadaan mepet. Mbak Rani mengikuti tuan-tuannya sampai depan sambil menenteng dua tas bekal untuk Jo dan Nichalle, hanya dua karena Jayden sudah sejak sekolah menengah pertama gak pernah mau lagi membawa bekal makanan.
Sesampainya didepan sekolah mereka, Jayden yang duduk di bangku belakang langsung membuka pintu mobil dan keluar dari dalam mobil tanpa sepatah kata. Sedangkan Nichalle yang duduk disamping Papanya menyempatkan diri untuk mencium kedua pipi Jo dan dibalas dengan ciuman di kening Nichalle, setelahnya Nichalle keluar dari mobil dan berjalan masuk ke pelataran sekolah, sesekali ia akan berbalik dan melambaikan tangannya kepada Jo sambil tersenyum cerah sampai akhirnya dia benar-benar masuk kedalam sekolah, dan Johannes pun pergi meninggalkan area sekolah menuju ke kantornya.
🦋🦋🦋🦋
Nichalle berjalan sambil bersenandung disepanjang koridor sekolah, sesekali menyapa beberapa murid yang dia kenali dan juga beberapa guru yang dia temui. SMA Mandalasea–tempat Jayden dan Nichalle mengenyam pendidikan saat ini termasuk salah satu jajaran sekolah swasta elit di kota Malang. Hanya siswa dengan tingkat ekonomi menengah atas yang dapat masuk ke sekolah ini, tidak ada murid yang pulang pergi menggunakan sepeda motor, semua pasti akan diantar sebuah mobil oleh orang tua masing-masing atau pun oleh supir pribadi. Tak heran terdapat banyak sekali anak-anak orang kaya sombong disini, tentunya Nichalle tidak termasuk didalamnya, walaupun ia anak dari keluarga Suratama yang sudah mewarisi kekayaan dari leluhur terdahulunya, akan tetapi Nichalle selalu berusaha tetap rendah hati karena ia tahu semua harta dan kemewahan yang sedang ia nikmati saat ini bukan miliknya pribadi melainkan milik keluarganya, jadi Nichalle rasa tidak ada gunanya menyombongkannya.
Sebelum bell istirahat berbunyi, kelas Nichalle terlebih dahulu diisi oleh pelajaran biologi dan matematika, dan saat ini ia tengah menikmati jajanan ringan yang tadi ia beli di kantin sekolah bersama Risha dan Moudy, kedua sahabatnya. Ketiganya sedang asik berbincang di dalam kelas tentang pesta bantal tempo hari.
"Sumpah sih seru banget,lain kali kita harus ngadain lagi". Ujar Moudy sambil meminum milk tea bobanya.
"Yaa tapi ganti tempat biar gak bosen, rumah Nichalle tuh selanjutnya". Risha yang menjadi tuan rumah pertama pesta bantal mereka memberi masukan, karena dia memang gak pernah menginap di rumah teman temannya, jadi sesekali boleh lah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN
Romantik"Mama mungkin bisa ngambil Jayden dari kami, tapi Mama gak akan pernah bisa ngambil aku dari Papa!!!". Ucap Nichalle kepada wanita yang telah meninggalkannya tepat di hari kelahirannya itu. Sedangkan Jennie hanya bisa memandang putrinya dalam diam t...