Ichi

1.8K 180 38
                                    

"Buset, lo ke kampus bawa anak pak?"

"Diem lo."

El tertawa dan ikut duduk di seberang Jinan.

"Makan sendiri ya?"

Anak kecil yang ada di samping Jinan menggeleng kuat. "Suapin Ji!"

"Ja Ji Ja Ji! Gue pites juga lo!"

Jinan menghela nafas lelah, kembali menyuapi bocah di samping nya dengan telaten.

"Mak bapak nya kemana dah?" tanya El seraya menyedot es nya.

"Ke London. Ngurus kerjaan."

"Emang gak ada orang lain apa selain lo?"

Jinan mengedikkan bahunya. Tiga bulan ke depan seperti nya akan menjadi hari-hari paling melelahkan bagi Jinan. Karena lelaki itu harus mengurus bocah tengil di sampingnya.

"Ji, mau es."

"Sekali lagi panggil gue Ji, gue buang lo!" ancam Jinan.

Bocah tersebut memeletkan lidahnya, mengejek Jinan. "Ji jelek."

"Sabar Ji sabar." Jinan mengusap dada nya. Berusaha mengontrol emosinya.

Notifikasi di ponsel Jinan berbunyi pertanda pesan masuk. Setelah melihat isi pesannya, Jinan baru ingat dia masih ada kelas.

"El, lo ada kelas jam berapa?"

"Siang kok gue."

"Kalo gitu gue titip Eve ya?"

"Eve kamu sama bang El dulu ya? Abang mau ada kelas. Gak papa kan?"

"Tapi kalo bang El galakin aku gimana?"

"Dih?" desis El.

"Bang El baik kok." Jinan mengusap kepala Eve.

"El ini tas Eve, isinya barang-barang Eve. Ada cemilan Eve juga. Kalo rewel lo kasih aja cemilan itu." Jinan memberikan ransel mini kepada El.

"Eve jangan nakal ya?" Sebelum pergi, Jinan mengusap puncak kepala Eve. Setelah itu dia berlari menuju kelas nya, waktunya sudah sangat mepet.

Di pertengahan jalan Jinan harus di buat kesal karena ulah seorang gadis yang ceroboh. Gadis tersebut yang menabrak bahu nya, tapi gadis itu juga yang marah-marah.

"Orang lo yang nabrak gue!" Jinan masih tak mau kalah.

"Gak mau tau pokoknya lo harus minta maaf sama gue. Gara-gara lo waktu berharga gue terbuang sia-sia!"

"Lo pikir waktu berharga gue gak terbuang gara-gara lo?"

Gadis tersebut menatap Jinan tajam seraya mengambil buku-buku nya yang jatuh berserakan. Jinan hanya mengamati seraya bersedekap dada, membuat gadis tersebut semakin kesal.

"Urusan kita belum selesai!" pungkas gadis tersebut sebelum pergi meninggalkan Jinan dengan langkah yang ia hentak-hentakkan ke lantai.

Jinan memandang kepergian gadis tersebut. "Cewek gajelas."

"Bang El, aku bosen deh. Ajak aku jalan-jalan dong." ucap Eve sambil menopang dagunya dengan kedua tangan.

"Udah disini aja. Nanti abang lo nyariin."

"Ya kabarin lah! Bang El kan punya HP bukan? Sms bang Ji. Bilangin, aku mau jalan-jalan."

Eligio menghela nafas pasrah. "Yaudah ayo deh."

"Tapi gendong." Eve merentangkan kedua tangannya, meminta El untuk menggendong tubuh mungilnya.

"Tapi pake dulu tas nya." El dengan sabar memakaikan tas berbentuk penguin pada punggung Eve, kemudian membawa Eve ke dalam gendongannya, dan mulai melangkah mengelilingi kampus.

Waktu; Cinan (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang