19. Manusia Serigala, Rahasia, Terungkap

55 7 11
                                    

Warning : ada adegan yang mungkin akan membuat sejumlah pembaca tidak nyaman. Sejenis gore, tapi hanya sedikit sekali.

---

Jocelyn tanpa sadar menjatuhkan keranjang yang dia bawa, terkejut menatap sahabatnya yang sudah berhari-hari tidak terlihat. Tatapan gadis itu jatuh kepada sosok yang dibawa Seamus dan sebelum Jocelyn sempat berkata apa pun, Tucker sudah lebih dulu berteriak, “Apa yang kau lakukan padanya?”

Seamus menjatuhkan tubuh Jaydon perlahan ke tanah, dia berlutut dengan satu kaki dan lekat memandang Jocelyn. “Jeje, dengar. Ada hal yang mau kusampaikan," ucapnya lembut.

“Diam kau!” Tucker berseru, tetap menyembunyikan tubuh Jocelyn di belakangnya. “Apa yang kau lakukan apa Jaydon?!”

“Aku menyelamatkannya!” Seamus balas berteriak. “Aku menyelamatkannya! Jeje, percayalah padaku! Kau jangan pergi ke tempat Micha sekarang. Pergilah bersama Tucker dan Jaydon, ajak Jeremiah juga. Jangan kembali lagi!”

“Bicara apa kau, Sialan!” Tucker hilang kesabaran dan meninju wajah Seamus. Pemburu itu terguling di tanah, tetapi dengan cepat sudah berhasil mendapatkan keseimbangannya lagi. “Kau menghilang selama berhari-hari! Apa kau manusia serigala itu?” Tinju Tucker ditahan tangan Seamus.

Laki-laki itu tidak lantas menjawab, dia menatap Jocelyn yang masih bergeming. Rumah Micha berada tidak jauh lagi, lari sebentar saja maka gadis itu sudah akan sampai dan mengetahui kebenarannya.

“Aku berusaha menangkap serigala itu, Jeje. Percayalah padaku ... kau membuatnya terluka, jadi kupikir akan bisa menghabisinya. Jadi aku berusaha memburunya seorang diri.”

Jocelyn menggeleng. Dia tidak tahu, apakah bisa mempercayai nada dan mimik memelas sahabat kecilnya itu atau tidak. Bahu Seamus merosot begitu melihat gestur sahabatnya. Satu tonjokan kembali bersarang ke wajah Seamus.

“Jocelyn! Periksa apakah Micha baik-baik saja!”

Perintah Tucker seolah menampar Jocelyn, membuatnya teringat hal penting apa yang harus dicek sekarang. Gadis itu mengangguk-angguk dan berbalik sambil berlari meninggalkan dua pria yang saling bergelut.

“TIDAK! JEJE JANGAN KE SANA!”

Peringatan Seamus teredam oleh jarak yang membentang di antara mereka. Benturan-benturan pukula yang menghantam rahang, pipi, pelipis, dan badan pria itu membuatnya kian bungkam dan kini balas menyerang Tucker.

Jocelyn menaiki tangga rumah Micha cepat-cepat. Nyaris terpeleset akibat sisa salju yang meleleh. “NENEK! NENEK!” Gadis bertudung merah mendobrak pintu depan, nyaris terjatuh karena ternyata pintu tersebut tidak terkunci.

Dia berhenti berlari, menatap sosok yang tengah duduk di sofa depan perapian sambil memangku sesuatu. Tirai-tirai rumah Micha tertutup rapat, nyaris Jocelyn tidak bisa melihat apa pun selain siluet bertubuh tinggi yang tampak familier di matanya. Begitu orang itu berdiri dan berbalik, Jocelyn merasa dia akan pingsan.

“Ayah ....”

Adam tersenyum. Ada bekas darah yang mengotori wajahnya. Tanpa diberitahu, Jocelyn yakin kalau itu bukanlah darah pria tersebut. “Halo, Jo. Sayangku ... apa kau datang ke sini untuk melihat Nenekmu?” Tangan kanan Adam terangkat. Dari cahaya api perapian, terlihatlah kepala Micha yang sudah terpisah dari tubuhnya. Adam melempar potongan kepala tersebut ke dalam api. Rambut kelabu Micha terbakar, kulitnya pun meleleh tak lama setelah dilahap api.

Jocelyn terjatuh, kedua tungkai gemetar dan terasa lemas. Adam berjalan mendekat, tiap langkahnya membuat Jocelyn makin gemetaran dan berjalan mundur menggunakan kedua tangan sebagai penopang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Into the Red WoodsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang