54.Most Wanted Girl

38 18 4
                                    

Happy Reading
🌱🌱🌱

Ika memarkirkan biri dibawah pohon mangga yang daunnya mulai berjatuhan, sangat beruntung karena tempat parkir disana masih luas. Biri yang telah dicuci bersih terlihat mengkilap saat tersinari matahari.

Ika tidak ingin pamer loh, dia hanya ingin jujur mengenai keadaan motornya.

Kebanyakan Murid lebih memilih memarkirkan kendaraan dekat dengan gerbang, tapi menurut Ika justru ini tempat terbaik.

Meski memang saat pulang nanti, Ika harus merapihkan motornya dari dedaunan yang jatuh. Masih syukur tidak ada ulat yang ikut berjatuhan.

Dan satu alasan yang paling penting bagi Ika, adalah agar bokongnya tidak panas saat menduduki jok.

Ika yang telah menyimpan helm kesayangannya segera memakai masker.

"Tuh kan gegara Dina." Guman Ika pelan.

Koridor mulai ramai dialu-lalang Murid yang bisa Ika tebak adalah mereka yang baru menyelesaikan MOS kemarin lusa.

Ika menganggukan kepalanya dan melambaikan tangan saat beberapa dari mereka menyapa dirinya.

"Hallo Ka Ika."

"Hai Kaka Ika."

"Hallo Ka."

"Selamat pagi Ka."

"Pagi Ka Ika."

Ika menurunkan maskernya, merasa tidak sopan saat dia tidak tersenyum kepada mereka. "Hallo semuanya, selamat pagi juga ya. have a good day."

"Kaka Ika!"

"Iya Ana? Kenapa teriak-teriak?" Tanya Ika menatap Rosiana yang kini menjabat sebagai Ketua PMR.

"Ada berita hot Ka, pokoknya Ka Ika ikut aku sekarang." Ujar Rosiana dengan menarik tangan Ika agar mengikutinya, dan sampailah mereka dikerumunan orang-orang yang berkumpul didepan mading informasi.

"Pembagian sembako kah?" Tanya Ika pelan.

Rosiana yang mendengarnya mendelik, apa engga ada alasan yang lebih masuk akal lagi gitu? Pikirnya.

"Ya bukan dong Ka Ika. PERMISI AER PANAS AER PANAS."

Ika menoleh kesamping dengan raut wajah terkejut, tidak menyangka jika Ana akan berteriak.

"Wah Ka Ika guys."

"Minggir-minggir biarin ketos liat."

"Aelah lo, jangan cari kesempatan napa."

"Dih gue ga doyan sesama ya."

"Dih ngeres, maksud gue lo liat chatan gue sama calon ayang kan! Ngaku?!"

"Calon ayangnya nanti aja, diem Ka Ika mau lihat info dengan jelas."

"Tau nih, calon ayang calon ayang. Dia tau lo napas aja kaga."

"Dih embaknya curhat."

Ika menggaruk tengkuknya pelan, merasa tidak nyaman dengan apa-apa yang harus dikaitkan dengan embel-embel ketua OSIS.

"Ga apa ko, santai aja."

"Nah Kaka Ika liat sini."

Ika mendekat kearah Rosiana yang menunjuk sebuah foto dirinya yang memangku gitar.

KETUA OSIS MERANGKAP SEBAGAI MOST WANTED GIRL.

Kalangan Murid yang mengikuti kegiatan MOS terakhir, terbius oleh kepesonaan dari seorang Ketua OSIS 200 Wijaya. Dengan kepiawannya bermain gitar menciptakan nada yang mengiri suaranya yang lembut nan menenangkan.

JESIKA [END][COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang